Semua Bab Kukembalikan Suami Pada Mertua Munafik: Bab 11 - Bab 20
123 Bab
Menemui Karina
Lily keluar dari kamar Dani dan kembali ke kamar ibu. Lily masuk ke kamar ibu dengan senang dan mencium kartu ATM di tangannya. "Aku berhasil mendapatkan uang, Bu," kata Lily sambil memamerkan kartu ATM Dani di tangannya. Ibu tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Dasar kamu, Li! Kakak sendiri juga dibohongi," kata ibu. "Kan ibu yang mengajariku, harus bisa mendapatkan semua yang kita inginkan," kata Lily dengan bangga. ---Annisa pergi dari rumah Dani dengan berjuta rasa di hatinya. Annisa merasa sedih, kecewa, marah, kesal, dan bingung. Dani, suaminya sendiri tidak mempercayai perkataannya. Semua orang hanya melihat dan langsung mempercayai video itu. Karena hari sudah gelap dan pikiran Annisa yang masih kacau, Annisa berpikir akan terlalu beresiko jika ia harus pulang ke rumah orang tuanya sekarang. Annisa berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk menelepon Karina, saudara sepupunya. Rumah Karina berjarak satu jam dari rumah Dani. Karina belum menikah, dan mempunyai sebuah usah
Baca selengkapnya
Lily menjadi simpanan Om-om
Annisa dan Karina berhasil menemukan lokasi yang tepat untuk membuka usaha laundry mereka. Annisa mengurus semuanya dengan cepat, mulai dari mempersiapkan kios yang akan dipakai, membeli mesin cuci dan alat-alat yang dibutuhkan, mencari karyawan, dan memesan papan nama dan brosur untuk promosi. Lokasi laundry mereka ini masih di sekitar perumahan yang padat penduduk dan tempat kos. Banyak mahasiswa dan karyawan kantor yang tinggal di lingkungan itu. Karina memang sangat jeli melihat peluang bisnis dan lokasi yang mendukung usaha mereka. Annisa sedang menyapu ruangan kios dan mempersiapkan tempat itu. Annisa mengerjakan semuanya dengan bersemangat bersama dengan beberapa orang karyawan. Dua hari lagi tempat laundry ini akan dibuka. Tidak lupa Annisa meminta doa restu dan dukungan dari bapak dan ibunya. Sekarang ini, Annisa belum bisa menemui bapak dan ibu. Annisa juga belum bisa menceritakan semua persoalan rumah tangganya, karena takut akan membebani pikiran orang tuanya. Saat ini
Baca selengkapnya
Ancaman Lily
"Sial!! Kenapa bisa ketemu dia di sini?" kata Lily. "Ada apa sih sayang? Kenapa kamu lari ketakutan begitu?" tanya Om Darwin. Om Darwin dan Lily sudah menjalin hubungan gelap selama beberapa bulan. Om Darwin sudah memiliki seorang istri dan tiga orang anak, yang mungkin usianya hampir sebaya dengan Lily. "Itu Om, tadi ada teman sekolah Lily dulu. Lily kaget, jadi langsung lari deh," kata Lily berusaha tersenyum. "Oo, tapi temanmu itu cantik juga. Kapan-kapan boleh kenalkan dia sama Om, ya," kata Om Darwin. Lily hanya terdiam dan tersenyum kecut. 'Dasar! Sudah tua, jelek, gendut, masih genit saja! Kalau bukan karena uangnya banyak dan ga pelit, malas juga aku dekat-dekat dengan Om Darwin ini. Bikin aku malu saja kalau bertemu teman atau orang yang mengenal aku. Sudah tua, banyak maunya, ga tahu diri!" Lily memaki Om Darwin di dalam hatinya. Om Darwin memeluk Lily dari belakang dan menciumi rambut Lily yang wangi. Lily sebenarnya merasa risih setiap kali Om Darwin menyentuhnya. A
Baca selengkapnya
Aku tidak butuh kamu, Mas!
Annisa menatap layar ponselnya dengan sedih. Sudah beberapa minggu berlalu sejak kepergiannya dari rumah Dani. Namun belum satu kalipun Dani menghubunginya atau sekedar menanyakan tentang Shafira. Di malam hari saat akan tidur, seringkali Shafira menangis dan menanyakan tentang papanya. Annisa sangat mengerti bahwa Shafira merindukan papanya itu.Namun Annisa menahan dirinya, ia tidak ingin menghubungi Dani terlebih dahulu, karena itu akan menunjukkan bahwa ia mengakui kesalahannya. Annisa mencoba bertahan, memberikan pengertian pada Shafira, atau mengalihkan perhatiannya dengan mengajak bermain atau membacakan buku cerita. Sore itu, ponsel Annisa berdering, Annisa segera mengambil HP dari dalam tas nya dan melihat nama Dani di layar. "Hallo, Nis. Dimana kamu?" tanya Dani. "Aku ada di suatu tempat, Mas. Aku tidak bisa memberitahukan padamu," kata Annisa. "Aku sudah mencoba datang ke rumah orang tuamu, tetapi kamu tidak ada di sana. Orang tuamu juga tidak mau memberitahu aku dimana
Baca selengkapnya
Lily digerebek
Pagi itu Annisa baru saja membuka laundry, beberapa karyawan sedang membersihkan ruangan kios itu. Saat itu ada dua orang pelanggan yang masuk ke kios sambil membawa plastik besar berisi pakaian kotor yang akan dicuci. Saat karyawan laundry menimbang pakaian yang akan dicuci, Annisa mendengar perkataan kedua orang itu. "Kasihan banget, tetapi memang memalukan, berani-beraninya dia merebut suami orang," kata salah satu ibu. "Iya, padahal katanya masih mahasiswi loh, kenapa mau menjadi pelakor begitu?" kata ibu yang lainnya. "Sepertinya ada sesuatu yang menghebohkan, ada apa nih, ibu-ibu?" tanya Annisa."Itu Mbak, tadi di perumahan blok A, ada keramaian. Ternyata ada satu rumah digerebek sama ketua RT dan warga. Ternyata katanya ada seorang gadis muda yang tertangkap basah tinggal bersama seorang pria, tanpa ikatan pernikahan. Malah pria itu sudah mempunyai istri. Istri sah pria itu yang mendatangi Pak RT dan menangkap basah suaminya. Deg.. Annisa terkejut, dan dia langsung memiki
Baca selengkapnya
Berita Viral
Dua hari setelah peristiwa yang menggemparkan itu, Annisa melihat rumah yang ditempati Lily sudah sepi dan tak berpenghuni. Ternyata Lily sudah diusir dari rumah itu. Annisa berharap Lily sudah menyadari kesalahannya dan tidak akan mengulanginya. Lily ternyata tidak pulang ke rumah ibunya, Lily memilih bersembunyi sementara di rumah kos temannya. Lily sangat menyadari, jika ia pulang dalam kondisi luka-luka seperti itu, pasti akan terjadi kehebohan. Lily harus menunggu lukanya sembuh dan kondisinya membaik. Namun Lily sangat cemas, ia takut ada yang merekam kejadian itu dan membagikannya di media sosial. Lily takut ibunya akan mengetahui kejadian itu dari orang lain. "Jadi apa langkahmu selanjutnya, Li?" tanya Novia, teman kampus Lily. "Aku belum tahu, Nov. Dalam beberapa hari ini aku akan menghubungi Om Darwin," kata Lily. "Apa? Kamu akan menghubungi dia lagi? Kamu tidak takut istrinya akan mencaci maki kamu lagi?" tanya Novia. "Tentu aku akan lebih berhati-hati, Nov. Aku harus
Baca selengkapnya
Fitnah dan Hinaan
"Mas, ini semua salah Mbak Annisa," kata Lily. "Apa? Kenapa kamu jadi menyalahkan Annisa?" tanya Dani. "Mas, Bu, Mbak Annisa yang menjebak aku dan mengedarkan video itu. Dia menaruh dendam padaku dan keluarga kita, karena aku merekamnya saat menganiaya ibu. Jadi ia menggunakan cara yang sama untuk memfitnah dan menjatuhkan aku," kata Lily. "Memangnya Annisa dimana? Apa kamu tahu keberadaan istri dan anakku sekarang?" tanya Dani. "Mm.. Sebenarnya dia masih ada di kota ini, Mas. Aku tahu dimana dia sekarang," kata Lily. "Apa? Kenapa kamu tidak memberitahu Mas? Kamu pasti tahu betapa pusingnya Mas mencari mereka," kata Dani. "Maafkan aku, Mas. Mbak Annisa melarang aku memberitahu Mas dimana dia tinggal sekarang. Bahkan dia sampai mengancam aku, jika aku memberitahu Mas, dia akan melakukan sesuatu yang buruk padaku. Aku tidak menyangka kalau Mbak Annisa tega berbuat seperti ini padaku. Bagaimanapun juga, aku ini adik iparnya. Dia malah melakukan sesuatu yang merusak nama baik dan ma
Baca selengkapnya
Haruskah aku meminta cerai?
Annisa memandang kepergian suami, mertua, dan adik iparnya dengan kesal. Beberapa karyawan yang mendengar keributan itu juga turut menatap Annisa dengan prihatin. Annisa juga bersyukur, karena Shafira sedang tidak bersamanya. Annisa tidak sampai hati membayangkan putri kecilnya harus mendengar semua pertengkaran dan kata-kata kasar seperti tadi. "Mama.." kata Shafira dengan senang sambil berlari kecil menyongsong Annisa. "Hai sayang," kata Annisa sambil memeluk Shafira. "Ma, Tante Karina membelikan aku mainan ini," kata Shafira dengan riang. "Beli mainan lagi? Wah, kamu terlalu memanjakan Shafira, Rin," kata Annisa sambil beralih menatap Karina. "Ah, gak apa-apa lah, kan gak setiap hari. Kasihan Shafira, pasti bosan kamu ajakin kerja setiap hari," kata Karina. "Ya sudah, Shafira main dulu ya. Mama mau bicara sama Tante Karina dulu," kata Annisa. Shafira mengangguk dan berlari sambil memeluk mainan yang baru saja didapatnya. Shafira menuju ke sudut ruangan itu, tempat biasanya
Baca selengkapnya
Bertemu dengan Mas Surya
"Kamu lupa sama aku? Aku Surya, kita bersekolah di SMA yang sama. Aku kakak kelasmu dulu. Masa kamu lupa?" tanya Surya pada Annisa. "Oh, Mas Surya. Maaf saya baru ingat, Mas," kata Annisa sambil tersenyum. Surya mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Annisa dengan erat. Pria tampan dan berkacamata itu terlihat sedikit berbeda. Surya terlihat lebih dewasa, tampan, dan berkharisma. "Iya, sudah lama sekali kita tidak berjumpa. Wah, ini anakmu? Cantik sekali seperti ibunya," kata Surya. "Ah, Mas Surya bisa saja, pintar memuji. Mas bersama siapa?" tanya Annisa. "Aku sendirian saja, kebetulan ingin mencoba makan siang di sini. Kamu berdua saja dengan anakmu?" tanya Surya. "Oh, aku bersama adik sepupuku, itu dia," kata Annisa sambil menunjuk ke arah Karina. "Oo begitu, apa aku boleh bergabung bersama kalian?" tanya Surya. "Boleh saja, Mas. Ayo, kita ke sana!" kata Annisa. Surya mengikuti langkah Annisa dan Shafira. Sesekali ia menggoda Shafira yang berlari-lari kecil. Surya dudu
Baca selengkapnya
Dani mengalami kecelakaan
Malam itu Annisa dan Karina masih mengemas beberapa paket pakaian milik pelanggan yang sudah selesai dicuci dan disetrika. Karina melihat beberapa kali Annisa seperti sedang memikirkan sesuatu dan tidak banyak bicara sejak pertemuannya dengan Surya tadi sore. "Nis, kamu kenapa? Kamu melamun ya? Aku perhatikan sejak tadi sore kamu lebih banyak diam. Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Karina. "Sebenarnya, Mas Surya menyatakan sesuatu yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Dia mengatakan bahwa sebenarnya sudah lama ia menyukai aku. Jika aku bercerai dengan Mas Dani, dia mau menikahi aku," ucap Annisa. "Apa?! Memangnya dia pernah menunjukkan rasa sukanya padamu sebelumnya?" tanya Karina penasaran. "Justru itu, karena dia tidak pernah mengatakan atau menujukkannya padaku, aku jadi terkejut saat dia mengatakan hal itu. Katanya dulu dia memendam perasaannya padaku, karena melihat aku sudah bahagia bersama Mas Dani. Memang, kalau aku ingat lagi, dulu Mas Surya memang sering memperhatik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status