All Chapters of Pembalasan Buat Suami Egois: Chapter 11 - Chapter 20
33 Chapters
Ancaman Mahira
Dari butik, Bang Rahman mengantar kami pulang ke rumahku. Bang Rahman berjanji malam nanti akan mampir dan mengajak kami makan malam di luar. Siang ini dia harus ke hotel tempat acara perusahaannya dilangsungkan. Usai berpamitan pada kami, Bang Rahman langsung menuju hotel. Aku, Ibu dan anak-anak masuk ke dalam rumah. Ketika membuka pintu, kami terkejut melihat pemandangan di ruang tamu. Bekas roti, snack dan minuman soda berserakan di atas meja tamu. Belum bantal sofa yang sudah tergeletak di lantai. Aku menggeleng-gelengkan kepala melihat keadaan ruang tamu. "Bu, kok berantakan banget ya, Bu? Tadi waktu kita pergi gak kayak gini kan, Bu?" tanya Kayla. "Gak tau ibu, Nak! Entah apa yang terjadi di rumah ini!" sahutku. Kami melangkah ke ruang tengah. Dan pemandangannya tidak jauh beda dengan di ruang tamu. Televisi menyala tanpa ada yang menonton. Sofa bed yang biasa tersusun rapi, berantakan semua. Dan tetap, bekas snack pun berserakan di atas karpet. Aku menarik napas dan memb
Read more
Ngerjain Siska
POV Author. "Kamu jangan sembarangan, Mbak! Jangan asal bicara!" tukas Siska. Dia terlihat gugup mendengar ucapan Mahira barusan. "Apanya yang sembarangan? Aku lihat sendiri kamu jalan sambil bergandeng mesra dengan pria tua, botak dan perutnya buncit!" jawab Mahira. Mahira tidak berbohong. Dia memang melihat Siska bersama pria tua itu saat dirinya berbelanja minggu lalu. Sebelum mengetahui bahwa Siska dan ibunya akan pindah ke rumahnya. Untung saja, Mahira berinisiatif mengambil foto Siska bersama pria itu. "Dia bos di tempatku bekerja!" jawab Siska. Dia begitu kuatir, Mahira akan mengatakan yang tidak-tidak pada Nizam. Bisa berantakan semua rencana ibunya. "Oh, ya! Jadi, sekarang Bos boleh ajak karyawan jalan, makan bergandengan dan mencium pipi di tempat umum!" ujar Mahira lagi. "A …aku hanya menemaninya makan!" elak Siska. "Oh, nemani makan sambil berpelukan?" sindir Mahira. "Kamu! Cukup, Mbak! Sekarang kamu mau apa, hah?" tantang Siska. "Aku mau kamu bersihkan semua yang k
Read more
Rasain kamu, Mas
Selesai juga pekerjaan yang diperintahkan Mahira pada Siska. Dia sekarang merebahkan diri di kamar. Terasa tubuhnya begitu penat membersihkan semuanya. Mahira yang baru saja selesai solat ashar memeriksa hasil kerja Siska. 'Lumayan, menghemat sedikit energiku' gumam Mahira dalam hati. "Wah, udah bersih ya, Bu! Gak berantakan lagi! Ibu juara kalau soal beres-beres!" puji Bila. Kayla, Bila dan Ibunya Mahira memilih duduk di depan tivi sambil selonjoran. "Iya, dong!" jawab Mahira dengan nada menyombongkan diri. Sentak Bila dan Kayla tertawa. Begitu juga dengan Bu Hartini, ibunya Mahira. "Cepat juga kamu nyelesein semuanya, Ra! Gak capek kamu?" tanya Bu Hartini. Mahira mengulum senyum mendengar pertanyaan ibunya. Kemudian dia mendekati Ibunya dan berbisik. Mahira menjelaskan semua yang telah terjadi. Dan memberitahukan Ibunya bahwa semua Siska yang ngeberesinnya. Bu Hartini tertawa mendengar penjelasan Mahira."Bagus, Ra! Hitung-hitung nebus dosa karena udah memfitnah kamu tadi!""Iy
Read more
Ayah keterlaluan
"Kenapa, Mas dengan kulkasnya?" tanya Mahira dengan santai. "Kenapa kulkasnya dikunci? Aku mau minum air dingin!" bentak Nizam geram. "Maaf, Mas! Aku sengaja kunci kulkas karena aku baru saja menuhi isi kulkas itu dengan belanjaan yang dibeli Mas Rahman. Aku gak mau dong, kamu nanti ngambil apa yang udah dibelikan untuk aku dan anak-anak. Kan, sekarang kita makan masing-masing!" jawab Mahira. "Kamu benar-benar perhitungan sama suami!" "Jelas dong harus! Soalnya Mas juga gitu sama aku dan anak-anak! Mas selalu memberi apa yang Siska dan Ibu minta tanpa memikirkan perasaan kami jadi aku hanya meniru apa yang telah kamu ajarkan, Mas!" jawab Mahira. Dia, melipat kedua tangan di depan dada dan danau menikmati wajah kesal Nizam. "Sialan, kamu! Cepat buka kulkas ini!" titah Nizam. "Maaf, Mas gak bisa! Lagipula kulkas itu yang beli Ibu dan listriknya aku yang bayar, jadi kamu gak ada hak!" jawab Mahira. "Kalau begitu, apa gunanya kamu jadi istri? Percuma aku punya istri kalau kamu bers
Read more
Mahira bimbang
"Kayla, cerita sama Ibu!" ucap Mahira dengan lembut. "Ayah beli bakso, Bu! Jadi Bila nanya, mana bakso untuk dia? Tapi kata Ayah, cuma beli untuk Tante Siska aja. Jadi Bila nangis. Kenapa Ayah tidak pernah membelikan kami makanan? Selalu Tante Siska saja. Ayah juga sering membentak kita berdua, Bu! Ayah nggak sayang sama kita!" ucap Kayla dengan mata berkaca-kaca sambil memeluk adiknya. "Benar, Mas yang Kayla katakan itu?" tanya Mahira seraya menatap tajam pada Nizam. "Emangnya kenapa kalau aku belikan untuk Siska? Mereka berdua kan tanggung jawab kamu! Jadi kalau mereka mau apa-apa, ya minta sama kamu, bukan ke aku!" jawab Nizam tanpa merasa bersalah. "Kamu itu kalau ngomong dipikir, Mas! Aku dan anak-anak sebenarnya tanggung jawab kamu! Tapi kamunya aja yang zolim sama istri dan anak-anak kamu. Lebih memilih memenuhi kebutuhan keluarga kamu daripada kami! Denger ya, Mas! Rezeki yang kamu berikan kepada keluarga kamu itu ada hak kami bertiga. Jadi jika kami tidak ridho kamu lihat
Read more
Sikap Bu Hartini
"Bu, ada anak-anak, jangan ngomong kayak gitu!" tegur Nizam pada Bu Hartini. Untung saja Kayla dan Bila sedang asyik menonton di handphone yang dipinjamkan Mahira. "Ibu udah benar-benar benci, Man sama Nizam! Jangankan Mahira, dengan anak-anaknya saja dia bersikap seperti itu! Gak ada yang bisa diharapkan lagi dari laki-laki seperti itu, Ra! Dunia gak apalagi akhirat! Pantas saja almarhum Bapak dari awal menolak Nizam untuk menjadi menantunya! Mungkin beliau sudah feeling Nizam bukan lelaki yang baik. Entah apa yang kamu lihat dari Nizam! Sampe kamu ngotot tetap ingin menikah dengannya!" cecar Bu Hartini. "Bu, udah! Jangan ungkit masa yang telah lalu! Kasihan Mahira!" ucap Rahman. Dia melirik ke arah Mahira yang hanya bisa menundukkan kepala. "Dek, jangan terlalu dipikirkan, ya! Ibu ngomong gitu karena beliau kuatir sama kamu dan anak-anak! Abang serahkan keputusan sama kamu, Dek! Jika kamu merasa tidak bisa bertahan lagi dengan suamimu, lepaskanlah! Tapi, jika kamu yakin, dia akan
Read more
Kesepakatan Mahira dan Nizam
Dilihatnya Siska sedang mengomel karena minyak goreng yang tertumpah. "Ngapain kamu?" tanya Bu Hartini. "Ini! Gara-gara anak Ibu yang gak mau masak, jadi saya yang harus turun tangan!" jawab Siska. "Kok jadi salah anak saya?" Bu Hartini balik bertanya. "Ya iyalah! Coba ya, Mbak Mahira itu ikut apa perintah Mas Nizam, jadinya kan gak kayak gini? Saya yang malah disuruh nyiapin makanan!" gerutu Siska. "Eh, Siska! Salahin Mas kamu itu! Jadi suami gak guna! Mau seenaknya saja! Minta dilayani sebagai suami tapi gak pernah memberi hak Mahira sebagai istri!" cecar Bu Hartini. "Siapa yang bilang Mas Nizam gak ngasih haknya sebagai istri? Rumah sudah ada. Kendaraan juga sudah ada. Uang belanja juga dikasih, kan? Apalagi yang kurang? Anak Ibu saja yang keterlaluan sama suami. Ngebangkang terus!" balas Siska. "Rumah ini saya yang kasih Dp bukan Nizam. Kendaraan yang kamu bilang itu, Mahira dapatkan dari sebelum menikah dengan Nizam! Dan uang belanja yang kamu bilang itu, saya mau tanya sa
Read more
Ngerjain Nizam
Pagi ini Mahira sengaja membuat sarapan untuk anak-anak dan Ibunya saja. Seperti kesepakatan yang dia buat dengan suaminya.Mahira membuat sarapan kali ini yaitu nasi goreng dengan topping sosis, bakso dan telur dadar. Ditaburi dengan bawang goreng dan tak lupa kerupuk telah Mahira siapkan untuk Ibu dan kedua anaknya. Mereka menyantap makan pagi dengan gembira. Kayla dan Bila pun merasa senang karena sarapan ini begitu istimewa. Nizam keluar dari kamar setelah selesai mandi dan berpakaian rapi. Nizam melirik ke arah meja makan. Terlihat istri, anak serta mertuanya begitu menikmati nasi goreng buatan Mahira. Dia menelan ludah. Merasa gengsi untuk meminta tapi perutnya keroncongan karena tadi malam tidak makan.Mahira yang melihat Nizam melirik-lirik ke meja makan kemudian berdiri dan mengambil kopi yang telah dibuatkannya untuk Nizam. Walau bagaimanapun kopi tetap disediakan oleh Mahira. "Ini Mas, kopinya udah aku buatin dari tadi. Aku taruh di sini ya!" ucap Mahira seraya meletakka
Read more
Adu Mulut
"Kenapa kamu matikan teleponnya, Sus?" tanya seorang pria di seberang, temannya Bu Susi. Ada Siska! Aku gak mau dia mendengar percakapan kita!" jawab Bu Susi"Oh, ada Siska. Jadi, sampai kapan kita kucing-kucingan sama anak-anakmu?" tanya pria itu lagi. "Nantilah, aku belum tahu sampai kapan! Aku masih nyaman dengan keadaan seperti ini!" jawab Bu Susi lagi. "Terserah kamu aja deh, Sus!" timpal pria itu lagi. "Ya sudah, kalau begitu aku mau mandi dulu, ya! Kamu kerja yang rajin, jangan males-malesan! Tahunya minta uang aja sama aku!" gerutu Bu Susi."Yah, mumpung kamu ada usaha, Sus! Kalau aku kan kerjanya serabutan. Kamu tahu sendiri penghasilanku berapa. Cuma bisa untuk rokok dan pulsa aja!" jawab pria itu. "Iya, bawel! Dah dulu ya! Kamu kerja hati-hati!" pesan Susi. "Oke, sampai ketemu nanti siang!" "Iya, Hen!" jawab Bu Susi lalu mengakhiri teleponnya. Bu Susi beranjak dari pembaringan dan keluar dari kamar menuju dapur. Dilihatnya meja makan bersih tanpa ada apapun di atas m
Read more
3 lawan dua
Mahira menuju kamarnya kemudian meraih handphone yang diletakkannya di dalam tas. Kemudian dia menghubungi Rizal, adik kelasnya yang janji akan memasang CCTV di rumahnya. "Halo, assalamualaikum, Mbak!" jawab Rizal. "Wa'alaikumussalam, Zal! Kamu di mana? Kamu jadi datang, kan hari ini?" tanya Mahira. "Maaf banget, Mbak! Hari ini Rizal gak bisa datang ke rumah Mbak.Kebetulan ada kerjaan yang nggak bisa ditinggalkan. Paling kalau bisa masang besok atau lusa, Mbak! Maaf banget ya, Mbak! Rizal juga baru mau ngabarin ke Mbak!" jawab Rizal. "Oh gitu, ya udah nggak papa, Zal! Mbak pikir kamu lupa. Kalau memang ada kerjaan, Mbak nggak bisa maksa kamu juga. Sesempatnya kamu aja, Zal. Tapi kalau kamu mau datang, kamu kabarin Mbak dulu, ya!" pinta Mahira. "Iya, Mbak! Pasti Rizal ngabarin kalau mau ke rumah Mbak.""Ya udah kalau gitu, Zal! Makasih sebelumnya ya, assalamualaikum!" ucap Mahira mengakhiri panggilan. "Waalaikumussalam, sama-sama Mbak!" jawab RizalMahira kembali menaruh handpho
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status