All Chapters of Gairah Cinta Om Mafia: Chapter 11 - Chapter 20
254 Chapters
Bab 11 # Simpati
"Kapan dia akan sadar?" tanya Leon penuh kekhawatiran. "Dia akan cepat sadar, Tuan. Anda tidak perlu khawatir. Ini racun yang sama seperti yang pernah didapatkan oleh Nona Arren. kita sudah punya penawarnya," ucap dokter dengan nada yang meyakinkan."Hhhh.. Baiklah, terima kasih atas bantuanmu," kata Leon sambil berlalu. Ia sudah melaksanakan kewajibannya sebagai tuan rumah terhadap tanggungannya, saat ini, Leon harus kembali bekerja.Venn tidak mengetahui bahwa, cara Leon memperlakukannya sangat berbeda dengan Arren, ketika sama-sama sedang sekarat. Hanya sang dokter dan para pelayan yang mengetahui hal itu. Jika saja, Venn saat ini telah sadar, ia pasti sudah mengamuk dan menggila untuk menarik perhatian sang kekasih yang kehilangan bara cinta terhadapnya.*"Leon, apa yang terjadi? Kenapa mansion begitu gaduh?" tanya Ford yang baru saja turun dari mobil. Ia membawa beberapa botol minuman beralkohol terbaru untuk diuji oleh Leon.Bisnis Leon yang berhubungan dengan dunia malam, men
Read more
Bab 12 # Rahasia
Arren memegang erat tangan gadis itu dan menuntunnya untuk duduk di gazebo terdekat. Ia menyuruh pelayan untuk membuatkan teh hangat supaya dapat menenangkannya. "Minumlah," ucap Arren lembut sambil menyodorkan secangkir teh hangat. Gadis itu tampak gemetar, dan menerima cangkir itu dengan penuh ketakutan. Sedetik kemudian, cangkir itu luput dari genggamannya. Prang! Cangkir terpecah, Arren terkejut, pengawal kembali bersiaga di dekat sang majikan. Namun, dengan ayunan tangan, Arren berhasil mengusir mereka kembali."Aku tidak apa-apa," ucapnya tegas. Arren memerintahkan para pengawalnya untuk menjauh, agar dapat memberi ruang yang tidak mengintimidasi bagi gadis tersebut. Lea tidak ingin situasinya menjadi semakin rumit.Arren kembali memfokuskan pandangannya pada sang gadis misterius, yang tak kunjung membuka identitasnya. "Apakah kau ingin terus bersikap seperti ini? Bagaimana aku bisa menolongmu, jika kau tak kunjung berbicara?" Arren mulai bersikap tegas pada gadis itu denga
Read more
Bab 13 # Salah Sasaran
Dalam kebuntuan penyelidikan oleh pihak kepolisian, Ford dan Leon merasa tertekan. Mereka tahu bahwa untuk mengungkap kebenaran di balik kericuhan itu, mereka membutuhkan dukungan dari para tamu yang menjadi saksi kunci. “Kau tahu, kan? Siapa yang tidak mengenalmu, Bos? Mereka takut salah bicara, dan malah diterkam dua binatang buas di luar sana,” Ford menyimpulkan keengganan para tamu untuk bersuara. Para tamu itu pasti tak ingin menambah beban masalah pada hidup mereka. Leonard Connor, terkenal sebagai pria paling berbahaya di ibu kota, sedangkan rivalnya, Napoli Toredo, juga tak kalah menyeramkan. Dalam dunia ini, orang yang waras dan berhati-hati akan menghindari hubungan dengan dua bos gengster ini secara sadar. Mereka tahu bahwa keterlibatan sekecil apapun dengan pria-pria berbahaya seperti Leonard Connor dan Napoli Toredo memiliki resiko besar bagi keselamatan hidup mereka. Dalam dunia kriminal, Leonard Connor dan Napoli Toredo bisa dikatakan sebagai nemesis, alias musuh be
Read more
Bab 14 # Serangan
KLANG! Sebuah peluru kembali melesat, namun, kali ini mengenai tiang tangga yang mengarah ke dalam kolam. Beruntung, Arren berhasil menghindar. Ia langsung menunduk dan merambat ke bebatuan yang berada tak jauh dari kolam. Teriakan dari sang pengawal berhasil membuatnya tersadar dari keterkejutan.Awalnya, Arren masih membatu setelah melihat gadis yang sedang bersamanya tiba-tiba ambruk dan mengeluarkan banyak darah."Arah jam sebelas!" teriak salah seorang pengawal yang terlihat sedang mencari sumber pemicu dari insiden mendadak ini. Atas petunjuk dari rekannya, pengawal lain bergegas menuju ke arah tersebut. Langkah mereka berderap menuju ke atas rooftop yang berhadapan langsung dengan bukit.DOR!!Suara tembakan balasan terarah ke bukit, setelah seorang pengawal melihat sekelabat bayangan yang tampak mencurigakan. Anggota pengawal lain tampak menuju ke kaki bukit. Mereka berencana untuk membekuk pelaku penyerangan secara langsung di sana. Ketegangan semakin merajai malam tragi
Read more
Bab 15 # Nemesis
Arren yang pingsan, akhirnya sadar. Ia mencari Leon, namun, Poppy mengatakan bahwa tuannya itu sedang berada di ujung wilayah Canadak untuk membuat perhitungan dengan rivalnya, Napoli Toredo.Sudah menjadi rahasia umum bahwa perseteruan keduanya tidak ada habisnya, bahkan sejak ayah Leon meninggal. Benar kata pepatah, sahabat sejati bisa menjadi musuh mematikan ketika sudah tidak lagi sesuai visi.Bisnis kelab malam dan narkoba awalnya dijalankan oleh keluarga Connor dan Toredo secara akur dan saling mendukung. Namun, ketika ayah Leon jatuh sakit, pria itu mulai menguasai kerajaan bisnis sang ayah dan melenyapkannya. Baik ayahnya, maupun bisnis narkoba miliknya, sama-sama tidak meninggalkan jejak yang tersisa. Leon sangat membenci narkoba. Leon memiliki trauma masa kecil yang berhubungan dengan barang haram tersebut.Ketika ayah Leon sudah meninggal, ia akhirnya membumi-hanguskan akta perjanjian antara Connor dan Toredo, dan memutus akses kerjasama secara sepihak. Leon tidak pedul
Read more
Bab 16 # Perkembangan
Sudah seharian Leon pergi ke markas Napoli, Arren tidak melihatnya sama sekali sejak saat itu. Gadis itu tidak begitu mempedulikannya. Arren sangat membenci Leon. Bagaimana bisa pria itu begitu dingin dan kejam. Ia masih tidak dapat menerima fakta bahwa salah satu pengawalnya kritis dan sedang berjuang di kamar operasi akibat serangan Leon kemarin malam. Seharusnya, Leon tidak menyerang pengawal Arren yang juga merupakan orang dalamnya sendiri. Seharusnya, Leon fokus melakukan pencarian pada penembak jitu yang telah mengancam nyawanya. Bagaimana bisa pola pikir seseorang menjadi tidak praktis seperti itu? Arren benar-benar tidak mengerti. "Bagaimana keadaan orang itu?" tanya Arren pada salah seorang pengawal yang bertugas hari ini. "Ia sudah melewati masa kritis, Nona. Anda tidak perlu khawatir," sahutnya. Arren merasa cukup lega mendengarnya. Ia benar-benar harus keluar dari neraka dunia seperti ini. Arren sudah tidak tahan lagi untuk berurusan dengan kekejaman Leon lebih dal
Read more
Bab 17 # Layanan Spesial
Arren yang sedang telanjang tampak terkejut dengan kehadiran Leon. Bukankah, pria itu sudah mati? Atau belum? "Le--leon? Apa yang kau lakukan jam segini?" Arren menutup tubuh polosnya dengan kedua tangannya. Leon, secara otomatis, membanting pintu yang tadi dibukanya. Ia melangkah dengan gusar menuju ke arah gadis itu, wajahnya memerah, napasnya menderu. Arren sepertinya telah memancing insting binatang Leon sehingga tanpa sadar menjadikan dirinya mangsa secara sukarela. "Kau sedang menungguku?" bisik Leon dengan cengkeraman yang membuat bulu kuduk Arren meremang. "Ti--tidak. Aku baru saja selesai mandi," sahut Arren dengan kaki lemas, karena ia pun tak dapat menahan gejolak hasrat yang mulai merayapinya. "Hm… Benarkah?" Leon mulai berbisik lembut, kemudian melancarkan serangan di lehernya. Leon mengecupnya perlahan, kemudian bermain-main dengan inti dirinya yang tak tertutup sehelai kain-pun. Jemari Leon mulai menyusup, menyebabkan kenikmatan yang tak pernah Arren bayangkan seb
Read more
Bab 18 # Suap Panas
Arren terperanjat, ia tak menyangka bahwa Leon memiliki bakat memasak yang tersembunyi. Sebagai seorang wanita, Arren merasa kalah saing. "Kau bercanda, kan?" Arren tampak tak mempercayai perkataan Leon. "Apakah bercanda memang seperti itu?" Leon bertanya balik, karena tidak pernah melakukan candaan sepanjang hidupnya. "Entahlah," Arren malas menjawab pertanyaan Leon yang aneh. Hidup pria itu memang tidak tampak normal. Tidak heran jika ia tak pernah melakukan candaan sepanjang hidupnya. "Kalau mau suka, aku akan sering memasakkan steak untukmu," lanjutnya lagi, kemudian mengelap sudut bibirnya dengan sapu tangan karena telah menyelesaikan makanannya. "Y--ya??" Arren tak percaya dengan pendengarannya. "Kau tidak suka?" tanya Leon lagi. "Suka.. Suka..," Arren tak dapat menyembunyikan seleranya. Leon, pria itu benar-benar sesuai seleranya, dari segala hal, kecuali sikapnya di awal pertemuan dengannya. "Baiklah,"Makan pagi menjelang siang milik Arren berlalu dengan suasana yang
Read more
Bab 19 # Berlibur
Leon sedikit terkejut dengan permintaan Arren untuk pergi berlibur. Namun, ia berusaha untuk menyembunyikan kekecewaannya. Leon merasa, menyembunyikan Arren di wilayahnya adalah keputusan yang tepat. Leon tak ingin ada orang lain yang mengetahui maupun mendambakan kecantikan Arren yang membuatnya tergila-gila.Leon mengambil napas dalam-dalam, mencoba untuk memahami keinginan Arren. Ia tak bisa membiarkan Arren merasa bosan maupun tersiksa dalam menjalin hubungan dengannya. Meski memang niat awalnya seperti itu. Entah mengapa, Leon menjadi kebingungan dengan kontradiksi emosi dan rasionalitasnya yang seakan berada pada garis yang berbeda."Baiklah, jika itu yang kau inginkan," ucap Leon dengan nada yang berat. Pria itu akhirnya mengalah, dan memilih untuk mengabulkan permintaan wanitanya.“Benarkah? Bisakah kita pergi ke ibu kota?” tanya Arren kemudian.Wajah Leon yang awalnya ramah, berubah marah. “Apa kau ingin melarikan diri dariku?” Kali ini, Leon bangkit dari tidurnya. Ia mem
Read more
Bab 20 # Permulaan Rencana
Bugh!Sebuah bola basket hampir mengenai kepala Arren, beruntung, segera ditepis oleh Leon, meski akhirnya pria itu mengalami cedera ringan pada otot tangannya.Leon meringis menahan sakit, namun, ia tidak menampakkannya dengan jelas. Arren cukup menyadari ada yang tidak beres dengan gelagatnya.“Tuan, Nyonya, Maafkan kami. Nak, minta maaflah pada paman ini,” ucap seorang wanita yang tampaknya sebaya dengan Leon.“Maaf, Paman,” ucap seorang anak laki-laki yang tak sengaja melemparkan bola basket ke arah Arren dan Leon. Anak itu sebenarnya hanya ingin mencoba ayunan tangannya agar terampil, namun, ia melupakan lokasi ideal dan melemparnya sembarangan.“Mama sudah bilang kan? Bermainnya di lapangan, jangan di jalan!” dengus ibunya sambil melirik ke arah anaknya. "Iya, Ma," sahut sang anak laki-laki yang berusia sekitar delapan tahun itu dengan lesu. “Tidak masalah. Berhati-hatilah lain kali,” ucap Leon yang tak ingin memperpanjang urusan dengan kedua orang asing tersebut.Arren memand
Read more
PREV
123456
...
26
DMCA.com Protection Status