All Chapters of Terjebak Pernikahan Palsu : Chapter 11 - Chapter 20
73 Chapters
11. Salah Sasaran
"Bu, Arum pulang dulu, Assalamualaikum!"Walaikumsalam, hati-hati di jalan ya...."Iya, Bu."Kami pun pergi meninggalkan rumah ibu, dan tiba-tiba Lira ingin duduk di depan bersama Mas Ariel di dalam mobil itu."Arum, kamu duduk di belakang ya, biar aku duduk di depan sama Mas Ariel," ucap Lira dengan menyunggingkan senyuman sinisnya."Minggir, eh dengar ya situ cuma sepupu, saya loh istrinya jadi yang duduk di depan otomatis ya saya toh!" sahutku nggak kalah sinisnya."Aughh, sakit tahu kurang ajar banget sih nginjak kaki ku, nggak lihat apa kamu?" tanyanya dengan emosi."Enggak lihat maaf, makanya jadi orang tau diri dong," sahutku sambil menaruh bokongku duduk di depan bersama Raina tentu saja di samping Mas Ariel."Mas, tuh lihat Arum kata kamu dia lemah lembut mana, kaya bar-bar gitu orangnya?" ucapnya dengan manja.Lalu Mas Ariel menatapku dengan dingin. "Kamu tuh kenapa sih Rum, nggak baik berantem gitu, biar Lira duduk di depan saja," bentak suamiku dengan nada tinggi."Oh git
Read more
12. Bermain Kucing-Kucingan
Berhubung hari ini hari Minggu, aku pun bersantai ria, segera ku aktifkan HP -ku yang terhubung langsung dengan CCTV. Aku tertawa geli melihat wajah mereka yangg sok menasehati orang lain tetapi tidak diterapkan pada dirinya sendiri.Karena belum puas dengan jawabanku, akhirnya Mas Ariel datang menemuiku di dalam kamar."Apa-apaan kamu Dek, kenapa kamuu menjadi seperti ini?" tanyanya dengan penasaran."Apa maksudnya, Mas?""Iya kamu, kok sekarang kamu susah di kasih tahu, apa salahnya sih tinggal pindah aja, toh di rumah ini banyak kamar, kamu tinggal pilih saja, nggak ribet 'kan?" tanyanya tanpa rasa bersalah."Nah itu tahu banyak kamar, ya tinggal pilih saja, nggak ribet 'kan?" aku balik bertanya."Sekarang kamu berani menjawab, sejak kapan kayak gini, hah?""Sejak kapan juga Mas, menjadi seperti ini, ngapain juga Arum harus pindah kamar, ini bukan masalah kamarnya Mas, tetapi etikanya, adabnya, apa salah Arum mempertahankan kamar ini yang selamai 5 tahun Arum tempati sekarang deng
Read more
13. Kena Batunya Sendiri
Aku segera menghubungi Ibu di sana, dan dengan cepat beliau merespons panggilanku.{Ada apa, Rum?}{Betul kata Ibu, ternyata mereka memberikan sesuatu di minuman Arum Bu, pantas saja Arum selalu menurut apa kata mereka.}{Apa Ibu bilang toh Nduk? keluargamu itu ada yang tidak beres, Ibu juga sudah lama mencurigainya, tetapi kamu nggak percaya sama Ibu.}{Ya sudah itu suruhan Ibu sudah ke sana toh, mereka akan membantu kamu di sana, dan sekalian mencari informasi walaupun sudah ada CCTV tetap kita waspada Nduk.}{Besok Ibu akan ke rumahmu dan beberapa hari tinggal di sana, tapi kamu jangan bilang kalau ibu ke sana ya?}{Beres Bu, Assalamualaikum!}{Walaikumsalam.}Setelah selesai menelpon Ibu, hatiku sedikit tenang karena Ibu akan datang besok.Tiba saatnya beraksi kembali, aku harus menyiapkan makan malam seperti biasanya, karena bagaimanapun agar rencanaku berjalan dengan mulus harus perlahan-lahan agar tidak ketahuan kalau aku sudah tahu semuanya.Kusiapkan bahan masakan yang ada di
Read more
14. Rebutan Kamar
Tak lama Lira masuk ke dalam kamarku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu."Heh, apa-apaan kamu, kenapa semua barang-barangmu di keluarkan lagi, sudah jelaskan aku sudah siapkan di koper tinggal angkat tuh barangmu pindah ke kamar lain, masih bagus tidak aku berantakin," tanya Lira dengan ketus."Ini orang nggak tau diri ya, ini kamar siapa, dan suruh siapa pindahin barang-barangku tanpa seizin yang punya, nggak sopan jadi orang ya," jawabku tak kalah ketusnya juga."Ini yang suruh Mas Ariel kok, kalau nggak percaya tanya aja sama dia," terangnya lagi."Ada apa sih Rum, nggak apalah dia di kamar ini toh masih banyak kamar yang lain, orang baik itu selalu mengalah saja," timpal Mamah mertua yang sok menasehati."Iya Rum, cuma perkara kamar aja sampe ribut begini, ngalah aja kenapa sih susah amat?" ujar Mbak Sukma yang tambah bikin aku jadi darah tinggi.Mas Ariel pun menghampiriku yang masih berisi tegang dengan mereka. Bukan menasehati mereka malah aku yang terkena kemarahan Mas Ariel
Read more
15. Berpamitan Pergi Ke Bali
"Tuh si ulat keket manggil kamu lagi, samperin sana, Arum bising dengan suaranya yang cempreng melingking pula" pintaku."Iya ...."Dengan langkah gontai Mas Ariel beranjak meninggalkanku yang tengah sibuk mengatur perlengkapan untuk ke Bali."Bali, bukankah sama dengan ...?"Segera aku mengambil ponsel dan mengirim pesan ke Ibu melewati aplikasi yang berlogo warna hijau.{Bu, Mas Ariel mau ke Bali besok jam 10 pagi, katanya hari Sabtu pagi baru dia balik.}{Wah, bagus itu, pokoknya besok ibu kesana setelah suamimu memang betul-betul berangkat, jadi ibu ada waktu untuk menyusun rencana kembali}{Oke, cuma kenapa ya Bu, pikiran Arum selalu ke Kiran pegawai Ibu yang baru, terus bukannya dia dan anaknya juga liburan ke Bali}{Apa kamu curiga sama Kiran, apakah dia wanita ke tiga suami yang kamu lihat di cafe kemarin}{Nggak tau juga sih Bu, cuma terlintas aja di pikiran Arum}{Kalau menurut Ibu, gimana}{Sebenarnya dari dulu Ibu memang agak kurang suka dengan Kiran tetapi melihat anaknya
Read more
16. Pergi Ke Salon
"Sama dong, ada kamu di sini nanti ketularan penyakit darah tinggi juga," jawabku dengan ketus."Mah, aku ke kantor dulu ya, Rum jagain Raina aku sibuk mungkin aku pulang malam soalnya mau ketemu teman-temaku dulu di caffe.""Iya, Mbak biasa juga gitu.""Oh ya Mbak, kata Mamah itu obatnya sudah habis minta belikan lagi.""Obat apa Mah?" tanya Mbak Sukma yang bingung.Kulihat mereka bermain mata dan memberi kode satu sama lain."Oh ... itu ya Mah, nanti aku beliin lagi obatnya," jawabnya sedikit gugup."Memang obat apa sih Mah?" tanyaku pura-pura tidak tahu.Namun belum sempat menjawab Mbok Tini datang dari arah dapur dan membawakan sebuah botol kecil berwarna merah itu."Maaf Bu, tadi pas Mbok bersih-bersih di dapur saya menemukan botol ini, mungkin Ibu ada ke dapur mau minum obat ini tapi lupa bawa ke kamar," jelas Mbok Tini."Oh ya ini sudah yang Mamah cari, terima kasih ya Mbok, berarti nggak usah belikan obat ini lagi," sahut beliau dengan gembira."Obat apa sih itu, Bu?" tanya Ib
Read more
17. Penampilan Baru Arum
Gimana anakku Ran, sudah selesai atau belum soalnya aku ada janji mau ketemu orang jam 2 an.""Sudah beres dari setengah jam yan lalu, cuma katanya dia masih grogi nggak percaya gitu atas penampilan barunya, coba deh kamu bujuk dia keluar.""Oke.""Rum .... Arum, cepatan keluar toh nduk, ngapain ngeram kaya telur di sana, piye toh?""Katanya mau berubah, mau menunjukkan sama suamimu yang brekele itu kalau kamu itu juga cantik, pintar, ayo dong nanti bentar lagi mau ketemu Pak Alex 'kan, harus PD dong, masa calon pimpinan perusahaan katrok, nggak lucu'kan?""Duh, Ibu apaan sih, Arum jadi tambah grogi toh Bu.""Makanya, jangan di rumah terus, nggak terbuka tuh pikiran, sekarang kamu harus buktikan bahwa kamu mampu juga membesarkan perusahaan almarhum papah mertuamu toh, Nduk."Perasaanku bercampur aduk antara rasa bahagia, sedih, gugup, grogi, dan dendam atas perlakuan Mas Ariel terhadapku.Hanya karena harta warisan mereka memberikan cinta dan kasih sayang yang palsu, kini aku terjebak
Read more
18. Bertemu Pria Dingin Masa Lalu
Tatapan yang tajam itu mengingatkanku kepada seseorang yang pernah singgah di hatiku dulu."Baiklah kita fokus ke masalahnya."Saya salut dengan perubahan Nak Arum, iya kan Bu Sekar?""Iya Pak, saya juga sudah mendengar masalah ini, ternyata sampai seperti," jawab Ibu."Jujur saya masih bingung dengan masalah ini, apalagi selama 5 tahun ini tidak ada keretakkan sampai separah begini.""Saya pikir karena Arum setiap di tanya katanya nggak ada masalah, kalau dia ke rumah nggak pernah cerita walaupun dalam hati saya bahwa ada yang tidak beres dengan dia.""Ternyata mereka membuat Arum selalu menuruti keinginan mereka melalui ramuan yang di berikan oleh dukun.""Untungnya setiap mau tanda tangan peralihan harta ke tangan suaminya selalu tidak jadi, katanya ada saja masalah, heran juga saya Pak," terang Ibu kepada Pak Alex."Ini ada bukti dari rekaman suara dari mamahnya Ariel dan Lira.""Lira ... mantan kekasih Ariel?""Iya, Bapak kenal?" tanya Ibu."Maksudnya Lira Anggraini?" Pak Alex m
Read more
19. Pergi Ke Kantor
Aku masuk kembali di caffe itu, sengaja aku memakai kacamata hitam dan memakai masker agar penyamaranku tidak terbongkar, lalu kumencari tempat yang pas untuk mendengar pembicaraan mereka di samping.Tak lupa juga aku merekam semuanya dengan detail. Nasib baik memang sedang berpihak kepadaku.Sekitar setengah jam mereka mengakhiri percakapan yang begitu intens.Lira tak segan-segan memeluk mesra pria itu di depan umum."Apakah dia berselingkuh dengan pria lain?" gumamku."Kasihan kamu Mas Ariel, istrimu yang sexy itu telah berselingkuh dengan pria lain."Setelah mereka pergi dan hilang dari pandanganku, segera aku memesan ojek online.Kurang dari 10 menit ojek yang aku pesan telah datang.Sampai di rumah, kurebahkan tubuh ini yang seharian lelah mencari bukti. Untung saja mereka tidak ada di rumah, sehingga tidak ada yang tahu kalau penampilanku sudah berubah.Ibu datang menghampiriku di kamar dan bertanya kepadaku perihal apa yang kudapat dari mengikuti Lira."Bagaimana Rum, ada bukt
Read more
20. Rapat Dadakan
Sampai di ruangan Mas Ariel aku segera membukanya dan duduk di kursi kehormatan.Nuansa warna putih gading yang begitu indah masih sama sewaktu aku dulu pertama kali menginjakan kaki di kantor ini."Pak Wahyu saya minta data keuangan, sekarang, apakah ada masalah selama 5 tahun ke depan setelah Pak Ariel yang memegang kendali?""Maaf Bu, se ... sebenarnya setahun belakangan ini perusahaan sedikit mengalami masalah, bahkan hampir di nyatakan gulung tikar.""Banyak penanam modal sudah enggan berinvestasi di perusahaan kita lantaran Pak Ariel tidak menepati janjinya dan bila ada keuntungannya tidak di bagikan ke mereka sesuai perjanjian kerjasamanya," terang Pak Wahyu"Terus mengapa tidak di laporkan polisi saja dengan tuduhan penggelapan uang," tanyaku balik pada Pak Wahyu."Waktu itu hampir mau di laporkan polisi, tetapi Pak Ariel dan Bu Sukma memohon agar tidak di jebloskan ke penjara dan berjanji akan mengganti semua kerugian perusahaan.""Mengapa saya tidak di beri tahu masalah di
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status