"Berencana jadi janda, ya? Jangan harap!" bisik Gara, tatapannya yang tadinya romantis kini berubah menjadi intens dan dalam, menenggelamkan Jennie dalam pesonanya. Tawa Jennie meledak, renyah dan lepas. Ia sama sekali tidak takut dengan tatapan Gara. Justru, ia merasa hangat dan dicintai. Tangannya yang bebas bergerak mengusap sisa noda es krim di mulut suaminya dengan lembut. "Aku nggak akan jadi janda, kamu juga nggak akan jadi duda," balasnya dengan suara yang tak kalah lembut. "Kita akan sehidup semati. Kalau kamu mati, aku juga ikut."Janji itu terucap begitu saja, tulus dari lubuk hatinya yang paling dalam. Gara tersenyum, senyum tulus yang mampu membuat dunia Jennie berhenti berputar. Ia hendak membalas, mungkin dengan sebuah ciuman, saat sebuah suara menginterupsi momen sakral mereka."Heh, kalian! Pagi-pagi udah ngomongin kematian!"Itu suara Bara, tentu saja. Si perusak suasana nomor satu. Ia berdiri sambil menyendok es krimnya dengan ekspresi jengkel. Anisa di sebelahny
Terakhir Diperbarui : 2025-08-17 Baca selengkapnya