Semua Bab Penyesalanku: Bab 21 - Bab 30
46 Bab
Alfa Kemana?
Pov UmaSudah Jam dua lebih, tapi Alfa belum juga datang. Di WA grup kelas hari ini, guru sudah menyampaikan anak-anak dipulangkan sejak jam dua belas tadi, karena dewan guru ada rapat.Jarak antara sekolah dan rumah sakit ini, kurang dari satu kilo meter. Harusnya Alfa sudah ada di depanku dari tadi, ini sudah dua jam lebih tidak nongol juga, kemana anak itu? Bikin aku bingung memikirkannya.Bolak balik kutelfon orang tua teman-teman Alfa, mungkin mereka ada melihat Alfa, atau malah Alfa sedang berada di rumah mereka. Nihil Alfa tidak ada di rumah siapapun. "Semua anak sudah pulang dari tadi, Bu," jawab wali kelas Alfa."Tapi Alfa belum pulang sampai sekarang, saya sudah menelfon semua wali murid, tapi nggak ada yang tahu di mana Alfa. Saya takutnya Alfa jadi korban---" ucapku menggantung."Ibu jangan negativ thingking dulu, nggak mungkin Alfa diculik. Satpam tidak akan membiarkan anak-anak dijemput orang tidak dikenal. Mungkin dia main di rumah teman lain atau saudaranya mungkin?"
Baca selengkapnya
Album Kenangan
Alfa lahap menikmati es krim yang kubelikan, sambil terus berceloteh tentang kegiatannya seharian ini. Aku tersenyum sendiri melihat tingkahnya, tidak hanya wajah, tapi sifat dan watak Alfa, Uma banget. Ramah, cerdas, dan baik hati, sayang kami terpisah lebih dari lima tahun. Semua karena keegoisanku sendiri, andai waktu bisa diulang kembali, aku akan menjemput Uma di rumah orang tuanya waktu itu. Semua memang sudah terlanjur terjadi, tapi masih bisa diperbaiki kan? Aku tahu, Uma sudah berubah, dia bukan lagi istriku yang penurut, tapi wanita yang mandiri, dengan karir yang cemerlang. Jujur aku merasa minder berhadapan dengan Uma yang sekarang, dia terlalu sempurna. Cantik dan punya segalanya. Apalah dibanding aku yang hanya seorang manajer di dealer mobil milik saudaraku. Tapi ada satu hal yang membuatku terus maju, Alfa dan Via, mereka darah dagingku. Mereka berhak untuk hidup bahagia, punya keluarga utuh. Dengan bersatunya kembali aku dengan Uma, bisa mewujudkan semua itu. Dan
Baca selengkapnya
Semesta Mendukung
Hatiku terasa lega, setelah memberi tahu Alfa siapa diri ini sebenarnya. Aku tahu dia masih kaget dan syok, saat tahu Ayah yang dikiranya sudah meninggal, ternyata masih hidup, dan sekarang berada di depan nya Mungkin sebagian orang menilai aku jahat dan culas, tapi Alfa punya hak untuk tahu kebenarannya, dan aku juga punya hak untuk diakui sebagai Ayah. Bukankah memisahkan Ayah dan anak adalah perbuatan dosa?. "Kita sudah sampai, sekarang kamu temui Bunda. Ingat! Jangan marah sama Bunda, Oke?" ucapku sambil mengacak rambut Alfa. Sesaat setelah kami sampai depan rumah sakit. "Iya, Yah," jawab Alfa singkat, kemudian dia mencium takzim tanganku. Bocah lelaki itu turun, dengan langkah gontai, seperti tidak punya semangat. Semoga dia baik-baik saja, doaku dalam hati. Baru mendapatkan perlakuan seperti ini dari Alfa saja, hatiku sudah gembira. Bagaimana bahagianya aku, kalau setiap hari, kedua anakku, Uma juga, selalu mencium tanganku sebelum pergi? Ah, aku tidak bisa membayangkannya.
Baca selengkapnya
Membuka Luka Lama
Pov Uma"Bunda, kenapa kita nggak tinggal aja di rumah, Ayah?" tanya Alfa, saat aku menemaninya belajar. Jadi Mas Afnan sudah cerita, kalau dia adalah Ayah kandung, Alfa? Seharian ini Alfa hanya diam, ditanya pun tak menyahut, kini tiba-tiba dia bicara seperti ini. "Tinggal sama Ayah?" Aku membeo ucapan Alfa. "Iya, kasihan Ayah, Bund. Di rumah Ayah tinggal sendirian, nggak ada temannya. Kita pindah sana aja, yuk? Biar Alfa bisa main bola sama, Ayah. Main lari-larian, kan seru Bund. Kayak si Dani itu, sering pergi mancing sama ayahnya," ucap Alfa polos. Bener-bener kurang ajar Mas Afnan, sudah berani memberi tahu Alfa, tentang jati dirinya, kini meracuni fikiran Alfa, agar mau tinggal bersamanya, maksudnya apa coba?Lagi pula dia sudah punya istri, untuk apa mengajak Alfa tinggal bersamanya? Jangan-jangan dia mau merebut hak asuh Alfa, ini tidak bisa dibiarkan! Laki-laki tak tahu diri itu harus diberi pelajaran. Aku diam sejenak, berfikir mencari
Baca selengkapnya
Melabrak
Pov UmaGedung yang terdiri dari dua lantai ini nampak gagah berdiri di hadapanku, dulu aku sering ke sini, mengantar makan siang atau menunggu Mas Afnan kerja, karena kami ada janji kencan. Ya, aku berada di parkiran dealer mobil, di mana Mas Afnan bekerja. Aku nekat datang ke sini, untuk menyelesaikan urusanku dengan mantan suamiku itu. Sebenarnya Mas Prabu menawarkan diri untuk menemaniku, tapi ku tolak. Bukan apa-apa, aku hanya merasa nggak enak kalau nanti, dia melihatku marah-marah. Bisa ill feel dia. "Mau aku temenin?" tawar Mas Prabu. "Nggak usah, aku berani sendiri kok, Mas. Nggak usah khawatir, deh. Dia nggak bakal berani macem-macem," sanggahku. "Bukan apa-apa, aku hanya nggak mau kamu CLBK sama, dia.""Apaan sih? Lebay!""Aku cemburu, Buuu." Sehangat itu hubunganku dengan Mas Prabu, pria itu paling bisa, membuat hatiku berbunga-bunga. Beda jauh dengan Mas Afnan, yang kaku. Dan kini saatnya aku melabrak Mas Afnan, aksinya sudah sangat meresahkan, menghasut orang-ora
Baca selengkapnya
Lamaran Diterima
Pov Uma"Aku tidak akan berhenti mengejarmu!" seru Mas Afnan, tapi tidak ku perdulikan. Kutinggalkan ruang kerja Mas Afnan, dengan terburu-buru, kupikir dia akan minta maaf, karena telah membawa Alfa tanpa ijinku, tapi malah merayuku dengan rayuan gombal murahan. Dia bilang mencintaiku? Halo... Lima tahun terakhir kemana, Paaak? Dia ingin rujuk denganku? Itu karena pernikahan kedua dan ketiganya gagal. Coba kalau rumah tangganya baik-baik saja? Apa masih ingat aku, dia?Dasar songong! Memangnya dia pikir aku gadis bau kencur, yang bisa dibodohi? Sebagai lelaki dengan ego tinggi, Mas Afnan butuh wanita yang manut, nurut, dan tak banyak menuntut, dan itu dia dapat dari aku, ketika masih menjadi istrinya, dulu. Apa dia lupa? Aku ditempa oleh luka yang dia ciptakan, untuk menjadi sosok petarung yang tangguh dan pantang menyerah, tidak hanya bisa bersembunyi dibalik ketek laki-laki. Aku bukan lagi Uma, yang akan rela mengorbankan segalanya, meski berakhir sia-sia. Kalau aku rujuk kemba
Baca selengkapnya
Rencana Busuk
Sudah berhari-hari, sejak Uma datang melabrak ke kantorku, tapi kulihat belum ada perubahan yang berarti, harusnya Prabu menjauhi Uma, tapi justru mereka terlihat semakin dekat. Hampir setiap hari, Prabu mengantar jemput Uma dan anak-anak, membuatku makin cemburu saja. Mereka sudah seperti keluarga sungguhan. Apa Prabu tidak kecewa, dengan sikap Uma yang memisahkan aku dengan anak-anak kami? Padahal dalam ceritaku, seolah aku lah korban. Oke, kalau menghasut Prabu tidak berhasil, aku harus berhasil membuat Alfa membenci calon ayah sambungnya itu. Ya, Alfa adalah jalan satu-satunya untuk menghalangi pernikahan, Uma. Karena Via, susah didekati, dia terlalu pendiam. "Selamat pagi jagoan," sapaku pada putra sulung ku itu. "Pagi, Yah. Assalamu'alaikum," balas Alfa seraya meraih tanganku dan menciumnya. "Ayah punya hadiah buat kamu, nih," ucapku seraya menunjukkan paper bag pada Alfa. "Hadiah, buat Alfa?" Mata Alfa berbinar melihat ke arah tanganku yang memegang tas.
Baca selengkapnya
Huru Hara Di Hari Bahagia
"Selamat menempuh hidup baru.""Semoga berbahagia, sampai kakek nenek.""Semoga cepat dapat momongan."Begitulah untaian doa yang mengalun dari bibir para tetamu. Ada juga ucapan berupa candaan. "Cie ... cie ... akhirnya laku juga.""Wuih, yang bakal belah duren, mukanya cerah banget.""Semoga belum karatan, Bro."Kalimat-kalimat nyleneh itu, terlontar dari mulut usil teman-teman Mas Prabu, mereka sama gesreknya dengan suamiku.Tak pernah kubayangkan sebelumnya, aku bersanding dengan dr. Prabu Wijaya Spa. Di pelaminan, lelaki tampan yang menjadi pujaan para perawat dan dokter wanita itu, akhirnya menikahi ku. Sebenarnya aku merasa minder, Mas Prabu terlalu sempurna untukku, dia tampan dan mapan tetapi kenapa dia justru memilihku, seorang janda beranak dua. "Mas, kenapa memilih aku. Di luar sana banyak gadis cantik yang rela ngantri jadi istrimu, kamu tinggal tunjuk, pasti banyak yang mau. Aku janda lho, sudah punya anak dua. Aku takutnya kamu kecewa," tolakku kala Mas Prabu terus m
Baca selengkapnya
Huru-Hara Dihari Bahagia
Pov dr. PrabuKulirik sekilas wajah pengantin wanitaku, nampak mendung sedang bergelayut. Rasanya ingin kuhabisi orang yang sudah membuat, wanita terkasihku ini bermuram durja.Aku tak tega melihat wajah cemas berbalut sedih itu, padahal seharusnya ini menjadi malam pertamaku, hal yang sudah lama aku nanti-nantikan, memiliki Uma sepenuhnya. Padahal sejak ijab kabul terucap dan saksi berkata sah, aku sudah membayangkan malam pertama yang syahdu. Ini gara-gara Bulguso Afnan, membawa kabur anak-anak, malam pertamaku jadi gagal. Apa sih maunya si Afnan itu? Dia dan Uma kan sudah lama cerai, kenapa tiba-tiba bikin huru hara dihari bahagia kami?. Dia masih mencintai Uma? Gak terima Uma menikah dengan laki-laki lain? Kenapa gak ngomong langsung aja sama aku, mau ngajak duel juga aku layani, lelaki kok pengecut banget. "Pagarnya terkunci dari luar, Mas. Mana gelap lagi, itu berarti Mas Afnan tidak berada di rumah, lalu kemana dia membawa anak-anak?" ucap Uma kalut."Iya ya, mana ini sudah
Baca selengkapnya
Gagal Malam Pertama
Pov dr. PrabuKulirik sekilas wajah pengantin wanitaku, nampak mendung sedang bergelayut. Rasanya ingin kuhabisi orang yang sudah membuat wanita terkasihku ini bermuram durja.Aku tak tega melihat wajah cemas berbalut sedih itu, padahal seharusnya ini menjadi malam pertamaku, hal yang sudah lama aku nanti-nantikan, memiliki Uma sepenuhnya. Padahal sejak ijab kabul terucap dan saksi berkata sah, aku sudah membayangkan malam pertama yang syahdu. Ini gara-gara Bulguso Afnan membawa kabur anak-anak, malam pertamaku jadi gagal. Apa sih maunya si Afnan itu? Dia dan Uma kan sudah lama cerai, kenapa tiba-tiba bikin huru hara dihari bahagia kami?Dia masih mencintai Uma? Gak terima Uma menikah dengan laki-laki lain? Kenapa gak ngomong langsung aja sama aku, mau ngajak duel juga aku layani, lelaki kok pengecut banget. "Pagarnya terkunci dari luar, Mas. Mana gelap lagi, itu berarti Mas Afnan tidak berada di rumah, lalu kemana dia membawa anak-anak?" ucap Uma kalut."Iya ya, mana ini sudah mal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status