Biggie, aku sudah kenyang,” ucap Gara. Suara Gara terdengar memelas, tak sanggup lagi menahan rasa pedas yang membakar lidah dan perutnya. “Habiskan, Sayang! Bukankah kamu pengen cepat sembuh!” Suara Jennie, istrinya, pelan tapi penuh amarah yang terpendam. Raut wajahnya datar, tapi sorot matanya setajam belati. “Kamu harus banyak makan. Iya ‘kan, Mommy?” Jennie menoleh ke arah ibu mertuanya, Andin, yang duduk di seberang meja.Andin tersenyum lembut pada Jennie, senyum yang berusaha menutupi kecemasan. “Iya, Sayang, istrimu benar,” ucapnya. Ia tahu betul, ada sesuatu yang tidak beres di antara mereka. Jennie tidak mungkin sekejam ini pada suaminya hanya karena kesalahan kecil. Suasana di meja makan terasa tegang, penuh kode-kode yang hanya dipahami oleh mereka yang ada di sana.Haidar, ayah Gara, yang duduk di samping Andin, berbisik, “Sepertinya masalah mereka serius.”“Pasti,” jawab Andin dengan nada prihatin, “enggak mungkin Jennie sekejam itu sama suaminya. Kamu ‘kan tahu sendir
Terakhir Diperbarui : 2025-08-09 Baca selengkapnya