All Chapters of Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa : Chapter 41 - Chapter 50
248 Chapters
Chapter 26 A
Al memarkir mobilnya di parkiran "Pelataran Hotel" tepat saat adzan maghrib dikumandangkan.Al, Dina dan Vio segera turun dari mobil dan menuju loby untuk check in di hotel terbaik Bromo itu."Din ...,""Ya A',?""Saya kok tiba-tiba mules ya? Saya mau ke toilet dulu ya?" pamit Al pada Dina."Ya udah A', Dina tunggu di sini," ucap Dina mempersilakan."Kamu check in aja dulu, kartu kredit yang saya kasih dibawa 'kan?" tanya Al tak ingin proses check in tertunda."Bawa kok, A', ya udah biar Dina yang check in ya," sahut Dina menyetujui."Ya udah, pilih kamar terbaik ya," ucap Al sambil berlalu karena tak dapat lagi menahan hajatnya."Gila ya si Dina, udah dapet kredit platinumnya Al aja dia, gue bener-bener kalah gercep, seandainya gue datang lebih awal, mungkin kredit platinum itu kini berada di dalam genggamanku," batin Vio sirik."Tenang Vio, tenang ... Lo hanya butuh tenang dan vokus dengan re
Read more
Chapter 26 B
Mbak, saya mau yang Founder's Home ini aja ya," ucap Dina pada resepsionis."Baik, Kak. Tapi sebelumnya saya infokan ya, Founder's Home ini sebenarnya untuk 10 orang. Jadi lebih seperti sebuah Villa, letaknya juga lebih privasi, tidak bercampur dengan pengunjung yang lain, ada empat kamar dalam ruangan ini, satu kamar dengan bed king size, satu kamar dengan bed queen size dan dua kamar dengan masing-masing tiga bed single size. Terdapat ruang tamu dan balkon dengan view alam yang spektakuler, tarif yang tertera sudah include dengan sarapan dan paket trip menyaksikan sunrise, Bagaimana, Kak?""Iya, nggak apa-apa, Mbak. Itu saja. Yang penting nyaman," sahut Dina yakin."Baik, Kak, segera kami siapkan," sahut Resepsionis dengan senyuman.Setelah melakukan check In dan mendapatkan kunci, Dina segera duduk di tempat tunggu, sejenak mengistirahatkan tubuhnya sembari menunggu suaminya.Tak berselang lama, Alfaro datang menghampiri. "Sudah check
Read more
Chapter 27 A
"Vi, lo ngapain di situ?" tanya Al yang terkejut menyadari kehadiran Vio di ambang pintu, membuat Vio yang tengah melamun gelagapan dan sadar dari lamunannya."Gu ... gue ... Gue ada perlu sama Dina," ucap Vio kikuk."Ada perlu apaan lo sama Dina?" tanya Al waspada."Ini urusan wanita, lo nggak perlu tahu," jawab Vio santai.Al memandang Dina yang juga tengah bertanya-tanya. "Ya udah, nggak apa-apa, A', biar Dina temui dulu Vio," ucap Dina seraya melepas mukenanya dan melipatnya asal."Ada apa, Vi?""Lo bawa pembalut nggak?""Pembalut?" pekik Dina membuat Vio segera meletakkan telunjuknya di mulut, memberinya isyarat agar tak mengeraskan suara."Kamu dapet? Kenapa nggak persiapan sih?" tanya Dina menggerutu."Sssstttt ... Ini juga di luar perkiraan gue, di luar jadwal," jelas Vio membuat Dina menahan tawa."Lo kenapa malah ngetawain gue sih? Jadi bawa apa nggak pembalutnya?" tanya Vio kesal.
Read more
Chapter 27 B
"Masa sih? Kenapa, Aa' suka?""Karena cantik," sahut Al singkat namun berhasil membuat jantung Dina berlompatan dari tempatnya."Aduh A' ... Aduh," keluh Dina."Kenapa, Din? Ada yang sakit?" tanya Al khawatir."Jantung aku yang sakit A' karena lompat-lompat dengar pujian Aa'," ucap Dina membuat Al menggelengkan kepala menahan senyumnya."Dasar tengil," ucap Al mengacak rambut Dina."Tengil-tengil tapi sayang 'kan?" goda Dina dan sekali lagi membuat Al tak dapat menahan senyumnya."Jadi kapan saya bisa dapat kejutannya?" tanya Al tak sabaran."Nanti lah A', nanggung kalau sekarang. Kita belum makan, ntar tiba-tiba ada orang antar makanan gimana? Belum lagi kalau ada gangguan mak lampir," jawab Dina berargument."Mak Lampir?""Hehe sepupu Aa' tuh maksudnya, maaf ya ...," lirih Dina tak enak hati sudah mengatai Vio mak lampir, namun yang terjadi justru tawa Al menggelegar."Ada-ada aja deh kamu, Din," sahut Al membuat Dina tersenyum kuda
Read more
Chapter 28 A
CINTA SATU MALAM by. Addina Amalia ZahraDi malam yang kelam, aku terbang tanpa pencahayaan. Mengitari alam semesta seorang diri, tanpa dua malaikat yang biasa selalu mengarahkan dan menemani.Aku terbang tanpa arah, sesekali hinggap di kelopak bunga, menyesap manis madu di sana.Hingga tanpa kusadari, kini aku terjebak di sebuah daun yang ringkih dan beralaskan getah, membuatku tak dapat berlari lagi.Aku terjebak, di dalam situasi yang begitu menyeramkan. Gelap, sunyi dan menakutkan.Bersusah payah aku berusaha untuk lepas dari jebakan getah, namun semakin aku mencoba, semakin sakit yang kurasa.Ingin rasanya ku menyerah, namun, di sisa-sisa harapan yang masih ada, aku memanjatkan pinta. Berharap Yang Maha Kuasa, akan mendengar dan mengirimkan pelita. Setidaknya, walau aku harus mati dalam kondisi ini, ada cahaya yang akan menemani.Sungguh Tuhan begitu baik, Dia mengabulkan pintaku hanya dalam jeda helaan nafas. Pelita itu kini datang dan men
Read more
Chapter 28 B
Dina melangkahkan kakinya untuk mendekat, dan benar, suara itu terdengar semakin jelas.Dina membuka pintu kamar Vio perlahan, tampak di sana, wanita itu tengah meringkuk kesakitan di atas kasurnya."Ya Allah, Vio! Kenapa Dia?" gumam Dina kemudian segera mendekati Vio."Kamu kenapa, Vi? Sakit?" tanya Dina saat mendapati Vio meringkuk dengan keringat dingin mengucuri tubuhnya."Biasalah, gue kalau dapet emang suka nyeri," ucapnya dengan meremas perut bagian bawahnya."Owalah, ada-ada aja. Ya udah, kamu tunggu sini sebentar," ucap Dina kemudian bergegas ke dapur, menyalakan kompor untuk memasak air, kemudian menyiapkan tiga cangkir untuk teh hangat. Sembari menunggu air mendidih, Dina kembali ke kamar untuk mengambil botol bekas air mineral, yang akan digunakannya untuk memberikan kompres hangat pada perut Vio.Dina melakukannya dengan cekatan, dengan sebuah nampan ia membawa tiga cangkir teh hangat juga sebotol air panas dengan selembar sapu tangan yang m
Read more
Chapter 29 A
"A', bangun yuk, A' ...," ucap Dina seraya menyentuh lengan suaminya, membuat Al berjingkat kaget merasakan dingin tangan Dina."Ya Allah, Din. Kamu ngagetin aja sih, tangan kamu kenapa dingin gitu?" tanya Al heran."Kan Dina habis mandi, A', Aa' bangun yuk, mandi juga. Ini dah mau shubuh, Lho!" ajak Dina."Nanti aja lah, Din. Saya masih ngantuk," sahut Al malas."Ya udah kalau gitu," ucap Dina tak memaksa, ia justru naik ke ranjang, dan duduk bersandar di sisi Al."Sini A', tiduran di pangkuan Dina, sembari Dina pijat kepalanya biar makin enak," ucap Dina menawarkan.Tak kuasa menolak, Al pun segera menurut, meletakkan kepalanya di tempat ternyaman, sembari menikmati pijatan ringan di kepalanya."Enak?" tanya Dina.Al hanya mengangguk dengan mata terpejamnya. Sedangkan Dina justru tersenyum penuh makna. Kemudian dengan pelan mulai melantunkan sholawat dengan suara merdunya, yang terdengar begitu syahdu menenangkan hati Al.Ilahi lastu lil fi
Read more
Chapter 29 B
"Aa' suka nggak dengan pemandangan sunrise?""Suka.""Kenapa Aa' menyukai sunrise?""Ya suka aja," jawab Al singkat."Tanya balik dong, A'," pinta Dina."Tanya apa?""Tanya, kenapa aku suka sunrise?""Memangnya kenapa?""Karena tiap kali aku melihat sunrise, aku akan teringat Aa', Aa' adalah manifestasi sunrise dalam hidupku," ucap Dina dengan senyuman manisnya."Kamu sedang merayu saya?""Nggak sih, hanya mengungkapkan isi hati aja," sahut Dina."Memangnya kenapa kamu anggap saya seperti sunrise?" tanya Al penasaran."Karena kehadiran Aa' di hidupku bagaikan matahari terbit, ia datang untuk menggantikan malam yang gulita dengan cahaya.Sama seperti Aa', hadir di hidup Dina, menyelamatkan Dina dari tempat bak neraka, dan membawa Dina ke tempat seperti surga," jelas Dina tulus sembari memandang lekat kedua mata elang suaminya "Bisa aja kamu," jawab Al bersikap seolah tak tersentuh, padahal jauh dalam lubuk hatinya ia tenga
Read more
Chapter 30 A
Setelah menurunkan Vio di depan rumah Oma, Al segera melajukan mobilnya menuju kantor yang letaknya lebih dekat dari rumah Oma."Din, kamu kuliah?" tanya Al masih dengan fokus menyetir."Nggak kok, A', Dina hari ini masih izin, kenapa, A'?" tanya Dina."Saya ada meeting pagi ini, dan waktunya sudah terlalu mepet. Gimana kalau kamu ikut saya ke kantor dulu? Nanti biar Pak Supri jemput kamu di kantor?" tanya Al seraya menambah kecepatan laju mobilnya."Nggak apa-apa, A', nggak perlu minta Pak Supri jemput juga, biar Dina tunggu Aa' sampai selesai, kalau Aa' berkenan," sahut Dina memandang suami di sisinya."Kamu nggak apa-apa? Apa nggak bosan nungguin saya kerja seharian?" tanya Al."Malah seneng bisa dekat-dekat dengan Aa' terus," jawab Dina membuat Al tersenyum hangat. "Tapi kalau Aa' merasa terganggu dengan keberadaan Dina, nanti Dina bisa pulang dengan taksi online," lanjut Dina lagi tak ingin lancang."Nggak, nggak ... Saya nggak terganggu kok," j
Read more
Chapter 30 B
"Masa sih?""Beneran, A'," sahut Dina yakin."Alah, kamu aja panggil saya Om saat pertama bertemu," protes Al tak mempercayai ucapan Dina."Iya, tapi bukan karena wajah Aa'," sangkal Dina."Lalu?""Ya, karena Dina pikir yang suka jajan di tempat begituan biasanya Om-Om," sahut Dina polos."Terus menurut kamu kenapa mereka mengira kamu ponakan saya? Padahal 'kan kamu istri saya?" "Itu karena wajah Dina aja yang keterlaluan imutnya, A'," sahut Dina percaya diri dengan menahan senyumnya."Kamu ya, sempat-sempatnya narsis di atas derita saya," sahut Al yang justru merasa terhibur dengan sikap Dina yang berusaha mencairkan suasana."Tapi Aa' setuju nggak kalau Dina ini overdosis imutnya?" tanya Dina lagi."Ehm ... Gimana ya?" ucap Al berlagak berpikir."Coba deh, mikirnya sambil lihat Dina, biar cepet bisa jawabnya," ucap Dina seraya meraih pipi suaminya yang berjambang dan mengarahkannya untuk memandang dirinya."Gimana, imut 'kan?"
Read more
PREV
1
...
34567
...
25
DMCA.com Protection Status