All Chapters of Suami 6 Bulan Untuk Ibu Presdir: Chapter 41 - Chapter 50
198 Chapters
Part 41. Memuji Vier?
“Jadi, ada apa dengan perempuan tengik itu?” Candy bertanya dengan nada malas seolah Hara adalah seorang yang tidak penting. Tapi, perempuan itu memang tidak penting, kan? Dia hanya bisa membuat ulah dan terus membuat ulah. Perempuan manja yang tidak ingin kalah dari siapapun tapi selalu saja mengandalkan orang tuanya untuk menyelesaikan masalahnya.Candy sering melihat orang-orang seperti itu di dunia ini. Dia dalam ‘dunianya’ juga tak kalah banyaknya. Anak-anak muda yang dari kalangan atas dan ingin mewujudkan mimpinya menjadi model, dia tak sungkan meminta ‘orang dalam’ dengan membayar uang agar bisa lolos. Sungguh memalukan. “Vier memutuskan Hara semalam.” Seketika, Candy membelalak lebar ketika mendengar kalimat yang baginya sungguh kabar yang sulit dipercaya. Sesuai dengan yang pernah dikatakan oleh Violet sebelumnya, Vier sudah ‘terjebak’ pada Hara dan tidak bisa keluar begitu saja. Terlebih lagi, Vier tampaknya juga tidak bisa mundur begitu saja dan membiarkan dirinya untuk
Read more
Part 42. Menyetujui Ajakan Vier
Tak terasa, Violet menunggu Vier sampai malam, tapi tidak ada tanda kedatangan lelaki itu di apartemennya. Tentu saja, ada perasaan kurang nyaman yang menggelayuti hatinya. Ada di sisi perasannya yang mengatakan jika ucapan Vier kemarin malam adalah benar. Setelah mereka bersama dan kemudian ‘berpisah’ seperti ini menimbulkan perasaan kurang. Kebersamaan mereka memang baru berjalan dua bulan. Tapi karena banyak masalah yang mereka hadapi bersama, mungkin itulah yang akhirnya secara tak langsung mengikat mereka. Violet memutuskan untuk ke kamar saat bel terdengar dari depan. Perempuan itu tampak terkejut dan jantungnya tiba-tiba berdetak tak karuan. Apakah itu Vier? Tanyanya dalam hati. Ada sebuah harapan muncul di dalam hatinya. Sebelum membuka pintunya, dia bahkan memperbaiki bajunya yang bahkan tidak ada yang salah. Dehemannya tampak sedikit dipaksakan entah dengan tujuan apa. Namun, saat dia membuka pintu, alih-alih Vier, Candy-lah yang datang. Perempuan itu nyengir sebelum meng
Read more
Part 43. Pacaran
Vier terkejut dengan ucapan tiba-tiba yang dikatakan oleh Violet kepadanya. Dia tidak menyangka jika istrinya akan memberikan jawaban yang sangat mengejutkannya. Vier tentu saja tidak bisa menebak kenapa tiba-tiba Violet mengambil keputusan untuk menerima tawarannya. Tatapan laki-laki itu tidak bergeser sedikitpun dari wajah Violet. Tenggorokannya tercekat seolah dia tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Apa dia salah tidur semalam? Pikirannya mulai sedikit gila. “Abang!” panggil Violet. “Abang kenapa?” tanyanya. Vier mengusap wajahnya sebelum menarik nafasnya panjang. Setelah itu kepalanya menunduk, tapi tangannya yang ada di atas meja mengepal bulat. Violet yang ada di depannya sungguh tidak tahu ada apa dengan Vier. Lantas dia segera bertanya kembali.“Abang sudah menarik penawaran Abang yang Abang berikan padaku waktu itu?” tanyanya dengan kening mengkerut. “Ah, benar kata Candy. Lelaki itu, memang sukanya cepat-cepat.” Vier yang mendengar ucapan Violet itu segera mendongakk
Read more
Part 44. Bersama Di Depan Umum
Awal hubungan Vier dan Violet kini dimulai. Status mereka sekarang adalah kekasih dalam pernikahan. Sedikit menggelikan, tapi memang itulah yang terjadi. Layaknya sepasang kekasih pada umumnya, mereka mungkin nanti juga akan berkencan. Jalan-jalan sambil bergandengan tangan, nonton film, dan melakukan sesuatu yang menyenangkan berdua. Vier tersenyum ketika dia baru saja mengenakan pakaiannya pagi ini. Bayangan itu terasa indah memenuhi kepalanya dan menghangatkan hatinya. Dia dulu tidak seperti ini kepada Hara. Bahkan saat awal mereka dinyatakan ‘official’ berpacaran pun dia sama sekali tak memiliki perasaan antusias sama sekali. “Sarapan sudah siap, Pak.” Bibi memberi tahu saat Vier masuk ke dalam dapur. “Terima kasih, Bik.” Meskipun Violet sudah tidak lagi di rumahnya, Bibi tepat dipekerjakan di sana. Bantuan Bibi sangat membantu Vier. Dia tak perlu lagi sibuk mencari sarapan saat akan bekerja seperti ini. Atau bahkan hanya makan roti yang membosankan. “Sama-sama, Pak.” Bibi me
Read more
Part 45. Perhatian Vier
Vier masih tidak percaya jika dia sekarang berada di kantin kantor bersama Violet dan makan berdua dengan makanan ala kadarnya. Soto. Bukannya Violet tidak pernah makan soto sebelumnya, tapi tentu saja dia biasanya akan makan di tempat yang dianggap lebih pantas dan sangat higienis.Jelas saja, perempuan itu menjadi pusat perhatian. Bahkan penjual di kantin pun tampak terkejut. Tapi justru orang yang mendapatkan tatapan itu tampak tidak peduli sama sekali. “Enak?” tanya Vier. Sejak tadi tidak ada satu pun komentar yang diberikan Violet tentang soto yang sedang dimakannya. “Enam per sepuluh.” Violet mendongak menatap Vier. Wajah perempuan itu tampak tertekan karena makan sesuatu yang kurang menggugah selera. Tapi meskipun begitu, dia sejak tadi terus menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya tampak biasa saja.Hal itu membuat Vier tak tahan untuk tertawa. Melihat wajah tersiksa Violet adalah sesuatu yang sangat lucu baginya. Meskipun tawa itu tak keras, tapi wajah memerah lelaki itu m
Read more
Part 46. Di Atas Kasur Yang Sama
“Ibu nggak nginap di sini aja? Udah malam, Bu.” Bibi mencoba menahan Violet pergi agar tetap berada di rumah Vier. “Saya yang akan nginap di apartemen, Bi.” Vier menjawab asal.Setelah makan dengan lahap malam ini, Violet akhirnya memutuskan untuk pulang. Awalnya dia ingin pulang dengan taksi, tapi tentu saja sang suami tidak mengizinkan. Dia akan dikutuk oleh semesta kalau sampai membiarkan istrinya pulang sendirian apalagi menggunakan kendaraan umum. “Kalau begitu saya setuju, Pak.” Bibi tampak tersenyum mendengar ide dari Vier meskipun lelaki itu sama sekali belum mendapatkan jawaban dari Violet. Alih-alih menolak, Violet justru hanya diam. “Kalau begitu, saya pulang dulu ya, Bik,” pamit Violet setelah itu. Meninggalkan rumah Vier dengan Vier sendiri. Dalam perjalanan, tidak ada yang berusaha mengobrol satu sama lain. Violet tenang dalam duduknya dan menikmati sibuknya jalan raya. Matanya terasa mengantuk tak lama setelah itu karena perutnya terisi penuh. Tidak biasanya Violet
Read more
Part 47. Kejutan Pagi Hari
Violet mendengar ada yang memanggilnya. Tapi entah kenapa dia merasakan kehangatan yang menyelubunginya ini adalah sesuatu yang sangat nyaman. Selama ini dia tak pernah merasa ada sesuatu senyaman ini. Bahkan ketika berada di bawah selimut saat kedinginan. Bukannya membuka matanya karena suara panggilan, perempuan itu justru mengeratkan tubuhnya pada kehangatan tersebut. “Violet!” Panggilan itu datang lagi dan membuat akhirnya sedikit sadar. Aroma maskulin yang masuk ke dalam hidung Violet, dia seperti pernah menciumnya. Sedikit demi sedikit kesadarannya berangsur pulih. Matanya mengerjap pelan kemudian terbuka dan menyadari dia tidak sedang memeluk sebuah guling. Guling tentu saja tidak bernyawa. Tapi yang dipeluknya justru tampak bergerak seperti bernafas. Violet memundurkan tubuhnya sedikit demi sedikit untuk melihat siapa yang ada di sampingnya.Alih-alih menjerit seperti di adegan film, ingatan tentang semalam segera menghantamnya. Benar, semalam dia-lah yang membawa Vier masuk
Read more
Part 48. Pengakuan Violet?
Mereka pernah mendengar jika Vier memang sudah memiliki kekasih yang hubungan mereka sudah terjalin cukup lama. Tapi dia tak tahu lebih jauh lagi karena Vier adalah lelaki yang sangat tertutup. Jika bukan urusan kantor, dia bahkan tidak akan membahas apa pun di kantor. Lelaki itu sangat luar biasa dalam pekerjaannya, tapi dia buruk dalam berinteraksi kepada orang lain. Kini, kekasihnya datang untuk ‘menuntut’ karena sudah ditinggalkan menikah. Kesalahan tentu saja diletakkan di pundak Vier dan Violet. Hara adalah perempuan yang mendapatkan ketidakadilan dari dua orang tersebut. “Jadi, apa maumu sekarang?” Violet akhirnya bersuara. Ketenangan yang ditunjukkan Violet sungguh menakutkan. Tidak ada ketakutan yang tampak di wajahnya. “Apa mauku? Kamu gila menanyakan apa mauku? Tentu saja aku meminta kembali Vier dari tanganmu. Kamu sudah mengambilnya dariku.”“Kamu benar, aku pada awalnya meminjam Vier selama enam bulan. Tapi kamu tidak tahu kan kalau kami sudah memutuskan untuk bersama
Read more
Part 49. Tersebar Luas
Setelah kedatangan Hara di perusahaan Violet, membuat semua orang akhirnya tahu hubungan macam apa yang sebenarnya terjadi antara Violet dan Vier. Tapi, karena adegan ciuman yang terjadi itu juga, mereka juga yakin jika Violet dan Vier sudah saling jatuh cinta. Namun hal itu tak membuat masalah selesai. Beruntung mereka tidak mengambil diam-diam video pertengkaran tersebut dan mengunggahnya di internet. Namun, itu bukan berarti ‘musuh-musuh’ Violet tidak mengetahui hal tersebut. Adalah Briana yang mengetahui dari unggahan dari seseorang. Perempuan itu tersenyum kejam seolah hal tersebut dapat menginjak Violet lebih dalam lagi. “Akhirnya dia masuk ke dalam lubang penistaan yang dalam. Jadi, pernikahannya adalah pernikahan kontrak enam bulan?” tawanya menguar merdu dengan suasana hati yang sangat baik.Tangan kanannya sedang membawa gelas berisi wine kemudian dia menyesapnya dengan pelan dan anggun. Wajahnya tampak kemerahan karena pengaruh alkohol. Tapi dia tak akan berhenti meminumn
Read more
Part 50. Si Mulut Sampah
Ketika seseorang merasakan ketidakadilan dalam hidupnya, mereka akan terus menuntut keadilan itu untuk dirinya. Dia akan berusaha mendapatkannya tidak peduli dia harus jungkir balik untuk melakukannya. Begitupun dengan Hara. Dia merasa Vier memperlakukannya tidak adil karena lelaki itu menikahi Violet di saat lelaki itu menjalin hubungan dengannya.Tentu saja dia tidak akan tinggal diam dengan semua itu. Jika dia tidak bisa bahagia, maka Violet juga tidak boleh bahagia. Seperti itulah kira-kira yang mungkin ada di dalam pikiran Hara. “Lalu bagaimana?” tanya Candy dengan kesal. Bukan dia yang memiliki masalah, tapi dialah yang berpikir keras agar permasalahan ini bisa segera terselesaikan. “Nggak ada cara lain selain menghadapinya.” Violet yang menjawab. “Kamu tahu kan dia sedang merasa tidak adil atas sikap Vier dan dia tidak terima. Intinya adalah itu. Dan, dia terlalu mencintai Vier.” Violet menatap Vier dengan tatapan yang sulit diartikan.Vier tampak tak tahu apa yang harus dika
Read more
PREV
1
...
34567
...
20
DMCA.com Protection Status