Lahat ng Kabanata ng Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa : Kabanata 31 - Kabanata 40
248 Kabanata
Chapter 20 B
"Gengsian banget sih, A'!" sahut Dina."Kamu tuh yang kege-eran!" seru Al tak mau kalah."Tapi nggak apa-apa kok, A', Dina senang digenggam-genggam Aa',"ucap Dina dengan pandangan manjanya, "lagi, dong!" lanjutnya sembari menyodorkan kedua tangannya ke hadapan Al."Ogah!" sahut Al berlalu dari hadapan Dina berjalan ke kolam renang, senyumnya yang tertahan akhirnya terukir saat ia telah berhasil memunggungi Dina. Al berdiri di tepi kolam dengan kedua tangan berada di saku celana jeansnya."Tuh kan! Senyum-senyum!" pekik Dina yang tiba-tiba menyumbul dari bawah, membuat Al terlonjak kaget melihatnya."Astaga, Dina!" pekik Al terkejut."Dasar om om gengsian!" gumam Dina pelan hampir tak terdengar sembari menyedekapkan kedua tangannya."Apa kamu bilang? Coba ulangi sekali lagi!" titah Al yang mendengar gumaman lirih istrinya.Dina membalikkan badannya menghadap Al, kemudian membetuk hati dengan kedua jarinya, "Saran
Magbasa pa
Chapter 21 A
"Al sama Dina mana sih? Kok nggak kelihatan batang hidungnya? Udah sore juga, apa mereka dah pulang ya? Tapi mobil Al masih ada," batin Vio celingukan mencari keberadaan Al dan Dina."Gue ke kamar Al aja lah," lanjut Vio dalam hati, kemudian mulai menaiki anak tangga."Eh, Vi! Mau ke mana kamu?" teriak Oma Rose."Ke kamar Al," sahut Vio singkat."Bocah ngawur!" seru Oma Rose melihat Vio yang mulai menaiki tangga."Kenapa sih, Oma?""Turun, Vi!""Nggak mau, Oma!""Turun nggak, Vi!" seru Oma Rose sekali lagi."Iiihh, Oma! Kenapa sih?" sahut Vio kesal sembari menuruni anak tangga dengan menghentak-hentakkan kakinya."Kamu tuh ngapain mau ke kamar Al? Dia nggak suka kamarnya dijamah orang lain." Oma Rose memperingati, beliau paham betul bagaimana kepribadian cucu-cucunya."Ya, kan Vio cuma mau manggil Al, Oma! Nggak asal masuk-masuk," sungut Vio."Sama aja kamu ganggu! Kamu lupa m
Magbasa pa
Chapter 21 B
Al memandang Dina sejenak, kemudian tampak berpikir,"Ya sudah, nanti akan saya pertimbangkan," sahut Al membuat senyuman mengembang di bibir Dina dan Oma Rose."Memangnya kamu pengen liburan ke mana, Vi?" tanya Al pada Vio yang tampak merengut."Terserah, atur kalian aja lah," sahut Vio malas kemudian meninggalkan meja makan."Dih, gimana sih, nggak jelas!" sungut Al.Melihat itu, dalam hati Dina bersorak, ia tersenyum penuh kemenangan. "Kamu mau bermain cantik, Vi? Jangan salah, aku juga bisa bermain lebih cantik," batin Dina menyeringai."Ya sudah, kalau gitu Al pulang dulu ya, Oma," pamit Al pada Oma Rose."Iya, kalian hati-hati ya," ucap Oma Rose mengizinkan.Al berdiri dari tempatnya diikuti Dina di belakangnya, keduanya melangkah maju mendekat ke arah Oma Rose, kemudian dengan penuh hormat Al meraih tangan Oma Rose dan menciumnya, hal yang sama juga dilakukan oleh Dina, membuat Oma Rose tersenyum bahagia.
Magbasa pa
Chapter 22
"Gimana kalau kita ke Bromo aja A'?" sahut Dina sembari melepaskan lengan Al dari dekapnya dan berganti memandangya."Bromo? Kamu belum pernah ke sana?" tanya Al sembari menoleh ke arah Dina, tampak istrinya itu menggeleng tanda ia belum pernah mengunjungi destinasi wisata alam terbaik di Jawa Timur itu."Oke, besok kita ke Bromo," jawab Al membuat Dina mengukir senyuman manisnya."Makasih ya, A', akhirnya kesampaian juga ke Bromo bareng pasangan," gumam Dina girang."Memangnya kenapa kalau sama pasangan?" tanya Al memancing."Seru dong, A', di tempat yang dingin ada yang dipeluk-peluk. Coba aja kalau nggak? Yang ada peluk diri sendiri kek jomblo merana," sahut Dina membuat Al terkekeh."Ada-ada aja kamu," sahut Al sembari kembali fokus mengemudi.Tiba-tiba terdengar suara ponsel Dina berdering, dengan cepat Dina segera mengecek siapa yang menghubunginya. Sesaat ia ragu hendak mengangkat, diliriknya suami di sisinya dan
Magbasa pa
Chapter 23 A
"Din ....""Ya A'?""Saya juga ingin sholat, kamu bantu saya, ya!"Deg!Bagai sedang mimpi, antara sadar dan tidak sadar saat Dina mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut suaminya. Seulas senyum kini menghiasi wajah cantiknya. Merasa bahagia dan juga lega, karena apa yang diharapkannya perlahan menjadi nyata.Kedua mata Dina memanas memandang suaminya, haru yang dirasakan di hatinya membuat bulir bening itu mengalir begitu saja."Masya Allah, Aa', Dina nggak salah dengar 'kan?" tanya Dina dengan tatapan penuh keharuan.Perlahan Al mengusap air mata Dina yang sempat menetes membasahi pipinya."Kamu kenapa nangis?"." Dina bahagia, A'. Dina terharu,"sahut Dina sembari memegang tangan Al yang tengah membersihkan air matanya."So, kamu mau bantu saya?""Pasti, A', apa yang bisa Dina bantu?""Saya sudah lama nggak sholat, saya lupa bacaan-bacaan sholat," sahut Al serius.
Magbasa pa
Chapter 23 B
Cup!Sebuah kecupan hangat mendarat di kening Dina, membuatnya speech less seketika.Perlahan Dina memegang kening bekas kecupan Al dengan tangannya, kemudian memandang kedua mata Al dengan senyuman tertahan."Kamu makin cantik kalau dilihat dari dekat," lanjut Al membuat Dina semakin merona."Aaahhhh ... Oppa ...," sahut Dina manja."Ya udah, saya mau ganti baju dulu," sahut Al kemudian mengambil alih kotak di tangan Dina lalu beranjak pergi meninggalkan Dina yang sedang salting sendiri.Al membuka kotak di tangannya dan mengeluarkan sebuah sarung berwarna hitam dari sana. Segera dibukanya sarung itu kemudian mecoba mengenakannya.Lima menit berlalu dan Al masih belum selesai mengenakan sarungnya, membuat Dina berinisiatif mendekat dan membantu suaminya."Butuh bantuan A'?" tawar Dina membuat Al menoleh seketika."Ini cara make sarung gimana sih? Nggak paham saya," sahut Al masih dengan mencoba mengena
Magbasa pa
Chapter 24 A
"Shodaqollahul 'Adziim," Dina segera mengakhiri bacaan Al Qur'annya saat melihat suaminya menoleh ke arahnya."Sudah hafal A'?""Sudah.""MasyaAllah, cerdas banget ya Aa', padahal baru sepuluh menit, lho! Hebat ih suami aku," puji Dina membuat Al tersenyum tipis."Saya 'kan hanya mengingat, Din. Bukan menghafal sejak awal, karena sebenarnya kalimat-kalimat ini sudah pernah saya hafal, hanya saja saya melupakannya," sahut Al merendah."Jadi sejak kapan Aa' melupakannya?""Sejak saya di Amerika. Kesibukan yang padat, juga kehidupan yang bebas, membuat saya semakin jauh dari Allah. Hingga di titik saya merasa, bahwa mungkin Allah tak akan lagi menerima saya kembali setelah saya lalai dan melupakan-Nya begitu jauh," sahut Al menceritakan."Dan sekarang, dengan Maha MurahNya, Allah memanggil Aa' untuk kembali," sahut Dina membuat Al tersenyum tipis."Ya, semoga saja begitu," sahut Al ragu."Aa' harus ya
Magbasa pa
Chapter 24 B
Alfaro dan Addina tampak khusyu' dan menjalankan momen berjamaah pertama mereka dengan penuh khidmad.Al mengakhiri sholatnya dengan salam, diikuti Dina sebagai makmumnya, selanjutnya mereka larut dalam doa masing-masing.Perlahan Al menggerakkan tubuhnya untuk bersimpuh di hadapan Allah. Menunjukkan penghambaanya pada Sang Pencipta. Dalam sujudnya ia mengadu,"Ya Allah, mungkin Engkau enggan melihat hamba yang berlumur dosa ini. Mungkin Engkau tak sudi memandang hamba yang selalu membangkang. Yang sudah lalai dan meninggalkan-Mu begitu jauh.Tapi hamba tak tau lagi kepada siapa hamba harus meminta selain hanya pada-Mu. Hanya Engkau yang mampu mengabulkan pintaku ya Rabb.Satu yang hamba mau, kumpulkanlah hamba bersama orang-orang yang hamba cinta di surga-Mu. Cukup sudah derita perpisahan yang hamba rasakan di dunia ini, dan hamba mengharapkan indahnya pertemuan dengan mereka dalam naungan ridho-Mu.""Ya Allah Ya Rabbi, terima kasih
Magbasa pa
Chapter 25 A
"MasyaAllah, indahnya ...," gumam Dina pelan saat melihat indahnya 'Negeri di atas awan' yang selama ini hanya ia dengar dari cerita orang.Mata Dina memandang sekitar dengan penuh takjub, memuji ciptaan Tuhan yang begitu indah di pandang mata. Impiannya untuk sampai di puncak Bromo bersama pasangan akhirnya tercapai juga, kini mereka tengah menikmati pemandangan awan yang berjalan dari atas hamparan padang pasir puncak gunung Bromo. Atas segala nikmat itu, Dina tak berhenti berucap syukur."Suka?" tanya Al dengan merangkul Dina."Suka banget A', ini benar-benar indah," sahut Dina masih dengan pandangan mengarah ke depan. Sedangkan Vio yang berada tak jauh dari sisi Al merasakan dirinya bagai sebuah obat nyamuk yang terus terbakar."A' kita selfie yuk!" ajak Dina."Nggak, saya nggak suka foto.""Ayolah, A', sekali aja. Please ....""Nggak, Din.""Buat kenang-kenangan A', boleh ya? Sekali aja, boleh lah, boleh la
Magbasa pa
Chapter 25 B
"Ya Allah, suara si nenek lampir di alam terbuka pun tetep cempreng," batin Dina sembari membalikkan badannya malas."Kalian mau ke mana? Kok gue ditinggal sih?" protes Vio sambil berlari tergopoh ke arah Al dan Dina."Bukan kita yang ninggalin, tapi kamu yang ngilang, udah kaya hantu aja suka dikit-dikit ngilang dikit-dikit datang," sahut Dina membuat Al menahan tawa."Kamu itu wanita dengan seribu kepribadian, Din. Kadang manis, kadang manja, kadang dewasa, kadang gemesin, kadang juga kocak. Sebenarnya kamu ini wanita seperti apa?" batin Al semakin penasaran dengan sosok istrinya."Apaan sih nggak jelas banget," sahut Vio tak suka. "Kita mau ke kawah, lo mau ikut atau nggak terserah," sahut Al kemudian kembali merangkul Dina dan mulai menaiki anak tangga."Iiiiihhh, ngeselin banget sih mereka, nggak bisa apa toleran dikit ama jomblo?" gerutu Vio kesal melihat kemesraan Al dengan istrinya. "Kalau nggak karena nurutin Mama, ngg
Magbasa pa
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status