All Chapters of Atasanku, Suami Keduaku: Chapter 41 - Chapter 50
176 Chapters
ASK-041
“Mana kebayanya? Indah coba di kamar mandi aja, Kak. Kalau kesulitan pakai sendiri, nanti Indah minta bantuan.” Indah meraih gantungan berisi kebaya yang berat karena hampir seluruhnya bertabur payet dan membawanya ke kamar mandi. “Ada-ada aja. Masa pakai begini harus dibantu sama dia.” Indah berbisik saat melepaskan pakaiannya.Ternyata mencoba kebaya itu cukup memakan waktu. Indah berada cukup lama di kamar mandi sampai-sampai Laras harus mengetuknya.“In, coba keluar aja, deh. Kebayanya udah dipakai, kan? Kalau sudah ngancingnya, biar dibantu aku dan Abang. Biar cepat selesai. Alif udah nungguin dari tadi, lho.” Laras sudah memperkirakan kalau Indah akan kesulitan mengait kancing bungkus yang berada di sepanjang bagian depan kebaya.Penyebutan nama Alif membuat Indah berdecak karena menyadari situasinya. Alif memang belum bertemu dengannya sejak ia tiba tadi. Rasanya malu sekali dengan Bu Anum yang sejak tadi menjaga bayinya. Apa Bu Anum akan menganggap dia sebagai ibu yang tidak b
Read more
ASK-042
Malam itu Indah tidak bisa tidur. Selain karena Alif yang berkali-kali bangun karena sepertinya kurang betah, pikiran Indah malam itu sedikit terganggu dengan bayangan acara esok hari. Kenapa pernikahan mereka sangat mudah sedangkan Arsya pernah mengatakan kalau hubungannya dulu tidak direstui keluarga?Ranjang yang besar dan malam itu ditempatinya sendirian membuat Indah bergulingan ke sana kemari. Bu Anum mengatakan malam itu sebaiknya Indah tidur sendiri saja karena sudah cukup lelah seharian bekerja ditambah menenangkan Alif yang rewel. Arsya juga meminta Indah masuk ke kamar lebih cepat untuk beristirahat. Namun pikiran Indah nyalang memikirkan sesuatu yang niskala.Siapa saja kerabat Arsya yang akan datang. Adakah saudara Pak Ari Subianto? Saudara Bu Della? Keluarga mertua Laras? Pasti ramai dengan para tetua keluarga. Adakah salah satu dari para tamu itu yang akan mempertanyakan siapa dirinya? Siapa Alif? Kenapa sesosok Arsya yang nyaris tak memiliki kesukaran dalam hidupnya bi
Read more
ASK-043
Malam sebelum pernikahan Indah terjadi keributan antara Mayang dan Panca. Keduanya baru saja selesai bercinta dan terlibat adu mulut ketika Panca memaparkan acara akhir minggu mereka adalah mendatangi resepsi pernikahan Indah. Keduanya bahkan masih tanpa busana dan meringkuk di balik selimut ketika mereka saling tunjuk. Usapan dan belaian tangan Panca di punggung Mayang dalam beberapa detik saja berubah menjadi penolakan dan amukan. “Siapa yang undang kamu ke acara itu? Memangnya kamu harus datang? Kamu nggak nanya gimana perasaan aku? Terus kamu langsung iyain aja? Aku nggak mau, Ca! Nggak mau!” Mayang berbalik dan memunggungi Panca. “Kamu bisa nggak, sih, sekali-kali langsung nurut aja tanpa banyak protes? Memangnya kamu nggak percaya kalau apa yang aku lakukan ini pada akhirnya buat kita juga?” Panca menumpuk bantalnya menjadi lebih tinggi dan menaikkan selimut sampai ke dada. Ia melemparkan tatapan kesal ke punggung Mayang. “Aku udah bilang nggak akan datang ke pernikahan siapa
Read more
ASK-044
Kalau Sarah hanya berniat untuk bercanda, berbeda halnya dengan Indah.Indah meringis dan membalas ucapan Sarah dengan senyuman. Soal Yeni, ia merasa bersalah, tapi ia juga tidak merasa membohongi wanita itu. Semua terjadi begitu saja. “Makasih udah datang, Bu,” kata Indah akhirnya.Sarah menghela napas. “Ke depannya maafkan saya kalau di kantor masih memerintah kamu sebagai asisten. Jadi, kamu sebagai istri Bapak dan kamu sebagai asisten saya adalah dua pribadi yang berbeda. Bagaimana? Cukup adil, kan?”“Adil…adil. Duh, serius amat,” kata Arsya, memijat bahu Sarah yang kemudian tergelak. “Minta tolong agar istri saya tidak dikasih pekerjaan terlalu berat, ya, Bu Sekretaris ….”Indah mengulum senyum melihat keakraban Sarah dan Arsya yang tidak pernah ia lihat di kantor. Arsya terkekeh-kekeh. Sarah adalah wanita berdarah setengah Amerika yang sudah puluhan tahun bekerja di SB Industrial Energy. Mulai dari Pak Ari Subianto masih melajang. Semua orang di kantor, tua-muda,karyawan baru at
Read more
ASK-045
Indah sangat bersyukur karena acara itu bukan merupakan resepsi besar-besaran. Karena untuk melangsungkan akad nikah saja seluruh keluarga Subianto sudah menghabiskan hampir seharian penuh. Badan Indah pegal dan matanya luar biasa ngantuk karena kurang tidur. Perasaannya usai acara pernikahan itu amat berbeda dengan yang dirasakannya dulu. Indah tidak bersemangat. Pernikahan itu lebih kurang hanya sebuah kepalsuan. Pria tampan dengan setelah putih di sebelahnya pun palsu. Suami palsu, keluarga palsu. Indah duduk lesu menatap tamu yang masih lalu lalang. Menjelang sore, Arsya mempersilakannya untuk berganti pakaian, mandi dan beristirahat lebih dulu.“Kamu kelihatan capek dan ngantuk. Abang masih mau ngobrol sama Ayah. Mumpung Alif masih tidur,” pinta Arsya seakan membaca pikiran Indah yang memang selalu merasa tidak enak karena dianggap bersenang-senang ketika bayinya merengek.“Malam ini tidurnya ….” Indah berdiri meluruskan kain yang ia kenakan.“Malam ini harus tidur di kamar yang s
Read more
ASK-046
Hati Indah berdebar tak sabar menyambut hari Senin di mana Alif sudah dijadwalkan rawat inap persiapan operasi. Pikiran Indah dipenuhi soal Alif dan segala proses rawatannya. Tidak ada hal lain. Bahkan soal akad nikah yang baru saja terjadi pun tidak terlalu ia ingat. Segala kegugupan Indah soal persiapan operasi Alif mengalahkan kegugupan Indah seusai akad. Apalagi segala perlengkapan yang dibutuhkan Alif sudah dipersiapkan sejak dari rumah keluarga Subianto.Seorang supir yang disediakan Arsya untuk pulang pergi Indah ke kantor sudah mulai bertugas di Senin pagi. Malam Senin mereka masih menginap di rumah keluarga Subianto dan seperti yang sudah disepakati kalau tengah hari Alif akan berangkat ke rumah sakit dari rumah itu.Indah tiba lebih pagi dari biasanya. Sebegitu meletakkan tas, Indah mempergunakan waktu yang dimilikinya sendirian itu untuk kembali mengecek daftar kebutuhan Alif dan beberapa kebutuhan penting miliknya sendiri. Ia pasti akan sering menginap di rumah sakit untuk
Read more
ASK-047
Indah mundur. Bukan hanya beberapa langkah tapi ia mundur sampai kembali masuk ke lobi gedung. Ia tahu bahwa apa yang didengarnya barusan bukan hal yang harusnya ia dengar. Arsya yang biasa selalu bicara tenang, pasti tidak sadar sempat menaikkan nada bicaranya di depan wanita tadi.“Arsya sampai nggak sadar ada orang di sekitar mereka," lirih Indah.Mendiang Fanny memiliki kembaran? Arsya berurusan dengan kembaran Fanny? Apa wanita itu yang katanya beberapa kali makan malam bersama Arsya? Indah menggeleng. Tidak. Ia tidak perlu tahu dan harusnya tidak boleh tahu. Tapi … kenapa namanya disebut-sebut? Kenapa wanita tadi terlihat marah saat menyebut namanya.Sambil mengatur napas dan mengira-ngira apa Arsya sudah selesai bicara dengan wanita bernama Riri atau belum, Indah berpura-pura menyibukkan diri dengan ponsel.Dan menit berikutnya, sesuai harapan Indah, Arsya menelepon.“Indah di mana? Saya tunggu di mobil, ya. Sekarang.” Arsya bicara sambil mengawasi pintu masuk gedung.“Saya bar
Read more
ASK-048
“Indah, ayo,” ajak Arsya. Indah masih bergeming. Bingung dan takjub dengan kehadiran Bu Eta yang di luar dugaannya. Betapa orang mudah sekali berubah sesuai dengan kepentingannya. Rasanya baru semalam mantan mertuanya itu bicara ketus dan tidak menggubrisnya sedikit pun. “Maaf, Bu. Saya nggak bohong, kok. Alif anak saya memang ada janji dengan dokter siang ini. Kami berdua malah datang terlambat.” Indah menyambut uluran tangan Arsya dengan mendekap lengan pria itu. Indah sengaja menekankan nama Alif agar Bu Eta sadar bahwa seorang nenek waras pasti akan bertanya soal cucunya lebih dulu. “In ….” Bu Eta kembali memegangi lengan Indah. “Mama memang salah pakai uang perusahaan, tapi kenapa cuma Mama yang dilaporkan? Bu Lina juga tahu ini semua. Bu Lina banyak ngasih uang ke pacarnya. Harusnya kamu juga jebloskan Bu Lina ke penjara. Bukan cuma Mama!” Tadinya Indah sudah berniat pergi, tapi ungkapan Bu Eta menahan langkah kakinya. “Apa? Barusan Ibu ngomong apa?” Mata Bu Eta melebar. Se
Read more
ASK-049
“Ini kenapa? Papanya Mas Panca kenapa?” Tak sadar Indah mengambil ponsel dari tangan Arsya untuk menonton video pendek berisi penangkapan Papa Panca. “Penggelapan dana perusahaan,” jawab Arsya dengan nada tenang. “Ini kejadian kapan? Barusan? Bu Eta nggak tahu suaminya dibawa polisi? Ini polisi, kan?” Indah meremas lengan Arsya. “Kenapa semuanya hampir bersamaan? Ini disengaja? Kriminalisasi?” Indah belum mengerti sama sekali. Arsya menggeleng. “Tidak, Indah. Tidak ada kriminalisasi di sini. Setiap anggota keluarga itu memang melakukan sesuatu yang salah. Sebelumnya saya sudah beritahu kamu kalau saya akan mengambil alih semua urusan hukum. Kamu tetap konsentrasi merawat Alif.” “Abang memanfaatkan status suami? Jangan-jangan Abang memang sengaja mendukung perceraian aku dan Mas Panca?” “Kamu bercerai atas kemauan kamu sendiri. Saya meminta kamu menjadi istri saya dan kamu menyanggupinya tanpa paksaan. Kamu ingat? Kamu ingat permintaan saya untuk tetap percaya pada saya? Kamu j
Read more
ASK-050
Arsya memaksa sepasang matanya memandang Riri. Ia lalu menghela napas dan tertawa. Satu tangannya kemudian mendorong lengan Riri menjauh. “Sudah…sudah. Kembali duduk ke tempat kamu. Meski wajah kamu dan Fanny hampir serupa, tapi entah kenapa kamu terasa beda banget.” Arsya menolak meneruskan tatapan sendu Riri yang menggiringnya pada suasana romantisme.“Kamu kayaknya memang nggak cinta sama Fanny,” ujar Riri, kembali menyandarkan punggungnya ke dinding penyekat.“Kamu sudah makan? Lebih baik kamu makan dulu sebelum pulang.” Arsya menyodorkan menu pada Riri.“Pulang? Kamu udah mikirin soal pulang? Percakapan kita belum ada apa-apanya,” ujar Riri, menepis menu yang disodorkan Arsya.“Apa ada hal lain yang mau kamu bicarakan? Aku sudah update semua berita tentang keluarga Panca. Aku rasa penjelasanku sudah cukup jelas.” Arsya mengambil buku menu lain dan membuka-bukanya.“Kamu nggak dengar apa yang barusan aku tanya? Kamu nggak cinta, ya, sama Fanny? Makin ke sini kesannya kamu memang n
Read more
PREV
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status