All Chapters of Karena Bau Terasi : Chapter 11 - Chapter 20
81 Chapters
Terlalu
"Dan, nanti ke club nggak?" Zaskia mengirim pesan pada Zidan yang hari ini hendak meeting di luar kantor. "Akan aku usahakan," balas Zidan."Oke. Apa mau booking kamar? Nanti aku siapkan yang spesial.""Terserah kamu saja. Pagi ini aku sibuk, nanti aku hubungi kamu kalau sudah selesai meeting.""Oke."Zidan tersenyum membaca pesan Zaskia. Dari kebanyakan wanita yang sudah ia coba, Zaskia terasa berbeda. Di samping dia adalah mantannya, Zidan juga merasa Zaskia pandai membuatnya bahagia. Termasuk nafkah batin yang selama ini Almira tak bisa berikan.Zidan bekerja dengan penuh semangat. Sudah tiga hari ini ia terbebas dari panggilan Almira karena sengaja ia mengganti nomornya yang baru. Zidan tak ingin mengambil resiko, meski bisa saja sewaktu-waktu Almira datang dan menanyakannya. Namun, sampai saat ini Zidan bahkan seperti menjadi bujang kembali setelah 7 tahun menikah dengan Almira."Tumben wanita sampah itu tak datang? Apakah dia pasrah aku ceraikan?" batin Zidan memikirkan Almi
Read more
bantuan
"A'. Sibuk nggak?" Meysila terpaksa menelpon kekasihnya demi bisa membantu Almira. "Lumayan. Hari ini aku ada take di Bali. Kemungkinan pulang lusa," ucap Raffi."Kok tumben cepet?""Iya. Hanya take buat iklan saja. Kenapa? Kamu mau ikut?""Mau, sih. Tapi aku juga ada pemotretan hari ini. Hm, aku mau tanya sesuatu, boleh?""Tentu. Tanya saja, ada apa? Apakah kamu ingin tanya aku rindu atau tidak? Jawabannya pasti akan rindu," kelakar Raffi."Ck! Serius, A'.""Serius minta nikahnya nanti ya. Nunggu aku uang kumpulin mahar buatmu yang banyak. Yakali nikah modal pamor aja? Hehehe.""Dahlah."Sesaat hening tak ada pembicaraan."Marah?""Nggak," jawab Meysila jutek.Panggilan terputus. Hubungan Meysila dan Raffi memang terbilang aneh. Sering bertengkar gara-gara hal remeh tapi tidak pernah mengatakan kata putus. Keduanya saling mencintai hanya kadang kesibukan bikin ego dan ingin menang sendiri. Biasanya keduanya akan saling memaafkan jika sudah bosan dengan aktivitas masing-masing. Raffi
Read more
awal
"Kok lama?" tanya Zaskia yang menunggu Zidan di klub tempat mereka janjian."Maaf, tadi habis meeting lalu ada urusan penting. Kita naik ke atas atau …?""Aku dah boking satu kamar buat kita one night bersama. Di sini terlalu bising. Pasti tidak akan enak berbincang," ucap Zidan."Ya. Aku tahu," balas Zidan dengan mencium kedua pipi Zaskia dan mengajaknya pergi ke luar club. Menyibukkan diri dengan mendatangi club dan tempat karaoke malam membuat Zidan paham susana di ditempa-tempat hiburan malam. Bukan hanya zaskia, banyak wanita yang sudah menghabiskan malam bersama Zidan sebelumnya karena Zidan memang tipe lelaki pembosan. Dalam wanita, ia terlalu pemilih dan tak sembarang wanita ia kencani. Hotel Cantika. Tempat di mana kedua orang itu hendak menghabiskan kencan buta. Kegiatan yang tentunya melanggar dalam agama, norma dan kesetiaan. "Istrimu tak marah?" tanya Zaskia saat keduanya hendak menaiki lift hotel."Tidak. Kenapa marah? Dia sebentar lagi jadi janda.""What? Seriusan?" t
Read more
hari pertama
"Maaf, Pak. Betul ini benar alamatnya Adlyan Fairuz Chandrama?" tanya Almira pada petugas yang berjaga di rumah megah yang alamatnya sama dengan kartu nama yang Lyan berikan.Security mengecek kartu nama yang diberikan Almira. "Dengan Bu Almira?" tanyanya."Iya.""Oh silahkan masuk saja. Sudah ditunggu. Bos sebentar lagi akan pergi. Jika Mbaknya telat sedikit saja, maka saya tidak boleh lagi membiarkan Mbaknya masuk ke dalam," ucap security tadi."Ya. Terimakasih, Pak," ucap Almira saat satpam itu membukakan gerbang dan membiarkan Almira masuk.Rumah besar dengan gaya desain modern khas Eropa. Cat putih dan terdapat empat tiang besar yang menyangga bagian depan halaman besar milik Lyan. Almira hampir tak percaya, jika rumah ini rumah lelaki yang akan menjadi bosnya.Almira diantar menuju ruang tamu dan dipersilahkan duduk sambil menunggu Lyan datang. Lima menit kemudian Lyan dengan pakaian stylish nya turun dari tangga. Aroma parfum yang dipakai Lyan bahkan sampai tercium dengan jara
Read more
permintaan
"Ai, ambilkan saya minum," perintah Lyan."Baiklah," ucap Almira. Padahal hatinya sedikit menggerutu karena minuman itu ada tepat di samping Lyan."Woi, Bro. Ajak gebetan?" Seorang lelaki bernama Trima mendekat pada Lyan. Trima adalah lawan main di serial tv yang sedang Lyan bintangi."Ya, begitulah," jawab Lyan santai membuat Almira mendelik kesal."Bee …," lirih Almira berniat untuk meminta Lyan menjelaskan profesinya."Wow … Wow … wow. Amazing! Si macan sudah menemukan betinanya yang baru. Guys .. guys! Habis ini kita bakalan ada party lagi. Kalian siapkan cemilan agar kita bisa santai menonton adegan drama menyedihkan Lyan dan kekasih barunya ini," teriak Trima memanggil para kru dan rekan artis yang lain. "Hey, nama kamu siapa?" bisik Trima membuat Lyan tak suka. Lyan berdiri dan mengajak Almira pergi dari lokasi syuting. "Hey, Lyan. Kali ini kamu take," teriak sang sutradara.Lyan tak peduli. Ia mengajak Almira untuk duduk dengan tenang di tempat yang tidak bisa diganggu Trima,
Read more
mungkin saja
"Bee, apa Meysila boleh ikut? Tante Vivian nggak bisa kalau saya pergi sendiri.""Kamu ada saya. Jadi nggak sendiri, Aira," balas Lyan."Tapi Mey maksa ikut. Katanya takut saya sakit di sana.""Kalau sakit ada dokter, jadi nggak perlu ada yang ditakutkan.""Tapi saya nggak tega menolaknya. Boleh ya, Bee?""Kamu pergi untuk bekerja. Jadi pastikan fokus dan tidak memikirkan hal lain.""Please … saya janji tak akan merepotkan.""Kamu tidak merepotkan, tapi dia yang akan merepotkan. Raffi sedang di Bali. Bahaya kalau ketemu.""Bahaya? Ada apa memangnya?""Nggak usah banyak tanya, bilang ke dia kalau saya menolak ikut. Kamu paham?"Almira hanya pasrah. Keputusan Lyan tak bisa lagi ditentang jika sudah begini."Mey," panggil Almira mendekat pada Almira yang sedang memainkan ponselnya. "Aku dah bilang sama Lyan. Tapi ….""Nggak boleh, ya? Aku tahu dia malas terlibat dengan masalahku dan Raffi. Dia takut aku menemui Raffi di sana. It's ok. Aku nggak jadi ikut. Aku juga ada acara sendiri malam
Read more
ya
"Nggak tahu. Mas Zidan tak memberiku kabar. Ponselnya juga tak aktif. Mungkin dia sengaja melakukan ini semua biar aku tak mencari Nadine.""Benar-benar lelaki nggak ada akhlak emang. Jadi ceritanya kamu juga digantung nih?""Ya nggak. Dia sudah menceraikanku secara agama saat dia mengucapkan talak 3 kali. Pertama saat di kantor. Kedua saat di rumah dan yang terakhir saat terakhir aku menelponnya menanyakan Nadine.""Jahat banget emang tuh laki. Tapi kamu kena kayak gitu, aku yakin dia juga. Emang gonore bisa terjangkit tanpa gejala?""Bisa. Namun, kata Suaka kalau lama kelamaan dibiarkan dan tak diatasi segera, bisa terjangkit infeksi yang lebih parah lagi. Bahkan mematikan!" "Aamiin. Biar mampus tuh Zidan," sungut Meysila yang sudah geregetan dengan sifat Zidan."Hahaha, doakan yang baik-baik saja, Mey. Siapa tahu dia insyaf dan …""Balikan sama kamu? Dih, najis! Kalau aku jadi kamu, dah aku urus sendiri perceraian kamu dan sewa pengacara mahal buat bikin dia kalah telak dan kamu b
Read more
go to
Almira dan Lyan sampai di bandara Ngurah Rai Bali. Perjalanan yang menghabiskan waktu 3 jam perjalanan karena harus ke Bandara Soekarno-Hatta sebelum akhirnya mereka naik pesawat menuju Bali yang seharusnya ditempuh dalam waktu 1 jam 45 menit dari Jakarta ke Bali."Kita menginap di mana, Bee?" tanya Almira."Kamar."Tak ingin lagi bertanya karena pasti jawabannya akan tak sesuai keinginan Almira. Mobil yang menjemput mereka sudah sampai di bandara. ALmira dan Lyan segera masuk mobil sebelum ada media yang tahu kedatangannya ke pulau Dewata ini."Langsung ke rumah Eyang, Tuan?" tanya supir pribadi Lyan yang memang biasa mengantar jemput dirinya jika sedang berkunjung ke Bali."Kita ke apartement saja dahulu. Besok saya ada pertemuan dengan produser film pagi. Jadi kalau ke rumah Eyang terlalu lama.""Baiklah."Mobil melaju dengan cepat karena susana malam sudah sedikit lengang. Di samping sudah sangat larut, apartemen tempat Lyan tinggal tak jauh dari bandara."Kamu tidak usah bilang s
Read more
bali
"Seharusnya itu sudah kamu pikirkan dan bicarakan sebelum rencana pernikahan terjadi. Menikah itu butuh komitmen, bukan hanya saling mencintai. Menyatukan dua keluarga dalam satu wadah kesepakatan itu lumayan rumit, makanya sekecil apapun harus dipertimbangkan sebelum bertindak."Suaka duduk bersila di depan Lyan. Berharap Kakaknya itu mau membantu. "Tidak usah menatapku seperti itu. Besok aku akan bilang ke Eyang agar kamu diperbolehkan tinggal di Bogor," cetus Lyan membuat Suaka tersenyum senang. "Terimakasih banyak, Bang. Abang selalu tahu apa yang Suaka pikirkan.""Itu kan memang kebiasaanmu. Merepotkanku!" ketus Lyan meletakkan buku yang sedang dibacanya lalu bersiap untuk tidur. Suaka gegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan bersiap istirahat."Aku tidur di kamar Abang, ya?" ucap Suaka saat sudah selesai mandi."Apa kamu keberatan aku tidur di kamarmu?" Lyan yang tadinya sudah hendak terpejam tiba-tiba membuka matanya lebar."Bu-kan. Tapi aku tak enak kalau Abang ta
Read more
kabar
******Aroma masakan memenuhi dapur apartemen milik Lyan. Suaka yang sudah terbangun, gegas menuju dapur karena aroma sedap itu."Bang, tumben ma…sak? Loh, Almira?" tanya Suaka kaget."Hai, Ka," sapa Almira."Kamu kenapa di sini?""Karena kini aku kerja sama Lyan. Kamu mau bikin kopi? Sini aku bikinin," tawar Almira."Ini pasti salah," batin Suaka.Suaka segera ke kamar Lyan untuk menanyakan keberadaan Almira di apartemennya."Bang, bangun!" teriak Suaka yang melihat Lyan yang tertidur di atas ranjang. Setelah Almira pergi, ia sengaja berpindah tidur agar terasa nyaman."Ra, nggak usah rese!" usir Lyan dalam keadaan setengah sadar."Bang!!" Lyan membuka matanya dan mendongak ke arah suara. "Oh. kamu. Kenapa? Nggak usah ganggu Abang. Abang masih ngantuk.""Bangun nggak? Kalau nggak, Suaka aduin sama Eyang kalau Abang bawa wanita ke apartemen. Ini nggak dibolehin, Bang. Ketahuan Eyang, mati kita," protes Suaka."Eyang nggak akan mungkin bunuh kita, Suaka. Sudahlah, Abang mau tidur. Ka
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status