Semua Bab Bodyguard Gagah Dari Kampung: Bab 11 - Bab 20
65 Bab
Chapter 11 : Ujian
"Dario?"Nada keterkejutan, terdengar di ruangan yang masih sepi itu. Sandy menatap melongo ke arah meja Dario yang sedang sibuk melihat sesuatu di komputernya."Oh, senior, Sandy. Selamat datang," ujar Dario sambil menengok ke sumber suara."Eh, iya," jawab Sandy agak gugup. "Apa kau tidak apa-apa kemarin?"Dario berpura-pura tidak melihat kegugupan seniornya itu. Alisnya mengernyit, seakan bingung."Ya, aku tidak apa-apa. Apakah ada yang aneh denganku?" tanyanya."Tidak,,, tidak. Aku hanya bertanya sesama rekan saja."Kali ini Sandy yang bingung. Jelas-jelas kemarin Dario ditinggalkan bersama preman-preman itu. Lantas tidak lama kemudian, rombongan pria aneh berbaju hitam datang memblokir pintu masuk restoran."Oh iya. Terimakasih senior atas acara kemarin. Aku belum sempat mengatakannya kemarin."Punggung Sandy entah mengapa merinding begitu melihat senyum Dario setelah mengucapkan terimakasih itu. Seakan dia adalah maling yang tertangkap basah
Baca selengkapnya
Chapter 12 : Wendy
Wendy bisa dibilang wanita yang cantik. Dia seumuran dengan Stefanie. Rambutnya hitam panjang, sering di ikat kuncir kuda. Matanya besar, hidungnya agak Bangir dengan bibir sedikit tebal. Kulitnya agak kecoklatan, tapi itu membuatnya semakin eksotis.Stefanie dan Wendy bisa dikatakan memiliki sifat bertolak belakang. Yang pertama enerjik dan sedikit ke Kanakan, sedangkan yang kedua lebih kalem dan terlihat lebih dewasa."Senior, laporannya sudah ku perbaiki. Anda bisa memeriksanya," ujar Dario berdiri di dekat meja Wendy yang sedang sibuk mengetik sesuatu."Oh, benarkah. Cepat sekali. Aku pikir perlu beberapa jam lagi kau baru menyelesaikannya," kata Wendy menghentikan kegiatannya.Dia menerima berkas dari Dario dan memeriksanya sebentar."Ini bagus dan rapi," ucap Wendy tersenyum senang. "Kau sangat membantuku, Dario. Yang lain sibuk saat ku minta bantuan. Aku tadinya agak skeptis meminta tolong padamu, tapi melihat kau menyelesaikan ini, aku jadi tidak bis
Baca selengkapnya
Chapter 13 : Mencari Jejak
"Wendy menghilang. Rumahku sepertinya dibobol orang. Ruang tengah dan kamar Wendy juga berantakan. Aku pikir dia diculik."Stefanie berkata dengan panik ditelpon. Dario tentu saja terkejut. Dia baru saja akan menyelesaikan laporan mingguan untuk Lili."Baik, aku segera kesana. Kirim alamat apartemen mu.""Iya."Dario segera mengamankan laporannya lalu berganti baju dan jaket hitam untuk segera meluncur ke tempat Stefanie.Dia berlari ke Basemen dan membuka sebuah ruangan yang disewakan sebagai gudang untuk penghuni apartemen.Sebuah motor Ducati Multistrada V2S terlihat setelah Dario membuka terpal yang menutupinya.Motor ini hadiah dari Lili sebagai kendaraan operasi bila dibutuhkan. Dario tidak memakainya karena terlalu mencolok jika dipakai kerja.Setelah memastikan alamat Stefanie, raungan motor terdengar menggema di malam yang hening.xxxHanya hitungan menit karena jalanan sudah lenggang, Dario sudah berada di apartemen Stefanie.
Baca selengkapnya
Chapter 14 : Penculik Gila
Edmun dan Hudson tiba hampir bersamaan dengan Dario ke ruangan cctv. Keduanya memang diminta untuk datang."Ada apa, tuan Dario? Apakah anda menemukan jejak orang itu?" tanya Hudson penasaran. Bagaimana pun, mereka baru saja berpisah tadi."Yah, bisa dibilang begitu," jawab Dario. " Tuan Hudson, apakah ada tangga khusus yang mengarah ke atap?""Iya, bagaimana kau tahu?""Hanya menebak saja," ucap Dario lagi. "Lalu tuan Edmun, adakah anak buahmu memeriksa ke atap?""Apakah maksudmu orang itu malah lari ke atas?" Edmun malah balik bertanya yang membuat Dario kesal."Ini hanya hipotesis ku. Jawab pertanyaan ku dulu.""Iya, memang mereka tidak mengecek sampai ke atas. Ada yang sampai depan pintu lalu turun lagi karena pintunya terkunci," jawab Edmun sedikit gugup."Apakah benar-benar memang terkunci atau ada sesuatu yang menahannya?" tanya Dario kemudian."Aku tidak tahu. Mereka hanya bilang pintu ke atap terkunci, lalu turun. Aku pikir juga tidak mungkin penculik itu malah ke atas. Pasti
Baca selengkapnya
Chapter 15 : Penasaran
Fraud terhuyung kebelakang. Darah menyembur dari mulutnya. Pisau yang ia pegang terpental jauh. Sebuah tendangan baru saja mengenai dagunya.Saat Fraud berbicara dengan Wendy, Dario sudah mengumpulkan kekuatannya. Dia segera menendang tangan kiri Fraud yang memegang pisau serta dagu pria itu bergantian.Dario segera bangun dan berlari ke arah pisau yang tergeletak 10 meter darinya. Tapi benda pipih yang mengeluarkan listrik kembali di lempar Fraud.Dengan Akrobatik, Dario menendang kembali benda pipih itu menjauh. Sedikit sengatan membuatnya terjatuh setelah melayang di udara.Fraud kembali melempar lebih banyak benda pipih itu ke arah Dario dan di sekitarnya. Strategi pria itu ingin Dario terkepung.Tapi sekali lagi Dario menendang semuanya sampai rusak. Fraud terlihat kesal. Kali ini dia mengeluarkan pistol khusus yang pelurunya bermuatan listrik dan menembakkannya dengan tangan kiri.Dario harus berguling-guling agar tidak kena. Jujur saja, tersengat listrik bukan pengalaman yang me
Baca selengkapnya
Chapter 16 : Masa Lalu
Sebenarnya Wendy sudah datang dari tadi, tapi dia tidak segera masuk. Dia hanya mendengarkan obrolan Dario dan Stefanie dibalik pintu.Pemeriksaan polisi sudah selesai, jadi dia langsung kesini untuk menemui Dario. Tak disangka, nampaknya sepasang pria dan wanita di dalam kamar cukup dekat.Wendy bisa menilai dari obrolan dan candaan mereka. Sejak kapan mereka dekat? Bukannya Stefanie itu ratu es? Hatinya tiba-tiba terasa sakit jika memikirkan itu.Setelah mendengarkan kata-kata terakhir Stefanie, Wendy akhirnya memutuskan masuk ke kamar Dario."Wendy? Apa kau baik-baik saja?"Stefanie segera bangun dan memeluk Wendy. Nada suaranya terdengar khawatir. Kekhawatiran perempuan itu benar-benar tulus, Wendy merasakan hangat di hatinya."Yah, aku tidak apa-apa. Maaf sekali lagi telah merepotkan mu, Stef," ucap Wendy yang kemudian ikut duduk bersama Stefanie."Jangan dipikirkan. Kau adalah temanku. Sesama teman harus mau direpotkan," ujar Stefanie tersenyum.Keduanya kembali berpelukan."Ehm
Baca selengkapnya
Chapter 17 : Titik Balik
Wendy masih ingat hari itu. Akhir Desember cuaca cukup dingin. Badai salju semalam membuat tumpukan putih memenuhi semua halaman rumah.Dia memilih untuk tidur kembali saat Ivoni memanggilnya dari lantai bawah. Dengan berat hati, dia pun melangkah turun dari kamarnya yang hangat."Ada apa, Bu?" tanyanya setelah dibawah.Kedua orang tua angkatnya sudah duduk di meja makan. Fraud kebetulan ada di rumah untuk merayakan tahun baru."Ayo sarapan dulu," ujar Ivoni."Aku tidak lapar, Bu," ucap Wendy malas sambil leyehan di meja menjadikan kedua tangannya sebagai bantal."Heh, anak gadis tidak boleh begitu. Ayo makan dulu."Dengan setengah malas, Wendy akhirnya ikut makan dengan kedua orang tuanya.Masakannya sederhana. Hanya dua telor di orak-arik kesukaan Wendy dicampur dengan kentang rebus. Walaupun sederhana, kebersamaan ini selalu disukai Wendy."Apa ibu jadi pergi ke tempat paman Frederick?" tanyanya disela makan mereka."Ya, tentu saja. Ak
Baca selengkapnya
Chapter 18 : Hari yang normal
Seorang pria dengan dengan setelan jas hitam dan kemeja biru, sudah berdiri di pintu masuk. Rambutnya klimis di sisir kebelakang, iris matanya biru dan tersenyum ramah.Pria itu diikuti sepasang pria dan wanita dengan setelan jas hitam dan kemeja putih dibelakangnya. Keduanya masing-masing membawa koper kecil."Apa ini kamar tuan Dario?" tanya pria itu."Benar, tuan," Stefanie yang menjawab."Apa kedatangan saya mengganggu?" tanya pria itu lagi melihat dua wanita di ruangan itu sembab sehabis menangis."Tidak. Tidak apa. Silahkan masuk. Ada yang bisa kami bantu?" kata Stefanie balik bertanya.Ketiga orang itu pun masuk. Mereka memperkenalkan diri. Pria paling depan adalah Detektif Aaron. Sedangkan yang dua lagi adalah Detektif Bordon dan Hailey."Apakah anda nona Wendy?" tanya Aaron."Iya, benar detektif. Namaku Wendy," ucapnya."Aku ditugaskan dalam kasus penculikan anda. Mungkin aku akan sering mengganggu mu nanti. Apakah tidak masalah?""Tidak masalah, tuan Detektif.""Baiklah kalau
Baca selengkapnya
Chapter 19 : Stefanie Dalam Masalah
Boa Groups mempunyai banyak lini produksi dari berbagai bidang, seperti elektronik, fashion, perhiasan, makanan. ekspor impor bahkan perusahan keamanan pun ada.Proyek terbaru Stefanie berkaitan dengan produk makanan yang baru dikeluarkan oleh perusahaan, yaitu buah kalengan siap makan.Respon pasar cukup bagus. Makanya perusahaan memutuskan membangun pabrik di pinggiran kota dekat dengan perkebunan.Tujuannya tentu saja agar buah yang baru dipanen bisa langsung diproses di pabrik agar tetap segar."Bagaimana perkembangan proyek mu?" tanya Dario saat mereka makan siang bareng di atas atap. Seperti biasa, Stefanie sibuk dengan makanannya."Cukup bagus," jawab perempuan itu setelah menenggak setengah botol minuman. "Pembangunan jalan cukup lancar berkat bantuan mu kemarin itu.""Baguslah. Bagaimana dengan pabriknya?" tanya Dario lagi."Tingkat produksi sudah lumayan, tapi belum bisa memenuhi kuota yang diinginkan perusahaan. Rencananya perusahaan akan menambah pekerja lagi.""Kau bisa l
Baca selengkapnya
Chapter 20 : Menyusup
Image Dario di kantor adalah seorang kutu buku. Memakai kacamata hitam dengan bingkai besar, dia dianggap hanya karyawan titipan.Tidak banyak karyawan divisi Marketing yang mau dekat atau sekedar menjadi temannya.Stefanie yang sering ngobrol dengan Dario hanya di anggap sikap atasan kepada bawahan, tidak lebih.Minggu pertama, karena seringnya interaksi mereka, yang lain melihatnya mereka sudah tidak hanya atasan bawahan.Sering Stefanie kedapatan wajahnya merah dengan senyuman tersungging bila di dekat Dario. Tentu saja yang lain mengira mereka sudah pacaran.Hal itu menimbulkan kecemburuan di antara para pria. Karena Stefanie salah satu kembang di divisi marketing mereka.Ivan adalah yang paling benci dengan Dario. Tentu saja karena dia merasa lebih baik dari anak baru kutu buku itu.Dia sudah jatuh cinta pada Stefanie sejak hari pertama melihatnya. Tapi belum ada seminggu, Stefanie malah terlihat dekat dengan Dario.Dua orang preman melangkah masuk diikuti oleh seorang pemuda kli
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status