All Chapters of Hidup di Dua Hati: Chapter 21 - Chapter 30
44 Chapters
Ancaman Mwmbawa Petaka
Mak Rusli heran melihat perubahan yang terjadi pada Naya. Pulang berlibur, gadis itu bukan bertambah riang, tetapi makin sering mengurung diri di dalam kamar. Dia hanya keluar bila dipanggil untuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Selebihnya dia akan menghabiskan waktu di dalam kamar. Entah apa yang dia pikirkan. Berkali-kali Mak Rusli bertanya, tetapi putrinya hanya diam seribu bahasa, seperti orang bisu dan tuli.Pria paruh baya itu mencoba menebak, apakah Naya masih terpengaruh dengan pupusnya harapan menikah dengan Kenan? Tetapi, dia sudah terlihat baik-baik saja, bahkan mulai sering berinteraksi dengan orang lain. Namun, sejak kepulangan dari Lembah Harau, Naya seolah-olah menghindar dari ayahnya. Setiap Mak Rusli mencoba membuka percakapan, gadis itu cepat-cepat naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamar. Seperti hari ini, seharian Mak Rusli tidak melihat sang putri. Rasa cemas menggelayuti hatinya. Kejadian berapa bulan yang lalu terbayang-bayang di tempurung kepalanya.
Read more
Pesan Terakhir
Kenan tak habis pikir, apa yang membuat Mak Rusli bersikeras memintanya pulang ke Padang? Hal penting apa yang tak bisa dibicarakan lewat telepon? Bahkan, Kakak mamanya itu mengatakan, apa yang hendak disampaikan perihal hidup dan mati."Ngelamun apa?" Hasna meletakkan secangkir kopi panas ke meja makan.Kenan tak menjawab. Dia malah memperhatikan Hasna yang sudah berpakaian rapi, harus turun ke dapur membuatkan sarapan untuknya. Menggunakan celemek merah, dan sandal rumahan, wanita itu justru terlihat sangat cekatan. Tangannya lincah menggoreng telur mata sapi di atas kompor, sementara matanya juga awas memperhatikan toaster, menjaga agar roti tak gosong."Kamu enggak takut bau asep?" Kenan akhirnya tak tahan untuk bertanya.Hasna menoleh sebentar sembari melempar senyum. "Enggaklah. Kalau udah bawaannya cantik, pasti wangi aja kecium di hidung."Kenan tertawa pelan. Istrinya itu tidak saja aneh, tapi juga menderita sindrom narsis akut."Siapa bilang kamu cantik? Menurutku enggak sa
Read more
Buah Simalakama
"Semua ini salah Uda!" Naya berteriak, seraya menuding Kenan dengan telunjuk. Wajahnya basah bersimbah air mata dengan sorot seakan hendak melubangi dada Kenan. Mulut gadis itu terus meracau menyalahkan pria tersebut. Walaupun sang supir sudah menjelaskan kalau Mak Rusli kecelakaan karena kurang berhati-hati saat menyeberang jalan.Akan tetapi, Naya tetap menyalahkan Kenan. Dia berkata, seandainya sang ayah tidak menjemput pria itu ke bandara, pasti ayahnya baik-baik saja. Naya seperti orang gila. Dia terus saja berteriak menyalahkan Kenan. Tak ada lagi si gadis lembut dan bertata krama, wajahnya garang dengan sinar mata mengandung bibit kebencian untuk Kenan. "Udah harus tanggung jawab! Cuma Ayah yang Naya punya. Kenapa Uda tega membuat Naya seperti ini? Udalah sumber masalah. Uda sumber penderitaanku" Susah payah keluarga Naya dari pihak almarhum ibunya menenangkan gadis itu. Meminta dia beristigfar, alih-alih Naya malah maju dengan cepat menyerang Kenan. Dia memukul-mukul dada
Read more
Lidah Bercabang
Sepanjang penerbangan dari Padang ke Jakarta, Kenan diam seribu bahasa. Dia tak berminat berbicara dengan Naya yang duduk di sebelahnya. Kepala pria itu berat memikirkan reaksi Hasna. Meski pernikahan dengan si wanita tidak pernah direncanakan dan baru seumur jagung, tak pernah terlintas di pikirannya untuk menyakiti Hasna. Apalagi dua minggu belakangan ini hubungan mereka sangat manis. Andai ada jalan keluar selain menikahi Naya, pasti dia akan memilih jalan itu.Namun, Naya terlalu keras kepala. Gadis itu sangat pandai mengintimidasi. Mempermainkan pikiran Kenan seolah-olah dia yang bersalah. Menggunakan ancaman bunuh diri bila kemauannya tak dituruti. Kenan bisa saja tak peduli, tetapi nurani pria itu tak bisa membiarkan si gadis berbuat nekat. Dan dia yakin, Naya mampu melakukannya. Seseorang yang sudah terobsesi pada orang yang dia sukai, sanggup melakukan apa saja."Uda kenapa diam saja?" Naya bertanya. Dia tak tahan didiamkan begitu saja. Setelah pernikahan siri kilat mereka,
Read more
Patah Sekali Lagi
"Sebaiknya kamu tanya langsung ke Kenan. Apa alasan Naya tinggal lama-lama di rumah kamu. Enggak logis banget, dia punya warisan banyak, kok, malah numpang."Refan memberi saran setelah mendengar keluhan Hasna. Awalnya temannya itu tak mau bercerita, tetapi melihat raut kusut Hasna, membuatnya penasaran. "Percuma nanya, jawaban Kenan selalu aja sama. Sangat beresiko membiarkan gadis itu seorang diri." Hasna menjawab dengan malas. Dia meletakkan kepalanya begitu saja ke atas meja kerja. Semangatnya tak ada lagi sejak Naya mulai mengintervensi hidupnya. Bahkan, gadis itu sekarang bekerja di kantor pusat Kenan di bagian administrasi. Karena satu kantor, keduanya kerap pergi dan pulang bersama-sama. Hasna tak menampik ada cemburu terbersit di hatinya. Namun, dia mencoba mengusir pikiran itu. Meski belum bertahun-tahun mengenal Kenan, Hasna yakin pria itu tipe setia. Lagipula, Naya adalah sepupu si pria, tidak mungkin Kenan tega berbuat yang aneh-aneh di belakangnya."Ya, tanya lagi samp
Read more
Penghancur Hati
Sepanjang perjalanan pulang, Hasna hanya diam. Tatapan matanya kosong. Dia hidup, tetapi mati. Takdir sungguh senang bermain dengan hatinya. Susah payah bangkit mengutip patahan hati, lalu merekatnya dengan tekun agar mampu mencintai lagi. Namun, saat dia kembali meletakkan kepercayaan dan membiarkan Kenan menjelajah masuk ke hatinya, pria itu justru melukai lebih dalam. Apalagi saat melihat sorot mata Naya yang seolah-olah mengejeknya. Hasna menolak ajakan Kenan berbicara di dalam hotel. Pantang baginya masuk ke tempat yang mungkin saja sudah ditiduri mereka berdua."Kamu baik-baik aja?" Refan yang mengendarai mobil, melirik sebentar ke arah Hasna.Hasna bergeming. Dia tak punya kekuatan meski untuk menggerakkan bibirnya saja."Sebaiknya kita mampir dulu ke suatu tempat. Kamu butuh berpikir jernih sebelum menghadapi Kenan."Hasna tak menjawab. Dia tak peduli Refan membawanya ke mana. Dia menutup kelopak mata, membiarkan semilir angin mengeringkan air mata yang luruh di pipinya. Hasna
Read more
Mahir Menutup Luka
Hujan masih saja betah menyirami bumi. Langit seolah-olah tak pernah kehabisan stok menumpahkan kandungan air dari rahimnya. Mungkin bagi sebagian orang hujan mendatangkan masalah, tetapi untuk yang lain, hujan adalah berkah. Pun Hasna, hujan adalah cara dia menikmati keindahan alam. Pernah sengaja membiarkan tubuhnya basah, berada di bawah hujan bisa menangis tanpa diketahui oleh siapa pun. Seperti hari ini, setelah pengakuan Kenan tentang pernikahan sirinya dengan Naya, Hasna tak tahu bagaimana bentuk hatinya. Mungkin sudah hancur lebam tak berbentuk lagi dalam sana, tetapi dia mencoba tegar, tak ingin memperlihatkan kerapuhannya di hadapan Kenan dan Naya. Dia yakin ini yang diinginkan gadis itu. Hasna semakin menyadari, Naya gadis yang sangat licik dan berbahaya. Menggunakan kesempatan saat Mak rusli meninggal untuk menekan suaminya. Meski Kenan berkata menikah Naya hanya demi kemanusiaan, tetap saja ada luka bersarang di hati Hasna. Dia tidak mengira pria yang dia beri cap setia,
Read more
Melipat Luka
"Apa kabar?"Hasna tersenyum dan menyambut uluran tangan Azka dengan canggung. "Baik."Azka menggangguk, ikut tersenyum. Dia tak mengira Hasna yang menangani promosi usaha barunya."Silakan duduk." Azka berjalan menuju kursinya, setelah Hasna bergerak duduk di depannya. Ada gelombang aneh, tapi menyenangkan merambat ke dada Azka, melihat Hasna berada tepat di hadapan. Wanita itu masih terlihat memesona. Auranya pun memancarkan kepercayaan diri yang sangat kuat."Aku enggak ngira kalau kamu photografernya," ujar Azka memulai pembicaraan."Aku juga enggak ngira kamu yang punya kafe." Hasna membalas singkat.Azka mengangkat bahunya ringan, dia tersenyum menatap Hasna dengan lembut. "Aku juga enggak ngira usahaku bisa berkembang kayak gini. Semua ketidaksengajaan aja." Sadar mengucapkan kalimat yang sama berkali-kali, keduanya kembali melempar senyum canggung."Kamu masih kerja di BUMN, kan?"Pria itu menggeleng. "Aku dipecat," ujar Azka ringan."Kenapa?" tanya Hasna dengan raut terkejut
Read more
Salah Memilih Lawan
Kenal mengendarai mobil dengan pikiran kacau. Senyum Hasna dan interaksi dengan mantan suaminya, terus terbayang-bayang di pelupuk mata sang pria. Dia bertanya-tanya, sejak kapan mereka bertemu lagi? Setahunya hubungan keduanya tidak baik setelah perceraian, tetapi dari yang dia lihat tadi, mereka seperti tidak ada masalah. Bahkan terkesan cukup dekat. Apalagi saat melihat cara mantan suami Hasna itu memandang si wanita, sebagai seorang pria, dia tahu tatapan itu. Ada panas yang merambat cepat ke dada, membuat jantungnya berdetak lebih kencang. Dia harus mencari tahu, apa maksud pria itu mendekati Hasna. Tentang Naya, dia sudah berkonsultasi dengan psikiater yang direkomendasikan temannya. Menghadapi kondisi seorang yang terobsesi, dia harus bersikap tegas. Ternyata, rasa kasihan dan bersalahnya malah membuat situasi menjadi runyam. Dia harus menyakinkan Naya, bahwa apa yang dia lakukan tak lebih sekadar kemanusiaan saja. Dituntut kesabaran untuk menyakinkan apa yang dikira cinta han
Read more
Tergoda
Kenan sangat kesal. Hari ini dia kembali mencari Hasna ke studio foto, tetapi lagi-lagi wanita itu tidak ada di sana. Dan yang membuat pria itu meradang adalah, salah seorang karyawan Hasna mengatakan bahwa istrinya itu sedang ada proyek di kota Surabaya. Bagaimana bisa Hasna pergi tanpa pamit padanya? Prilaku istrinya belakangan ini memang seringkali membuat kesal. Wanita itu seakan-akan menantang untuk terus berkonfrontasi. Mereka jarang bicara, bahkan untuk sarapan di meja yang sama pun tidak pernah dilakukan lagi. Sejak kehadiran Naya, keadaan rumah tangga mereka bagai api dalam sekam.Saat salah seorang karyawan Hasna menjelaskan tentang proyek apa yang sedang ditangani istrinya di Surabaya, Kenan segera mencari tahu di instagram. Dia membuka akunnya yang sudah berlumut. Kenan memang tak terlalu aktif di media sosialnya akhir-akhir ini. Pikiran yang kacau membuatnya menyerahkan promosi di sosial media kepada bagian pemasaran. Itu pun khusus instagram outlet ayam gepreknya.Dahi
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status