All Chapters of Balada Duda - Janda: Chapter 71 - Chapter 80
165 Chapters
71. Menyerahkan Diri
"Selamat pagi, Tama," sapa Ayu dari ruang makan saat dia sedang meletakkan piring berisi telur mata sapi yang di minta Dimas tadi.Dengan wajah bangun tidurnya, Tama hanya bisa mengerutkan keningnya melihat sosok wanita yang baru saja dia temui."Ayah kamu lagi keluar sebentar, dia bilang kamu harus sarapan dulu sebelum pulang ke Semarang," ujar Ayu. "Ayo, duduk sini." Ayu menarik kursi untuk Tama. "Kamu mau sarapan apa? ada nasi goreng, telur mata sapi, atau roti isi mesis aja? Oh iya ini susu coklat hangat buat kamu, udara di sini dingin jadi enak kalo pagi-pagi menghangatkan perut dengan susu," ujar Ayu berusaha mencairkan suasana."Tante ini siapa?" tanya Tama membuat Ayu terdiam sebentar."Oh, Tante ini—""Sudah bangun, Tama?" Dimas datang dengan membawa bingkisan yang dia berikan pada Tama. "Karena kamu nggak bawa baju ganti, tadi Ayah belikan di toko. Sebelum pulang mandi dulu, ya." Dimas mengacak lembut kepala Tama."Iya, Ayah." Tama meneruskan sarapan paginya.Dimas ikut dudu
Read more
72. Perbincangan Ibu Dan Anak
"Laporan tindak pidana atas dasar penganiayaan tidak dapat di cabut, begitu prosedurnya. Oleh karena itu, kami tetap akan memprosesnya," ujar polisi berbadan tegap itu.Ya, Rubi bermaksud ingin mencabut laporan atas perlakuan Dimas pada Bono beberapa bulan yang lalu hingga membuat Bono harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Atas permohonan Tama, Rubi rela menurunkan ego nya pada lelaki yang sudah seringkali menyakiti hatinya itu."Penangguhan hukuman atau berupa jaminan juga tidak bisa?" tanya Regantara."Sayangnya tidak, Pak. Laporan sudah masuk sejak saat pertama kali di buat, jadi walaupun di selesaikan secara kekeluargaan tetap proses hukum berlanjut.""Penangguhan pun—" Rubi belum sempat menyelesaikan kata-katanya ketika Dimas mengangkat tangannya. "Kalian tidak usah repot-repot untuk itu, dengan kalian berusaha seperti ini saja aku tau kalian tulus," ucap Dimas. "Biarkan aku menyelesaikan apa yang sudah aku mulai," ujar Dimas lalu menunduk.Ayu yang berdiri tidak ja
Read more
73. Balada Duda Janda
Pagi itu suasana kembali normal, Rubi sudah di sibukkan kembali dengan kegiatan cateringnya. Bono pun sudah mondar mandir membawa perlengkapan catering yang berisi makanan untuk hari itu."Pagi, Mbak," sapa Bono saat Rubi datang setelah mengantar Tama ke sekolahnya."Pagi, Bon." Rubi mematikan mesin motor matic-nya. "Sudah beres?""Sedikit lagi, Mbak ... buah-buahan belum selesai di packing Mbok Inah," ujar Bono."Oh gitu, aku masuk dulu ya ... ganti baju," ujar Rubi sambil melepaskan jaket yang dia kenakan."Mbak ikut mobil box?" tanya Bono hati-hati."Iya lah, emang kenapa?""Oh, aku kira di jemput Pak Bos," kata Bono sambil menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal."Oh ... enggak. Aku mau berangkatnya sama kamu aja," ujar Rubi melangkah masuk ke dalam."Ya Tuhan, syukurlah semua kembali normal," ucap Bono lega.Tepat pukul sembilan pagi seperti biasa Bono dan Rubi sudha berada di kafetaria, Yanti pun sudah berada di sana terlebih dahulu."Bon, lontongnya itu kan sudah di potong-po
Read more
74. Restu Mantan Mertua
Sofa itu saksi panasnya mereka pagi tadi, tapi tetap saja sepanas apapun yang mereka lakukan, Rubi tetap bisa menahan keinginan Regantara. Normalnya manusia yang sudah lama ditinggalkan pasti akan merasakan gejolak hasrat yang luar biasa. "Kenapa senyum-senyum," tanya Regantara dengan wajah cemberut masih tergeletak di atas sofa. "Sabar ya," goda Rubi beranjak dari sofa sambil memasang kancing kemeja yang dia kenakan. "Jangan di pake." Regantara menahan tangan Rubi mengancingkan kemejanya. "Eh." "Jangan, biar begini aja." Buru-buru Regantara menyembunyikan rok 7/8 milik Rubi ke balik tubuhnya. "Mas ... masa aku kayak gini?" Rubi berdiri menatap dirinya yang hanya memakai pakaian dalam satu set berbalut kemeja tanpa dikancingkan. "Begitu aja,"ujar Regantara tersenyum menatap tubuh kekasihnya. "Terserah kamu deh." Rubi melangkah ke dapur melihat isi lemari pendingin mencari bahan yang bisa dia olah. "Masak apa?" Regantara memeluk tubuh Rubi dari belakang, menciumi leher jenjang
Read more
75. Persiapan Pernikahan
Satu bulan berlalu, Rubi disibukkan mengurus segala sesuatu untuk pernikahan mereka. Memang bukan sebuah pernikahan yang mewah, Rubi hanya meminta pada Regantara sebuah acara pernikahan yang sederhana namun sakral. Pernikahan mereka akan diadakan di Semarang, Regantara dan Rubi sepakat sementara waktu, mereka akan tinggal di apartemen Regantara. Sedangkan Kayma memilih untuk tinggal bersama Oma dan Opa nya di Jakarta, Arsa ikut dengan Rubi di Semarang bersama Regantara dan Tama jika rumah Regantara selesai di bangun. "Tinggal fitting baju pengantin," ujar Inggit mencentang daftar yang ada di buku catatannya. "Iya, rencana besok sama Mas Regan, kamu ikut ya," ucap Rubi. "Besok aku nggak bisa, biasalah Marchel datang ... dia baru pulang dari Bali. Sebelum dia berangkat ke Belanda, dia mampir kemari," ujar Inggit dengan wajah bersemu. "Hhmm ...." Rubi mencebikkan bibirnya. "Kalian sendiri kapan nikah?" "Ah jangan di tanya lah, masih enak kayak gini. Lagian proses cerainya Marchel j
Read more
76. Dua Kebahagiaan Yang Berbeda
Ayu duduk di hadapan Rubi dengan wajah yang lesu, terlihat pucat dan tak bersemangat. Wajah wanita yang biasanya full dengan make up itu nampak sangat polos. "Sudah berapa lama di Semarang?" tanya Rubi sambil menerima satu gelas jeruk hangat untuk Ayu. "Silahkan di minum," tawarnya. "Baru kemarin sampai," jawab Ayu. "Oh ... Hhmm, kamu sedang sakit?" tanya Rubi hati-hati. Bono dan Inggit yang masih berada di toko memperhatikan dari kejauhan. "Bon, kok aku koyo ngerasa dia beda, yo," ujar Inggit seraya berbisik. "Ojo suudzon, Mbak ... mungkin sakit," jawab Bono dengan berbisik. "Sstt ... kita denger in dulu." Bono menempelkan jari telunjuk di bibirnya alih-alih meminta Inggit untuk tenang, Bono malah mendapatkan pukulan di pundaknya dari Inggit. Ayu merogoh clutch bag nya. "Aku hamil," ujar Ayu memberikan alat testpack dan selembar kertas yang menunjukkan keakuratan jika memang benar dirinya hamil. Rubi terkejut, di bacanya hasil dari pemeriksaan dokter yang menyebutkan wanita it
Read more
77. Dimas Dan Ayu
"Aku hamil," ujar Ayu. "Aku hamil anak kamu, Dimas." Ayu mengusap air matanya. Dimas diam membisu, wajahnya memerah bukan karena dia tidak senang mendengar kabar kehamilan Ayu tetapi banyak hal yang harus dia pikirkan. Bagaimana kehidupan Ayu selanjutnya, bagaimana dengan anak yang dia kandung jika mengetahui ayahnya adalah seorang bajingan, cukup berhenti pada Tama sebutan itu, dia tidak ingin lagi menyakiti hati suci seseorang. "Dimas." Rubi membuyarkan lamunan Dimas. "Ah, iya." "Ayu mengandung anak kamu, gimana rencana kamu selanjutnya," kata Rubi hati-hati. "Aku—" "Aku hanya ingin kamu mengakuinya," ujar Ayu. "Biarkan aku merawatnya jika memang kamu tidak menginginkan dia." Ayu menatap tajam pada Dimas. "Bukan ... bukan itu maksud aku," jawab Dimas. "Hanya saja—' "Dimas, Ayu sampai di sini dengan meninggalkan semua yang dia punya. Perlu kamu ketahui, dia rela meninggalkan semua yang biasa dia dapat demi janin yang ada di kandungannya. Aku hanya mengingatkan, jangan lagi me
Read more
78. Regantara Yang Sweet
Rubi memberikan secangkir teh hangat pada Regantara, lalu ikut duduk di sebelah kekasihnya sambil melihat Tama yang sedang asyik dengan game barunya. "Rencananya besok aku mau cari souvernir pernikahan kita, kamu mau ikut?" tanya Rubi. Regantara menyesap teh hangat beraroma melati itu. Dia hanya mengangguk menjawab pertanyaan Rubi. "Menurut kamu, apa Ayu bisa bertahan hidup dengan kondisi dia yang sekarang?" Rubi merubah posisi duduknya hingga berhadapan dengan Regantara. "Dia sudah menerima konsekuensinya, Bi. Biarkan saja dia memperbaiki dirinya dulu." "Iya aku tau, tapi kan dia sedang hamil, Mas. Kasian ... coba kamu bayangkan kalo aku hamil terus kamu nggak ada, nggak ada di samping aku dalam jangka waktu yang lama dengan kondisi keuangan yang pas-pasan, tega?" "Hhmm ...." Regantara mengacak rambut Rubi. "Maksud kamu pasti ... meminta Ayu untuk kerja di kantor aku, kan?" "Boleh?" Rubi menunjukkan wajah memohon. "Enggak ...." Regantara beralih memandangi Tama. "Kalo bukan di
Read more
79. Hadiah Dari Inggit
Beberapa tamu berdatangan ke rumah bergaya klasik jaman Belanda itu. Rumah itu kembali ramai untuk kedua kalinya, hal yang pernah terjadi sekitar lebih dari 10 tahun yang lalu. Rubi duduk di antara dekorasi yang penuh dengan bunga, bahkan rambut di kepalanya saja sudah di hiasi dengan melati-melati kecil.Setelah melakukan upacara memohon doa restu kepada orang tua dan yang dituakan, Rubi akan melaksanakan upacara siraman sesuai adat Jawa. Tadinya, Rubi keberatan untuk melakukan ritual ini mengingat ini adalah pernikahan keduanya, namun dari pihak keluarga Ibu Widya meminta tetap harus di lakukan. Prosesi siraman berlangsung dengan khidmat, beberapa kali terlihat Rubi dan Ibu Widya sama-sama saling meneteskan air mata. Penantian panjang Rubi yang akhirnya mendapatkan sosok lelaki untuk menemani hidupnya sampai tua nanti. Serta lelaki yang akan membimbing dan menjadi tauladan bagi anak-anaknya kelak."Mbak Inggit apa ndak mau kayak gitu?" tanya Bono yang berdiri tidak jauh dari tempat
Read more
80. Hari Berbahagia
Cuaca sore itu sungguh cerah, bangunan joglo dengan hamparan taman yang luas sudah di hadiri kolega serta keluarga dari kedua mempelai. Alunan lagu Jawa menggema, mendayu-dayu begitu indah hingga mendukung acara yang sebentar lagi akan di mulai. Aroma terapi khas seolah menghipnotis para tamu untuk duduk dengan khidmat menyaksikan perhelatan janji suci itu terucap. Rubi berjalan menyusuri karpet yang sudah di taburi banyak kelopak bunga dengan begitu anggun. Kebaya putih yang dia kenakan begitu serasi di tubuhnya, riasan wajah yang tidak mencolok mempu memikat semua mata yang melihatnya, tatanan rambut yang hanya di sanggul sederhana menambah kecantikan wanita itu. Rubi tersenyum seolah mengucapkan terimakasih pada semua yang datang hari itu. Kakinua melangkah pasti menuju ke arah Regantara yang sudah berdiri menunggu kedatangannya. Dia berdiri gagah dengan mengenakan setelan jas berwarna putih. Janji suci pernikahan keduanya terucap, mereka saling berjanji untuk menemani hingga se
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status