All Chapters of Perempuan Dalam Kotak Warisan Nenek: Chapter 21 - Chapter 30
76 Chapters
Pagi Hari
Pagi ini entah kenapa, aku lebih bersemangat saat bangun tidur. Rasa lelah yang setiap pagi aku rasakan, tidak terasa saat ini. Padahal jika hari-hari biasanya, aku lebih sering mematikan alarmku dan kembali menarik selimut untuk tidur lagi. Namun saat ini aku malah memasang alarm lebih pagi dari biasanya, dan tanganku tidak berusaha menarik selimut kembali.Begitu mendengar alarm, aku langsung bangun tanpa menunda sama sekali. Ini salah satu rekorku bangun pagi, setelah kepergian nenek. Dulu neneklah yang selalu membangunkan aku, jika alarm sudah tidak berfungsi. Tapi kini sepertinya sosok nenek yang membangunkanku dulu, sudah sedikit tergantikan dengan kehadiran Ara.Mungkin memang Ara salah satu penyemangatku saat ini, selain itu aku juga masih merasa cemas jika ternyata Ara sudah kembali ke tempat asalnya tanpa ada ucapan perpisahan. Bisa saja kotak itu mengembalikan Ara ketempat asalnya secara otomatis, karena kerusakan lorong dimensi itu. Namun Jika benar itu terjadi pasti aku
Read more
Sarapan Pagi
Aku mengatakannya saat sudah puas melihat Ara, dan kembali menemukan suaraku yang tadi sempat tercekat saat melihatnya. Ara yang mendengar ucapanku, terlihat mulai sedikit paham dengan apa yang aku lakukan tadi dan apa yang kuucapkan barusan. Mungkin dia sudah tahu dengan membaca pikiranku saat ini, tapi aku tidak peduli dengan itu. Aku memang ingin agar dia tahu apa yang aku pikirkan saat ini, dan mengerti akan perasaanku. Walaupun aku juga tidak terlalu berharap, kalau dia memiliki perasaan yang sama denganku. "Maaf jika membuatmu khawatir, Deffa. Aku hanya pergi melihat-lihat isi rumah ini, aku sangat tertarik dengan banyak hal di rumah ini.""Apa kamu tidak bisa tidur nyenyak, karena berada di tempat baru? Apalagi perbedaan waktu antara dimensi kita?""Tidak, Deffa. Aku tidur sangat nyenyak semalam, entah kenapa aku seperti bisa menyesuaikan waktu di tempat ini.""Apakah kamu yakin? Bukan hanya karena kamu ingin menyenangkanku bukan?""Aku serius, Deffa. Aku bahkan merasa badank
Read more
Mencari Jawaban
"Apakah terlalu pedas? Kalau kamu tidak suka tidak perlu dipaksakan.""Bukan seperti itu, Deffa. Memang ini pertama kalinya aku merasakan rasa yang seperti ini, tapi rasa yang menggelitik lidah ini aku sangat suka""Syukurlah kalau kamu suka. Aku kira kamu tidak akan cocok dengan rasa itu, sebenarnya rasa pedas yang asli seperti membakar lidah. Tapi rasa itu membuat kita semakin nikmat untuk makan, dan membuat ingin terus makan.""Jadi ada rasa yang lebih pedas dari ini? Ini benar-benar sangat enak Deffa, aku mau mencoba yang lebih pedas lagi!"Begitulah Ara kalau sudah bersemangat, padahal dipertemuan pertama kami dia terlihat sedikit menakutkan dengan suaranya yang mengancam. Siapa mengira kalau ternyata sifatnya seperti sekarang ini, bahkan dia terlihat sangat imut dengan sifatnya itu. Sikap garang yang dia perlihatkan waktu itu benar-benar sudah hilang, mungkin karena kini dia mulai nyaman denganku. Bolehkan jika aku sedikit percaya diri tentang ini, aku hanya ingin mempercayai kal
Read more
Terlihat Atau Tidak
"Iya bro, kamu bercanda kan? Apa karena kepergian Nenek yang membuatmu sangat kesepian? Sampai-sampai kamu mengarang cerita seperti ini, atau kamu berhalusinasi?""Benar kata Bima, Def. Mungkin kamu jadi berhalusinasi karena kepergian Nenek, mau aku antarkan ke psikiater kenalanku?"Aku tidak suka dengan ekspresi wajah mereka saat ini, yang terlihat sedih dan kasihan. Walaupun aku sudah menduga sebelumnya, tapi nyatanya merasakan secara langsung lebih menyakitkan. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan mereka, karena siapapun orangnya akan berpikiran sama dan menganggap aku gila saat bercerita seperti ini."Aku sehat, aku juga tidak berhalusinasi. Awalnya akupun juga tidak mempercayai apa yang terjadi, tapi aku sudah berinteraksi dengannya sejak kemarin. Bahkan kami baru saja kami selesai sarapan bersama, aku belum sempat menyingkirkan piringnya.""Lalu kenapa kamu tidak menceritakannya sejak awal Def? Mungkin aku dan Eli bisa melihatnya sejak awal, dan tidak akan berpikir kalau kamu ha
Read more
Keberanian
Aku tidak menyangka apa yang aku lihat, ternyata hanya udara kosong. Di belakangku memang tidak ada siapapun, lalu dimana Ara tadi? Bukankah tadi jelas dia mengikutiku di belakang?Tapi mengapa dia tidak terlihat saat ini?Akupun langsung berlari kembali ke kamar Nenek, aku hanya takut dia benar-benar menghilang sat ini. Sesampainya di kamar, perasaan lega membuat perasaanku tidak menentu. Ternyata Ara masih duduk di atas kasur, hari ini aku merasa senam jantung berkali-kali karena takut dia menghilang. Tapi aku juga diselimuti rasa lega dan bahagia berkali-kali pula saat melihat dia tetap bersamaku."Ara, kenapa kamu tidak ikut keluar? Aku kira tadi kamu mengikutiku dari belakang.""Maaf, Deffa. Aku masih takut menemui mereka.""Bukannya biasanya kamu bisa bersikap garang? Waktu pertama kali kita bertemu, aku sampai merasa takut dengan ancamanmu.""Kamu benar, Deffa. Biasanya aku tidak penakut seperti ini, entah kenapa aku bisa sekhawatir dan setakut ini."Mungkin kekhawatirannya itu,
Read more
Perkenalan
"Kalian nanti akan tahu sendiri.""Sok misterius kamu, Def!""Apa dia bisa di pegang, Def?"Pertanyaan konyol dari Eli, membuatku sangat kaget. Ternyata dari tadi dia diam, karena memikirkan hal itu. Ara memang sangat berbeda dari kami, jadi wajar jika dia sampai sekaget ini. Padahal dia selalu berpikiran logis, dan menentang jika ada yang bercerita tentang hal mistis atau dongeng. Dan sekarang pemikiran itu terbantahkan, saat melihat keberadaan Ara ternyata benar-benar nyata. Mungkin Ara saat ini juga bisa membaca pemikiran mereka, melihat kini dia sudah lebih percaya diri dibanding sebelumnya. Ya, inilah Ara saat kami pertama kali bertemu, tatapannya yang tajam cukup mengintimidasiku waktu itu."Silahkan, kalau kamu berani. Tapi aku tidak bisa jamin, kalau setelahnya badanmu masih utuh."Aku memasang wajah netral saat mengatakannya, padahal aku sangat bersusah payah menahan tawaku. Kapan lagi aku bisa mengerjai Eli seperti ini, biarlah nanti pawangnya yang akan menenangkan kalau di
Read more
Pakaian Dimensi Eunoia
Tentu mereka berdua akan berpikir begitu, karena fisik Ara memang terlihat sangat mencolok. Apalagi di dunia teknologi yang serba canggih ini, bisa-bisa Ara di culik untuk di teliti. Membayangkannya saja sudah membuatku bergidik, namun tetap saja aku sangat ingin mengajak Ara melihat dunia luar."Aku mengira kalau hanya aku yang bisa melihatnya, maka dari itu aku meminta kalian untuk membantuku.""Jadi apa yang bisa kami bantu?""Ya awalnya aku hanya ingin memastikan, apakah orang lain bisa melihatnya atau tidak. Tapi setelah tahu kalian juga bisa melihatnya, aku juga bingung harus bagaimana. Tidak mungkin Ara bisa keluar dengan kondisi seperti ini, bisa-bisa dia menjadi viral kemudian akan ada yang menculiknya dan menjadikannya bahan penelitian nantinya.""Walaupun bayanganmu sangat mengerikan, tapi Itu juga yang aku pikirkan, Def. Bukan hanya rambut, tapi juga kulit dan pakaiannya sangat mencolok. Iya kan, Sayang?"Benar kata Bima, kulit Ara juga sangat halus dan putih. Tanpa rambut
Read more
Bantuan Sahabat
Aku lupa menceritakan kepada mereka tentang poin itu, padahal seharusnya itu aku ceritakan sejak awal. Tapi biarlah, siapa juga yang akan ingat jika perbedaan diantara dimensi kami begitu banyak. Sebenarnya tadi aku ingat kalau Ara bisa membaca pikiran, tapi aku benar-benar lupa kalau belum menceritakannya kepada mereka. "Ara memang bisa membaca pikiran kita sejak tadi, itu memang kelebihan orang-orang di dimensinya. Jadi disana mereka berbincang menggunakan pikiran, disana semua orang tidak ada yang memiliki nama. Nama Ara sebenarnya Aurora, agar lebih singkat jadi dipanggil Ara. Nama itupun berkat pemberian dari Nenek, karena sejak awal Ara tidak memiliki nama."Aku merasa seperti dosen, yang sedang mengajarkan tentang ilmu dimensi lain. Bagaimana tidak, jika aku memberi penjelasan begitu panjang. Dan aku pastikan setelah ini, para sahabatku itu tidak akan lelah untuk mengorek informasi lebih tentang kehidupan Ara di dimensinya. Akupun pernah merasakan rasa penasaran itu, karena ha
Read more
Pencarian informasi
(Dimensi Bumi)Disaat yang sama Phineas tengah berdiri di samping sang Pangeran, yang duduk sambil terlihat sedang memikirkan sesuatu. sepertinya hal ini tidak ada di rencana mereka, karena mereka belum memiliki cara untuk menggali informasi tentang dimensi bumi. Bahkan mereka juga masih belum tahu, bagaimana waktu berjalan di dimensi ini."Ternyata saat cerah, banyak sekali orang yang berlalu lalang. Dan ternyata cerah disini sangat bersinar, sangat berbeda dengan cerah di tempat kita yang berwarna merah terang. Bahkan di dalam ruangan, kita sedikit kesulitan dengan cahaya yang masuk ke dalam mata. Bagaimana bisa kita keluar tanpa ketahuan oleh siapapun?"Phineas hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan Kenzo, karena dia sendiri tampak bingung dengan keadaan di tempat itu. Mereka berdua tampak terkejut, dengan apa yang mereka hadapi tanpa informasi apapun sebelumnya. Padahal sejak awal mereka datang ke dimensi bumi, mereka menganggap kalau takdir merestui mereka untuk balas dendam. K
Read more
Rencana Gagal
Kenzo menatap isi kotak besar itu, dengan mata membulat karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kotak besar itu berisi lumayan banyak pakaian, namun semuanya berwarna aneh. Seumur hidupnya dia hanya pernah melihat warna hitam, merah dan kuning di dimensi Ignis. Sedangkan ini terlihat lebih terang, walaupun Kenzo tidak tahu warna apa itu."Sebenarnya warna apa itu, Phineas?""Saya juga tidak tahu, Pangeran. Warna-warna itu sangat asing untuk kita, mereka terlihat lebih terang namun sangat enak dilihat."Kenzo tampak setuju dengan apa yang dikatakan Phineas, dia menganggukkan kepala sambil berpikir."Apakah ini sumberdaya yang di rebut oleh mereka, sehingga mereka memiliki kemakmuran? Di dalam ramalan jelas dikatakan, kalau mereka akan menjadi makmur karena merebut semuanya dari kita.""Bisa jadi seperti itu, Pangeran.""Tapi kita harus memastikannya lagi, karena masih banyak hal yang belum kita ketahui. Bisa jadi bukan hal ini, dan ternyata itu hal lain yang belum kita ketahui
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status