All Chapters of Pembalasan Istri Tersakiti: Chapter 41 - Chapter 50
138 Chapters
Bab 40 : Jangan Sampai Dia Tahu
Sementara itu, untuk memastikan kehamilannya Agni pergi ke dokter kandungan, dia ingin mendengar sendiri dari mulut sang dokter jika memang dirinya benar hamil."Selamat, Anda akan segera menjadi ibu. Usia kehamilan Anda saya perkirakan masih sekitar sepuluh minggu." Dokter yang memeriksa Agni tersenyum lebar. Karena tahu bahwa pasiennya itu memang mengharapkan segera memiliki anak. Yang dokter itu tidak ketahui adalah Agni yang sudah bercerai dari Kaisar.Agni tertegun karena tahu jika dirinya benar-benar hamil. Bahkan saat dokter menjelaskan pun pikirannya terasa kosong. “Karena rekam medis di kehamilan sebelumnya, maka saya akan memberikan beberapa vitamin untuk anda. Selamat ya! suami anda pasti bagahia sekali.”Ucapan dokter itu hanya dibalas Agni dengan sebuah senyuman tipis. Ia bingung haruskah memberitahu Kaisar, atau menyimpannya sendiri karena dia takut pria itu akan mengajaknya kembali bersama dengan alasan anaknya.Agni duduk di selasar panjang yang terdapat di depan bagi
Read more
Bab 41 : Ini Bayi Kaisar
"Aku tidak butuh bantuanmu! Jangan dekati aku lagi!" Agni melepas kasar tangan Kaisar yang memegangi lengannya, berusaha berdiri dengan benar dan pergi dari sana. Agni tak ingin berlama-lama bersama Kaisar, atau pria itu akan curiga dengan kondisinya.Kaisar menarik napas panjang dan menghela perlahan. Pria itu tidak menyalahkan Agni jika bersikap kasar padanya, lagipula semua memang salahnya, kini dia harus menerima perlakuan yang memang pantas dia dapatkan.Kaisar pergi ke rumah Anisa, pria itu ingin sedikit berkeluh kesah tentang masalah hidupnya, karena menganggap hanya sang mama yang akan mengerti kegelisahan dan juga rasa penyesalannya."Aku tahu kalau aku salah, Ma. Aku menyesali semuanya, bukan karena kehilangan jabatan, tapi karena kehilangan wanita yang baru aku sadari bahwa aku sangat membutuhkannya." Kaisar berbicara dengan Annisa dengan nada rendah saat mereka duduk berdua di ruang keluarga.Anisa hanya bisa menepuk punggung tangan sang putra, sejatinya dia pun tidak bis
Read more
Bab 42 : Permintaan Tulus Dewa
"Entahlah, aku bingung, meski aku sangat membenci Kaisar, tapi aku juga tidak bisa mengabaikan bayi ini begitu saja." Agni menunduk dan menyentuh perutnya, lalu menoleh ke Dewa dengan tatapan pilu."Aku hanya takut kalau Kaisar tahu, lalu memanfaatkan bayi ini untuk membuatku kembali padanya," lanjut Agni. "Bagaimana jika dia menginginginkan bayiku?" Agni terlihat begitu bingung dan frustasi. “Dia pasti akan menuntut pembatalan perceraian kami di pengadilan jika sampai tahu aku hamil.”Dewa menatap lekat wajah Agni, dia bisa melihat dengan jelas keputusasaan di wajah wanita itu. Hingga sesuatu tiba-tiba saja terlontar dari bibirnya. "Agni, apa kamu mau menikah denganku?"Agni terkesiap dengan pertanyaan Dewa, sampai menatap pria itu dengan air muka tak percaya. "Tidak Wa. Maksudku, aku baru saja bercerai, masih berada dalam masa iddah, dan juga aku sedang mengandung anak Kaisar." Agni meralat ucapan, agar Dewa tahu bahwa dia bukan menolak hati pria itu tapi ada alasan lain. "Aku bers
Read more
Bab 43 : Periksa Kandungan
"Hubungan kami lebih dari yang kamu pikirkan. Asal kamu tahu saja, setelah masa iddah Agni selesai. Aku akan menikahinya."Kaisar tersenyum untuk menyembunyikan hatinya yang tiba-tiba saja mencelos. Ia menganggukkan kepala pelan dan kembali menikmati makan siangnya. Dia benar-benar merasa kecewa.Dewa dan Agni juga memilih kembali menikmati apa yang tersaji. Hingga tiba-tiba Agni merasa mual lagi, wanita itu menutup mulutnya lalu buru-buru berjalan menuju kamar mandi.Dewa ikut berdiri dan menyusul Agni. Hal ini membuat Kaisar terkejut ketika melihat sang mantan istri mual-mual lagi, hingga pria itu mengaitkan apa yang terjadi dengan Agni sekarang dengan kejadian saat di lift beberapa hari yang lalu. Melihat betapa perhatiannya Dewa, Kaisar pun merasa tidak suka."Sudah mendingan? Apa masih merasa mual?" tanya Dewa mensejajari Agni berjalan keluar menuju ruang makan lagi.Agni menggelengkan kepala dan mengusap permukaan bibir dengan punggung tangan sebelum duduk kembali. Dada Kaisar t
Read more
Bab 44 : Memohon
Sementara itu di dalam, Dewa menemani Agni masuk untuk mengetahui kondisi kandungan wanita itu. Ia terlihat begitu sabar menunggu di samping ranjang tempat Agni berbaring. Bahkan, bibirnya tersenyum saat Agni menatap wajahnya.Dokter mulai menyentuhkan alat USG kemudian memperdengarkan detak jantung janin, memastikan kalau kondisinya normal dan sehat. Suara detak jantung dari janin yang tengah dia kandung, membuat Agni terharu. Tanpa bisa dia bendung air matanya pun menetes, Agni tak menyangka bisa mendengar suara detak jantung bayinya, dia masih tidak percaya ada nyawa yang tumbuh di dalam dirinya.Dengan penuh perhatian, Dewa menyeka air mata Agni yang luruh di pipi. Senyumannya semakin lebar melihat kebahagiaan di wajah wanita itu."Kamu dengar? Suara detak jantungnya? Bukankah sangat indah?” tanya Agni yang tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya."Iya, sangat indah," jawab Dewa yang matanya memancarkan kasih sayang yang tulus untuk Agni.Dokter yang memeriksa Agni dan perawat y
Read more
Bab 45 : Bilang Saja Anakku!
Agni menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan, mencoba mengatur emosi karena sikap Kaisar. Ia tak ingin terlalu stres menghadapi hal ini. "Pergilah dari sini!" Agni mengusir dengan nada lembut dan suara pelan."Agni aku mohon! tolong pertimbangkan niatku," pinta Kaisar. Agni menghela napas kasar, hingga menunduk untuk melihat Kaisar yang masih berlutut di bawahnya."Pulanglah, aku akan memikirkan masalah ini. Aku ingin istirahat, Kai." Agni mencoba membuat Kaisar pergi dengan cara halus, dia tahu jika dipaksa maka pria itu malah akan semakin bersikeras untuk tinggal. Mendengar ucapan Agni yang mau memikirkan ulang permohonannya, membuat Kaisar akhirnya mau pulang. Ia meminta Agni berpikir dengan baik, demi masa depannya dan bayi yang sedang dia kandung.Kaisar turun ke basement menggunakan lift. Di dalam lift, dia terus berpikir langkah terbaik yang harus dia lakukan."Jika aku menuntut agar pengadilan membatalkan perceraian kami. Apakah Agni tidak akan marah? Bagaima
Read more
Bab 46 : Bertemu Calon Mertua
Agni sepakat untuk bertemu dengan orangtua Dewa hari itu. Dewa sendiri sudah memesan meja di sebuah restoran untuk mereka. Agni sudah bersiap untuk pergi. Ia mengenakan gaun berwarna gelap dengan model peplum untuk menyamarkan perutnya yang sedikit besar. Saat akan keluar dari unit apartemennya, Agni begitu terkejut melihat siapa yang berada di depan pintu."Mau apa ke sini? Aku mau pergi!" ketus Agni yang memilih keluar dan langsung mengunci pintu."Kamu mau ke mana? Biar aku antar," tawar Kaisar."Tidak usah, aku mau pergi sendiri." Agni mencoba mengabaikan, dia hendak pergi tapi lengannya dicekal oleh Kaisar."Aku sebenarnya ingin tahu keputusanmu, Apa kamu sudah memikirkan ulang?" tanya Kaisar yang sepertinya takkan berhenti meski Agni menolak. "Aku sedang tak ingin membahas masalah itu." Agni mencoba melepas tangan Kaisar dari lengannya, tapi masih ditahan pria itu."Agni, aku mohon. Demi bayi kita, apa kamu tidak bisa mengesampingkan egomu?" tanya Kaisar."Ego? Siapa sebenarn
Read more
Bab 47 : Di Antara Dua Hati Part 1
Dewa bergegas membawa Agni ke rumah sakit, sepanjang perjalanan wanita itu terus menggenggam erat tangan kiri Dewa yang menyetir. Agni merintih dan terus meracau jika tak ingin kehilangan bayinya. Dewa sungguh tak tega melihat Agni kesakitan seperti itu, ia terus menenangkan dan membiarkan Agni meremas tangannya.Begitu sampai di rumah sakit, Agni langsung dibawa ke ruang pemeriksaan oleh perawat. Saat perawat mendata kondisi dan juga berapa umur kehamilan Agni, Dewa menjawabnya tanpa sedikit pun kesalahan, bahkan tentang Agni yang memiliki riwayat lemah kandungan pun tak luput dia sebutkan.Dokter yang memeriksa kondisi Agni pun memberikan obat penenang untuk wanita itu, membuatnya tertidur. Beberapa menit kemudiab, Dewa mengekor perawat yang mendorong brankar di mana tubuh Agni terbaring menuju ruang perawatan. Dewa hendak menghubungi keluarga Agni, tapi bingung karena wanita itu ternyata memberi password pada ponselnya, hingga akhirnya Dewa memilih tetap di sana dan menunggu.Dewa
Read more
Bab 48 : Di Antara Dua Hati Part 2
Mendengar jawaban Dewa, Agni merasa sesuatu yang aneh menggelitiki rongga dadanya. Namun, dia juga sedang memikirkan sesuatu. Agni tidak ingin gegabah. Agni takut jika Dewa akan sakit hati nantinya."Untuk saat ini, aku hanya ingin memikirkan bayiku," ucap Agni sambil menyentuh perutnya. Seolah memberi jawaban halus ke Dewa bahwa dia tidak ingin menjalani hubungan yang serius dulu."Mungkin aku akan berbicara dengan Kaisar, tentang hubungan kami. Aku hanya ingin hidup tenang sampai bayi ini lahir," imbuhnya.Dewa mencoba memahami keinginan Agni, karena bagaimanapun dia tahu Agni tertekan dengan masalahnya dengan Kaisar."Tentu, bayimu tetap membutuhkan ayah kandungnya. Tapi, berjanjilah untuk tetap menjaga komunikasi denganku.”Agni mengangguk, dia merasa senang karena Dewa bukanlah tipe pria yang senang memaksakan kehendaknya sendiri.🌸🌸🌸Setelah kelaur dari rumah sakit, Agni kembali ke apartemen dan ingin beristirahat dengan tenang. Namun, sepertinya tidak bisa karena kedua orang
Read more
Bab 49 : Dipertemukan Dengan Pria Baik
Waktu berlalu begitu cepat. Semua pun berjalan seperti yang Agni inginkan. Kaisar masih terus datang hanya saat Agni mengizinkan, pria itu benar-benar memberikan semua perhatiannya kepada sang mantan istri, berharap Agni berubah pikiran dan kelak bisa menerimanya kembali.Usia kandungan Agni pun sudah memasuki sembilan bulan, yang mengharuskannya mulai membatasi aktivitas dan mulai mempersiapkan cuti melahirkan. Agni bahkan sudah meminta tolong Bara untuk membantu mengurus K Sport sementara waktuHari itu Agni pulang ke rumah orangtuanya. Kebetulan Bara beserta istri dan anaknya juga sedang berada di sana, melihat anak-anak sang abang membuat Agni gembira. Ia dan Bara duduk di samping kolam renang sambil mengawasi kedua keponakannya bermain air."Bagaimana kandunganmu?" tanya Bara sambil mengusap perut bulat Agni."Baik, kata dokter dia sangat sehat," jawab Agni seraya mengusap perutnya."Baguslah.” Bara menatap jauh ke kolam, meneriaki kedua anaknya lantas menoleh kembali kepada sang
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status