All Chapters of PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN: Chapter 71 - Chapter 80
445 Chapters
OASE
71Fera menarik tanganku setelah puas memukuli Pak Sam dengan sandalnya. Ia mengajakku berlari hingga kami tiba di depan sebuah tenda pecel ayam dan lele. Kami langsung duduk di salah satu bangku kayu panjang yang masih kosong. Dengan napas yang tersengal, Fera meminta air minum kepada penjual di sana yang sedikit heran. Sekalian memesan makanan. “Kamu harus hati-hati Vio, sekarang ini kan, sedang marak penculikan anak untuk diambil organ vitalnya. Aku yakin orang itu tadi ingin menculikmu! Kenapa kamu tidak teriak?” Fera menatapku cemas setelah meneguk segelas air dan napasnya sedikit normal.Aku terbahak mendengarnya. Teringat bagaimana reaksi Pak Sam saat Fera menghujaninya dengan pukulan sandal di kepala dan seluruh tubuhnya. Kasihan sih, tetapi biarlah, siapa tahu dia kapok untuk datang lagi. Bagaimanapun, aku masih marah kepadanya. “Lain kali hati-hati! Teriak saja kalau ada orang asing yang mencurigakan! Itu pasti penculik anak!”Aku tertawa lagi. Bahkan hingga keluar air ma
Read more
KERIBUTAN DI KANTIN
72Hari kedua bertemu Fera, aku diajak ke kantor tempat ia bekerja, setelah sebelumnya menyiapkan lamaran terlebih dulu. Katanya ia sudah bicara dengan leader-nya agar aku bisa mengisi kekosongan sepeninggal salah satu rekan Fera. Fera sendiri sudah bekerja hampir lima bulan di sana. Selang sebulan setelah pertemuan pertama kami. Ah, aku berterima kasih kepada Tuhan karena dulu mempertemukan kami. Karena dia dulu aku bisa bekerja di rumah Tuan Sultan. Karena dia juga kini aku merasa hidupku tak sendiri. Bila tidak bertemu dia lagi, entah, mungkin aku masih terus meratapi nasib. Dengan kehadirannya dan keceplas-ceplosannya, aku merasa terhibur. Sedikit banyak mengalihkan dari luka hati ini. Semalam ia bahkan menginap di kamarku agar aku tak kesepian katanya. Kamarnya sendiri terhalang tiga pintu dari kamarku. Ia memutuskan kost untuk menjaga kewarasan katanya. Bila di rumah terus takut otaknya korslet karena omelan ibu tirinya setiap hari. Ok, aku akan memulai hidupku. Hidup baru y
Read more
SIAPA DIA?
73 Aku, Fera, Anita, dan leader kami bernama Bu Maya kini berada di ruang kepala HRD. Kami disidang karena kejadian di kantin tadi. Sungguh memalukan. Di hari pertama aku bekerja, hal seperti ini harus terjadi. “Kalian sungguh memalukan! Pak Alvin sampai melihat sendiri keributan yang seharusnya tidak pernah terjadi!” Bapak-bapak berjidat lebar yang duduk di belakang meja menatap kami semua yang berdiri berbaris di depan meja kerjanya. “Kalian tahu ini waktu karyawan beristirahat, bukan? Mereka butuh ketenangan untuk menyantap makan siang setelah bergelut dengan pekerjaan. Dan kalian merusaknya dengan keributan tidak penting!” Pria itu melanjutkan dengan tetap mengedarkan pandangan ke arah kami bergantian. Tidak ada yang berani bersuara di antara kami. Bahkan Bu Maya yang masih bingung karena tak tahu menahu kejadian tadi, diam tak mengerti. “Maya, ini hari pertama kamu menjadi leader OG, dan di hari ini, anak buahmu malah berbuat ulah! Bagaimana tanggung jawabmu?” Pria itu kini
Read more
PAK ALVIN
74Aku sedang membersihkan dinding kaca ruangan rapat, saat seseorang masuk ke ruangan itu sambil menggerutu. Aku menoleh dan langsung mengangguk hormat ke arah perempuan cantik dan berpakaian seksi yang juga melirikku. Dari tampilannya, aku yakin jika ia seorang sekretaris. Hanya saja terlalu berlebihan untuk ukuranku. Aku jadi teringat Hera, sekretaris Tuan Sultan yang dikeluarkan karena berbadan dua. Perempuan itu terus mengomel, bahkan tak menanggapi sama sekali anggukan kepalaku. Ia melemparkan map-map yang jumlahnya lumayan banyak ke atas meja besar yang memanjang di tengah ruangan. Kemudian melipat tangan di dada dengan kesal. Sebelum beranjak mengecek sound system di dekat while board. Entah kenapa, aku malah ingin memperhatikan gerak-gerik perempuan itu. Melihatnya, aku jadi teringat pekerjaanku saat bersama Tuan Sultan dulu. Sepertinya, memang mau diadakan rapat hari ini. Karena aku diperintahkan membersihkan dan merapikan tempat ini sebelum tempat lainnya. Perempuan it
Read more
NAMAKU VIO
75“Apa yang kau katakan kepada Pak Alvin, hah? OG sialan, kau mau cari muka? Ngaca! Kamu Cuma OG, jangan mimpi bisa menggeser posisiku di sini!” Aku melongo tak mengerti. Perempuan bernama Sesil mendatangiku di pantry dengan omelan panjang yang membuat telinga gatal. “Kamu OG baru, kan? Baru masuk sudah mau cari muka? Sama bos besar pula? Helow, mimpimu ketinggian, Nona! Bangun, makanya jangan tidur siang bolong, jadi mimpinya sampai nyundul langit!” Dia terus saja mengoceh tidak jelas. Mengeluarkan kata-kata buruk yang memperlihatkan bagaimana kualitas dirinya. Dua rekanku, Sulis dan Agus, juga ada seorang karyawan laki-laki yang sengaja membuat sendiri minuman ke pantry, terheran-heran dengan kelakuan Sesil. Bukannya takut, aku bahkan melihat wajah-wajah mereka geli menahan tawa. “Maaf, Bu. Saya tidak mengerti dengan semua yang ibu katakan. Apa Ibu bicara dengan saya?” Aku bertanya saat perempuan itu menarik napas setelah ocehan panjangnya. Bukan jawaban Sesil yang kudengar s
Read more
TAPI....
76“Saya tidak sumbing, Pak saya juga tidak....” “Aku percaya!” Ia mengibaskan tangan setelah beberapa lama terperangah menatapku tak berkedip. “Mataku masih normal!” lanjutnya seraya menyalakan LCD projector, hingga layar di tembok menampilkan gambar sesuatu. Kini mataku yang membola tak berkedip, melihat layar projector yang menampilkan rekaman diri ini di ruang rapat tadi. Di mana aku bergerak ke sana ke mari mempersiapkan semuanya dengan lincah tanpa kendala apa pun. Pak Alvin mematikan rekaman itu setelah sekian lama kami berdua memperhatikannya, di mana adegan terakhirnya aku keluar dari sana setelah bicara dengan pria itu. Dari sana aku baru tahu, jika Pak Alvin sudah lama berada di dalam ruangan itu saat aku masih sibuk mempersiapkan semuanya. Ia seperti sengaja memerhatikanku tanpa menegur atau bertanya apa pun hingga aku sendiri yang menyadari jika ia berada di sana. Aku menelan ludah dengan susah payah. Tubuhku mendadak berkeringat dingin. Bagaimana aku lupa jika di se
Read more
PASRAH
77Aku hampir saja bangun kesiangan pagi ini, kalau saja Fera tidak menggedor pintu berulang kali. Kebetulan dia tidak menginap tadi malam. Gara-garanya aku tidak bisa tidur tadi malam. Ucapan Pak Alvin terus saja terngiang dan mengganggu. Dia menyuruhku menjadi sekretarisnya mulai hari ini tanpa tes sama sekali. Sementara dia masih punya Sesil sebagai sekretarisnya yang resmi. Aku tidak bisa mengambil begitu saja posisi orang lain tanpa bukti aku bisa bekerja. Semalaman berpikir apa aku tidak usah datang saja hari ini ke kantornya untuk menghindari masalah. Ya, masalah. Aku yakin ini awal dari masalah baru yang datang menerpa. Aku mengacak rambut sesaat setelah keluar dari kamar mandi. Aku pikir di tempat baru, semua akan berjalan lancar dan baik-baik saja. Menjalani pekerjaan sebagai OG dengan menyenangkan walaupun memiliki leader aneh dan gaji yang pas-pasan. Nyatanya, di mana pun, tetap saja masalah menerpaku tiada henti. Semua karena kelancangan diri ini yang mengerjakan p
Read more
TES
78Aku gegas berdiri lagi, kemudian mengangguk hormat ke arah wanita paruh baya yang menatap penuh selidik. “Ini Tante! Dia yang merebut posisiku. Padahal dia hanya OG! Masih baru pula. Tapi bisa-bisanya Pak Alvin menggantikanku dengan seorang office girl!” Sesil mengadu penuh emosi. Telunjuknya menunjuk tepat di wajahku. Lagi, wanita yang sudah terlihat kerutan di wajahnya itu memindai diri ini dari ujung kepala hingga ujung kaki, membuatku salah tingkah. “Siapa namamu?” Wanita itu bertanya setelah puas memindai diri ini. Aku melirik sekilas sebelum menjawab. “Viola, Bu,” jawabku sopan seraya kembali menunduk. “Bagaimana Tante? Menyedihkan bukan nasibku harus digantikan seorang OG? Entah apa yang dipikirkan Pak Alvin, hingga mengangkat seorang tukang bersih-bersih menjadi sekretaris. Coba Tante bayangkan, bagaimana jika Tante berada di posisiku?” Sesil terus mengoceh mempengaruhi wanita yang aku yakin ibunya Pak Alvin ini. Aku semakin menunduk. Tidak tahu harus melakukan apa. T
Read more
PERTEMUAN MENDADAK
79Aku mengembus napas panjang setelah semua yang terjadi. Lega? Tentu belum. Hanya untuk saat ini bisa bernapas sedikit lega. Sesil sudah pergi dengan segala dramanya, dan Pak Alvin pamit mengantar ibunya pulang. Tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya, ibunya Pak Alvin bukan wanita tua dan kolot yang menelan bulat-bulat pengaduan yang masuk. Beliau bahkan terkesan netral dan bijak. Pak Alvin juga sangat menghormati ibunya. Ia bahkan melibatkan sang ibu untuk menilai kami tadi. Sayangnya, Sesil malah kabur sebelum perang dimulai. Mungkin ia sudah tidak percaya diri. Padahal aku sudah sangat bersemangat. Sejak awal memang ingin mendapatkan pekerjaan dengan tes yang memadai, agar mereka dapat menilai kinerjaku. Jadi, seandainya kinerjaku buruk, mereka tidak merasa dirugikan. Aku mulai mengerjakan pekerjaan yang Pak Alvin berikan walaupun orangnya tidak berada di tempat. Tidak ada kendala berarti karena aku sudah terbiasa. Semua berjalan lancar. Bahkan saat seseorang mengantar p
Read more
KLINIK
80Aku baru akan mengetik lagi balasan untuk Fera, saat suara Pak Alvin terdengar kemudian. “Sebutkan nama perusahaan atau nama pemiliknya! Mungkin aku mengenalnya!”Serta merta aku menoleh ke samping, di mana Pak Alvin duduk mengemudikan mobil. Ya, aku duduk di depan, di sampingnya. Padahal aku sudah ingin duduk di belakang, tetapi dia marah dengan mengatakan jika dirinya bukan sopir. “Maksud Bapak?” Aku bertanya heran. Sungguh tak mengerti maksud perkataannya. Dia mengamati benda pintar yang kugenggam, sebelum berkata lagi. “Hanya sekretaris perusahaan besar yang menggunakan ponsel seperti itu!”Mataku melebar seketika. Tangan ini refleks bergerak ke belakang. Menyembunyikan benda yang sejak tadi kugenggam. Aku lupa memakai benda ini di depannya. Tentu ia bisa dengan mudah mengetahui berapa harga benda ini. Benda yang kupakai saat bekerja dengan Tuan Sultan untuk mencatat hal-hal penting, mengatur jadwal atau apa pun yang berhubungan dengan pekerjaan. Aku membuang pandangan. M
Read more
PREV
1
...
678910
...
45
DMCA.com Protection Status