All Chapters of Wanita Untuk Sang CEO: Chapter 11 - Chapter 20
121 Chapters
11. Keterangan Aluna
Andhika berjalan mendekati sang adik yang berdiri di jarak lima langkah darinya.“Kamu serius, Lun?” tanya Andhika ketika sudah berada di hadapan adiknya.“Iya, aku serius. Aku nggak mau Kak Dhika malu karena nggak ada keluarga yang mendampingi,” sahut Aluna yang membuat Andhika tersenyum.“Terima kasih. Ternyata adikku ini pengertian juga pada kakaknya,” sahut Andhika. Dia lalu menatap kedua orang tuanya secara bergantian. “Pa, Ma, sekali lagi aku ijin untuk menikah. Aku nggak memaksa kalau kalian nggak mau datang. Kehadiran Aluna sudah cukup mewakili keluarga.”“Iya, Papa restui kamu. Papa minta maaf kalau nggak bisa hadir. Papa menjaga agar penyakit jantung mama kamu nggak kumat. Tolong dipahami ya, Dhika,” ucap Aryo.“Iya, Pa. Terima kasih atas restunya.” Andhika lalu memeluk papanya dengan erat. Dia kemudian melirik ke arah sang mama yang kini tengah menekuk wajahnya.Setelah beberapa detik memeluk sang papa, Andhika melonggarkan pelukannya di tubuh Aryo dan mengalihkan tatapann
Read more
12. Kiss saja, boleh?
Andhika membuka pintu kamar dan dia tercekat serta menelan saliva ketika melihat Hana, wanita yang tadi pagi resmi menjadi istrinya tengah berganti pakaian. Matanya tak berkedip, bahkan bibirnya menyunggingkan senyuman. Seketika dia menyesali perjanjian yang dia buat bersama Hana, kalau dirinya tak akan menyentuh Hana meskipun wanita itu sudah resmi menjadi istrinya.‘Ah, kenapa aku tak pikir panjang sebelum menyetujui permintaan Hana agar aku tak menyentuhnya? Sangat mubazir rasanya melewatkan begitu saja tubuh Hana yang seksi. Padahal dia sudah halal untukku, tapi tak bisa aku raih dan sentuh. Andhika, kamu sungguh ceroboh. Andaikan kamu tak menyetujui permintaan Hana, tentu sekarang sudah bisa menikmati tubuh seksi itu. Ah, Andhika bodoh sekali kamu ini,’ rutuk Andhika dalam hati.Raut penyesalan terpancar jelas di wajah Andhika yang masih terpaku di ambang pintu kamar.Hana masih tak menyadari kehadiran suaminya di ambang pintu. Dia masih sibuk mengganti pakaiannya dengan piama. D
Read more
13. Nafkah Batin
“Mas,” ucap Hana lirih yang ketakutan saat wajah Andhika semakin mendekat ke wajahnya. Bahkan kini dahi mereka sudah menempel satu sama lain. Bahkan wajah Hana memanas terkena hembusan napas Andhika yang memburu. “Ingat perjanjian itu, mencium sama saja menyentuh.”Andhika menatap wajah cantik sang istri yang putih bersih. Naluri lelakinya berontak.“Aku lelaki normal, Han. Kini kita berdua sudah resmi sebagai pasangan suami istri. Aku ingin menuntut hakku sebagai seorang suami. Apa itu salah? Walaupun hanya mencium, apa salah?” ucap Andhika dengan mata yang terpejam. Menahan desakan yang begitu menyiksa. Menormalkan hormonnya yang kini menggila.“Tapi, kita sudah terikat suatu perjanjian, Mas.” Hana kembali berkata lirih. Kali ini dia menggigit bibir bawahnya dengan tubuh yang bergetar karena takut diterkam suaminya, yang sudah diliputi gairah.“Bagaimana...bagaimana kalau kita revisi perjanjiannya, Han,” bisik Andhika lagi.“Hah?! Direvisi?” tanya Hana bingung.“Iya, direvisi sebagi
Read more
14. Pillow Talk
Andhika menghela napas panjang dan menatap Hana dengan frustrasi. Dia lalu berguling ke samping tubuh sang istri yang menatapnya dengan lugu. Tak lama, Hana bangkit dari posisi rebahan dan meraih piamanya yang teronggok di lantai, lalu memakainya kembali. Kemudian melangkah ke kamar mandi. Sedangkan Andhika menjambak rambutnya dan mengusap wajahnya kasar. “Sial benar ini. Baru akan mulai, ada saja halangannya,” umpat Andhika dengan nada frustrasi. Dia lalu meraih pakaian tidurnya yang berserakan di lantai dan mengenakannya kembali. Sementara itu di kamar mandi, Hana tertawa kecil. Dia mengingat ekspresi suaminya tadi, yang awalnya tampil laksana ksatria yang siap berperang. Namun, dalam sekejap berubah seperti prajurit yang kalah perang, ketika bercak merah menginterupsi aktivitas panas mereka. Senyum Hana masih menghiasi wajah cantiknya, ketika dirinya sudah rapi dan kembali melangkah ke tempat tidur. Di sana, Andhika sedang menonton tayangan TV dari atas tempat tidur. Hana pun be
Read more
15. Cerita Masa Lalu
Perubahan wajah Andhika terbaca jelas di mata Hana. Membuat wanita muda itu merasa tak enak hati, telah membuka luka lama pria yang kini berstatus suaminya. “M-maaf, kalau Mas keberatan menjelaskan padaku, nggak apa-apa. Aluna sudah menceritakan sekilas tadi. Jadi lupakan kata-kataku tadi. Anggap saja kalau aku nggak pernah berkata begitu. Aku mau tidur sekarang.” Hana lalu merebahkan tubuhnya dan mengambil posisi memunggungi Andhika. Andhika menatap punggung Hana dengan resah. Malam pertama yang sudah kacau gara-gara Hana kedatangan tamu bulanan, kini semakin kacau gara-gara sang istri yang ingin tahu tentang masa lalunya. Walaupun kesal, tapi Andhika berusaha menurunkan egonya. Dikesampingkan rasa gengsi yang selama ini melekat di dirinya. Dia ingin mengobati luka dihatinya dengan mencoba menerima Hana sebagai istri seutuhnya. Meskipun ada perjanjian yang mengikat mereka, bisa saja Andhika membatalkannya apabila ada getaran cinta di antara mereka berdua nantinya. Oleh karena itu, A
Read more
16. Sebuah Ancaman
“Maksud Tante, apa? Apakah Tante punya suatu rencana?” tanya Tania dari seberang sana.“Iya. Tante sudah suruh orang untuk menyelidiki gadis itu. Ternyata dia seorang model yang baru netes. Dia juga yang menjadi model apartemen yang baru kami luncurkan, dan dia terluka saat pemotretan. Sehingga dia menuntut ganti rugi. Sepertinya Adhika menyetujui tuntutan gadis itu dan mereka jadi akrab, lalu menikah. Kita sabar dulu saja, Tania. Kita cari peluang yang pas untuk memberi pelajaran pada gadis itu, karena sudah berani masuk ke dalam hidup anak Tante,” sahut Lestari antusias.“Pelajaran apa kira-kira yang akan Tante berikan untuk menantu Tante itu?” tanya Tania penasaran.“Jangan sebut dia menantu Tante! Aku nggak pernah merestuinya menikah dengan Andhika!” sahut Lestari ketus.“Oh, ma-maaf. Aku nggak bermaksud demikian, Tan. Jangan marah sama aku dong. Kalau sama aku pasti Tante merestui, iya kan?” ucap Tania dengan suara lembut di seberang sana.“Kalau sama kamu sih pasti setuju dong.
Read more
17. Bisikan Andhika
Hana terkesiap.“Kamu mengancam aku rupanya?”Hana melangkah dan duduk di sofa di sebelah Aluna. Dia menatap adik iparnya itu dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.“Iya, dan ini aku lakukan untuk memberi peringatan padamu. Agar kamu berpikir panjang kalau ingin memanipulasi kakakku. Aku tahu kalian nggak saling cinta. Aku bisa melihat dari gestur kalian. Entah apa yang membuat kalian bisa menikah? Pengantin baru yang saling mencintai dan telah merencanakan pernikahan pasti akan bulan madu sekarang. Ok, kalau alasannya karena Kak Dhika sibuk dengan pekerjaannya, hingga bulan madu kalian tertunda. Tapi, setidaknya kalian bisa bulan madu di rumah, iya kan? Sedangkan pemandangan yang aku lihat tadi, nggak ada mesra-mesranya. Apa kalian menikah untuk menutupi aib? Apa kalian sudah terlibat cinta satu malam dan kamu hamil, sehingga Kak Dhika harus bertanggung jawab?” ucap Aluna dengan tatapan menyelidik. Dia memandang tubuh Hana naik turun, dan dia lakukan itu berulang kali.Hana ingin t
Read more
18. Ikut Suami
Hana memastikan lagi perlengkapan suaminya yang akan dibawa ke Singapura. Dia mulai dari setelan pakaian kerja Andhika hingga benda lainnya, sebagai pelengkap penampilan pria itu. Di saat dia sedang sibuk memeriksa kembali perlengkapan suaminya, Hana merasakan sepasang lengan kekar melingkari pinggangnya. Selain merasakan sentuhan di pinggangnya, Hana juga merasakan kecupan di leher jenjangnya.“Sudah lengkap semua?” bisik si pemilik lengan kekar itu.“Su-sudah, Mas. Kita berangkat sekarang?”“Sebentar lagi. Tunggu Bagus datang menjemput,” sahut Andhika, yang tetap tak mengangkat kepalanya dari leher Hana. Membuat hembusan napas pria itu mengenai area leher dan sekitarnya, hingga dalam sekejap tubuhnya meremang.“Omong-omong, tamu bulanannya sudah pergi belum? Jadi biar sekalian bisa unboxing di Singapura.” Andhika menatap Hana dengan kerlingan mata yang membuat jantung Hana bertalu-talu.“Belum lah, Mas. Baru juga tiga hari. Bisanya dia pergi setelah satu minggu bertamu di tempatku,”
Read more
19. Mutia Tahu
Hana menuruti kata-kata suaminya. Dia membuka pesan dari Mutia. Dia melirik Andhika yang masih menatap ke arahnya. Pelan-pelan Hana mulai membaca pesan tersebut. Dia juga sekaligus berpikir untuk mencari alasan pada Andhika, apabila pria itu tanya tentang pesan dari Mutia.[Kamu mau ikut audisi itu sudah minta ijin sama suami kamu? Saranku sebaiknya ijin dulu, Han. Biar enak kamu jalani audisi itu. Jangan sembunyi-sembunyi, ya. Kalau dia tahu pasti akan marah dan kalian pasti akan bertengkar. Itu saja saran dariku.]Hana menghela napas setelah membaca pesan tersebut. Dia kemudian mengirimkan pesan balasan untuk Mutia.[Mbak, sekarang Mas Dhika sedang ada di dekatku. Nanti setelah ini kalau aku sendirian, aku akan telepon kamu. Aku akan ceritakan kenapa aku merahasiakan hal ini dari Mas Dhika. Jadi tunggu aku telepon ya, Mbak.]Setelah pesan terkirim, Hana menaruh benda pipih itu ke dalam tas. Lalu merangkul lengan sang suami sebagai kode, kalau mereka harus segera pergi dari tempat it
Read more
20. Audisi
“Kalau aku hamil, tentunya Mas Dhika akan bertanggung jawab dengan anaknya dong. Aku yakin kalau dia nggak akan lepas tangan, Mbak,” sahut Hana tenang. Meskipun dalam hatinya dia belum tahu juga, bagaimana reaksi Andhika nanti andaikan dirinya hamil.“Yakin begitu, Han? Andaikan Pak Andhika nggak mau bertanggung jawab, bagaimana? Ini kemungkinan terburuknya ya, Han. Meskipun aku berharap Pak Andhika bisa lebih bijaksana nanti,” ucap Mutia lirih.“Iya, semoga saja. Setelah beberapa hari tinggal bersama dengannya, aku yakin kalau dia bisa bersikap bijaksana nantinya. Tapi, andaikan nanti kemungkinan terburuknya dia nggak mau tahu soal anak, aku akan membesarkan anakku seorang diri. Makanya aku berusaha agar bisa bergabung dengan agensi model di sini. Sekarang Mbak Mutia sudah paham kan maksudku ini?” sahut Hana.“Iya, aku sudah paham. Aku juga berjanji akan menutup rapat-rapat rahasia kamu ini, Han. Pokoknya rahasia kamu aman bersamaku. Nggak akan ada yang tahu tentang hal ini, termasuk
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status