Lahat ng Kabanata ng Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Kabanata 11 - Kabanata 20
884 Kabanata
Bab 11
Theo mengulurkan tangannya dan memberikan sebungkus tisu kepada Anisa.Anisa tertegun melihat kebaikan Theo. "Terima kasih."Setelah Anisa mengambil tisu tersebut, Theo menutup kaca jendela dan pergi.Pukul 10 pagi.Di perusahaan Kintara Group.Meskipun sudah bangkrut, para pegawai masih bertahan. Bagaimanapun Kintara Group adalah salah satu perusahaan terbesar di kota. Terlepas dari semua pemberitaan negatif, para karyawan tidak mau menyerah sampai ada keputusan lebih lanjut.Jika tidak mengetahui kebangkrutan yang dialami perusahaan, Anisa pasti mengira perusahaan baik-baik saja saat melihat para pegawai yang tampak tenang.Anisa masuk ke ruang rapat dengan didampingi wakil presdir.Sesaat melihat kedatangan Anisa, pengacara langsung berkata, "Nona Anisa, aku turut berduka cita. Aku dipercayakan ayahmu untuk membacakan surat wasiat ini."Anisa mengangguk."Ayahmu memiliki 6 properti, ini surat-suratnya. Silakan diperiksa," kata pengacara sambil memberikan dokumennya."Ayahmu memiliki
Magbasa pa
Bab 12
Pada pukul 9 malam. Angin berembus meniup pepohonan, terdengar gemerisik daun-daun yang jatuh.Anisa keluar dari taksi, dinginnya angin membuat dia menggigil. Dia memeluk tasnya sambil berlari ke dalam rumah.Anisa pergi dengan mengenakan kemeja polos, tetapi pulang dengan mengenakan gaun mewah yang seksi. Theo mengepalkan tangan saat melihat Anisa yang mengenakan pakaian seperti itu untuk menyenangkan pria lain.Ketika melepaskan sepatu, Anisa baru menyadari keberadaan Theo yang sedang duduk di sofa. Hari ini Theo mengenakan pakaian berwarna hitam, auranya terasa dingin dan suram.Anisa tidak berani menatap Theo terlalu lama, dia langsung menundukkan kepala.Setelah melepaskan sepatu, Anisa bingung apakah dia harus menyapa Theo. Bagaimanapun tadi pagi Theo sudah berbaik hati memberikannya tisu.Anisa berjalan ke ruang tamu dengan perasaan gugup. Suasana malam ini terasa berbeda, biasanya ada Bibi Wina yang menyambut kepulangan Anisa.Jangan-jangan Bibi Wina sedang tidak ada di rumah?
Magbasa pa
Bab 13
Di kamar utama.Perawat menyeka tubuh Theo yang basah. Theo masih belum bisa berdiri sehingga dia membutuhkan bantuan perawat.Perawat ini telah mengurus Theo sejak mengalami kecelakaan. Perawat ini adalah seorang pria paruh baya berumur 40 tahun, dia rajin dan telaten."Tuan Theo, ada memar di paha Anda. Aku ambil obat dulu," kata perawat sambil memapah Theo keluar dari kamar mandi.Setelah meletakkan Theo duduk di tempat tidur, perawat bergegas mengambil obat oleh. Theo memandangi memar di paha, dia tahu Anisa yang mencubitnya.Ketika Anisa mencubit, Theo menahan rasa sakitnya dan tidak bereaksi. Sembari menatap memarnya, bayangan Anisa yang menangis terus terbesit di benak Theo.Theo juga tak dapat melupakan aroma tubuh Anisa yang khas.Selama bertahun-tahun Theo tidak pernah menyukai wanita mana pun, bahkan bisa dibilang sudah mati rasa.Namun malam ini Anisa berhasil membuat hatinya bergejolak. Kenapa Theo bersikap seperti kepada wanita yang akan diceraikannya?Meskipun aneh setia
Magbasa pa
Bab 14
Theo seperti iblis yang mengeluarkan mengeluarkan kedua taring."Theo, aku tahu kamu nggak mau anak, tapi nggak perlu mengucapkan kata-kata sekejam itu." Anisa terlihat sangat sedih.Theo menatapnya, lalu menjawab, "Aku hanya memperingatimu. Mana tahu kamu punya rencana licik?"Anisa menghela napas sambil membuang muka. Rasanya seperti sedang berjalan ke jurang kehancuran ....Respons Anisa justru membuat Theo penasaran. Dia bertanya sambil menyeringai, "Anisa, kamu mau melahirkan anakku?"Pertanyaan Theo sontak membuat Anisa membelalak ...."Aku tidak main-main, kamu tahu karakterku. Aku tidak akan segan-segan menyiksamu. Kalau tidak mau mati, jangan cari masalah!" Setelah selesai bicara, Theo kembali memang ke arah jendela."Tenang saja, aku pun nggak sudi mengandung anakmu. Yang terpenting sekarang adalah bercerai!" Anisa mengepalkan tangannya.Kalaupun Anisa mau melahirkannya, Anisa yang akan membesarkannya. Setelah anak-anaknya dewasa, Anisa akan memberi tahu mereka kalau ayahnya
Magbasa pa
Bab 15
Wanita hamil dan orang tua cenderung kekurangan vitamin kalsium. Oleh sebab itu kalsium paling banyak dikonsumsi oleh orang lanjut usia dan ibu hamil."Apa aku ada kewajiban memberi tahu semua makanan, minuman, obat, bahkan sampai vitamin yang aku konsumsi?" Meskipun panik, Anisa tetap berusaha bersikap tenang.Setelah bicara, Anisa langsung berlari ke kamar. Sesampainya di kamar, Anisa menyimpan vitamin kalsium ke dalam laci, lalu pergi mencuci tangan dan wajah.Tidak bisa seperti ini terus. Kalau Anisa tidak segera meninggalkan rumah ini, suatu saat pasti akan ketahuan.Semua surat dokter ada di dalam lemari. Jika Theo menggeledah kamarnya, semua akan langsung terungkap.Namun akal sehat Anisa mengatakan bahwa Theo memang gila, tetapi dia tidak mungkin menggeledah kamar Anisa.Tanpa persetujuan Theo, mereka tidak mungkin bercerai. Theo telah memberikan mahar yang banyak.Anisa duduk di tempat tidur sambil melamun. Rasa laparnya bahkan sudah hilang.Tak berapa lama, seseorang datang m
Magbasa pa
Bab 16
"Anisa, beri tahu aku, siapa wanita yang Theo sukai? Kamu tahu dari mana dia menyukai wanita lain?" Clara mulai merasa cemas.Meskipun yakin kalau tidak ada wanita lain yang dekat dengan Theo, Clara ingin memastikannya sekali lagi.Anisa menggelengkan kepala. "Aku cuma memberikan pandanganku. Aku nggak tahu apa-apa soal Theo."Sepertinya kisah percintaan Theo agak rumit, Anisa tidak mau ikut terlibat. Dia hanya mau hidup dengan baik dan melahirkan buah hatinya."Aku kira kamu melihat dia sama wanita lain. Bikin kaget saja." Clara pun lega setelah mendengar jawaban Anisa. "Theo bukan pria cocok untukmu. Dia nggak suka wanita dan nggak suka anak kecil.""Apakah kamu tahu kenapa dia nggak suka anak kecil?" Anisa bertanya dengan hati-hati."Sejujurnya aku nggak tahu, tapi aku juga nggak mau tanya. Kalau dia nggak suka, aku nggak akan memberikannya anak." Clara mengerutkan alisnya dan melanjutkan, "Sebenarnya sikap Theo lumayan baik sama aku.""Yang penting kamu bahagia." Anisa berhenti mem
Magbasa pa
Bab 17
Sesaat mendengar mobil yang melaju lewat, Anisa mengangkat kepalanya dan bergegas mengusap wajahnya yang berlinang air mata.Apakah itu mobilnya Theo?Setelah mengatur ulang suasana hati, dia pun berjalan ke arah pintu rumah. Sesampainya di depan, dia melihat mobil yang ada di depan pintu.Anisa berdiri di dekat pintu, dia tidak mau berpapasan dengan Theo.Sembari menunggu, Anisa mengangkat kepalanya dan memandang langit yang penuh dengan bintang-bintang dan berkelap-kelip.Pemandangan yang cantik ....Tak terasa Anisa sudah satu jam berdiri di sana. Mobil Theo bahkan sudah dimasukkan ke dalam garasi.Lampu ruang tamu masih menyala, tetapi tak ada seorang pun di sana.Anisa menarik napas panjang, lalu berjalan masuk ke dalam rumah.Theo duduk di balkon lantai 2 sambil menikmati segelas anggur. Anisa berdiri selama satu jam, Theo juga sudah memandangi Anisa selama satu jam.Entah apa yang sedang dipikirkan Anisa, kenapa dia berdiri di sana?Sejak kecil, Theo bertemu dengan banyak orang
Magbasa pa
Bab 18
"Duduk!" Theo menatap Anisa dengan tajam."Oh ...." Ketika berjalan ke depan sofa, Anisa melihat sebuah laptop yang terletak di atas meja. Dari layar laptop yang terbuka, dia melihat sebuah rekaman yang tampak familier.Rekaman itu tampak seperti rekaman CCTV di kamar utama. Kamera menghadap ke arah kasur, Theo dan Anisa sedang berada di atas tempat tidur.Seketika darah Anisa pun mendidih saat melihat rekaman tersebut."Deg!" Hati Anisa tersentak. Dia mengangkat kepalanya, lalu menunjuk ke arah laptop dan memarahi Theo, "Theo! Kamu gila, ya? Kamu memasang CCTV di kamar?"Padahal Anisa ingin melupakan bahwa dia dan Theo pernah tidur bersama selama 3 bulan. Selama 3 bulan Theo koma, Anisa tidak terlalu memedulikan pakaiannya di dalam kamar. Dia keluar masuk kamar mandi dengan mengenakan handuk, bahkan mengganti baju di dalam kamar.Pantas saja Anisa tidak terima begitu mengetahui bahwa selama 3 bulan ini semua gerak-geriknya dipantau melalui CCTV.Ketika Anisa pindah kemari, tak ada seo
Magbasa pa
Bab 19
Hari ini adalah akhir pekan, Anisa baru bangun pada pukul 10.30Setelah sekian lama, akhirnya Anisa bisa bangun siang. Sesaat keluar dari kamar, semua mata sontak menatap ke arahnya.Anisa mengenakan daster longgar, rambutnya terurai, dan wajahnya masih polos.Anisa tidak menyangka Theo menerima tamu di akhir pekan seperti ini.Theo dan para tamunya menatap Anisa dengan ekspresi serius, tampaknya kemunculan Anisa agak mengejutkan orang-orang.Setelah mematung sebentar, Anisa terbangun dari lamunannya, lalu membalikkan badan dan hendak kembali ke dalam kamar.Tiba-tiba Bibi Wina muncul dan menggandengnya ke ruang makan. "Nona, kamu pasti lapar. Ayo, makan dulu. Tadi pagi aku lihat Nona nyenyak banget, aku jadi tidak tega membangunkan Nona.""Si-siapa mereka? Kok ramai banget?" tanya Anisa terbata-bata."Temannya Tuan, mereka datang menjenguk Tuan. Kalau Nona takut, tidak perlu sapa mereka," jawab Bibi Wina.Anisa mengangguk. "Em."Jangan temannya Theo, Anisa saja malas menyapa Theo.Kal
Magbasa pa
Bab 20
Napas Anisa terasa sesak, sekujur tubuhnya merinding, kakinya lemas ....Pemandangan di depan mata terasa berputar-putar, bagaimana mungkin ....Bagaimana mungkin Theo adalah Tuan Zoe?Tuan Zoe mengirimkannya 10 miliar dan tertarik menjadi investor Kintara Group. Mana mungkin Theo sebaik itu?Jika Theo bukan Tuan Zoe, lantas kenapa Theo berada di sini?Melihat kursi roda, kemeja berwarna gelap, tatapan dingin, serta aura mengintimidasi yang dipancarkan, Anisa yakin kalau sosok di depannya ini adalah Theo. Dia tidak mungkin salah, pria ini adalah Theo.Tanpa sadar Anisa melangkah mundur, tetapi tiba-tiba pintu ruangan ditutup."Mau pergi begitu saja?" Theo menyeringai dingin melihat Anisa yang tampak gugup. "Kenapa kamu ada di sini?"Anisa berusaha mengontrol rasa gugupnya. Dia menyeka rambutnya, lalu menjawab, "Aku ... aku dan teman-temanku janjian makan di sini.""Di sini tempat minum-minum," jawab Theo."Oh ...." Anisa memandang ruangan yang besar ini. Meskipun dekorasinya mewah, Ani
Magbasa pa
PREV
123456
...
89
DMCA.com Protection Status