All Chapters of Istri Culun sang Raja Kampus: Chapter 11 - Chapter 20
146 Chapters
Trauma Dengan Masa lalu
Suasana serasa horor, untuk seorang Anandita Setiawan, saat bersama dengan Aditya. Berusaha untuk mempersingkat waktu nya, bertemu dengan pria itu, namun, kini justru sebalik nya. Aditya, justru menjemput nya. Lebih memilih tak berbicara, setidak nya Aditya hanya mendiamkan nya, dan tak melakukan apa pun pada nya. Sesekali membawa pandangan nya pada Aditya, dan hingga pandangan itu, tertuju pada tangan Aditya yang terluka, akibat gigitan dari nya. "Tangan nya," gumam Dita dalam hati. Rasa bersalah itu, seketika memenuhi Dita, Dita merasa diri nya begitu kejam pada Aditya, namun-malu untuk meminta maaf pada pria itu. Masih memilih untuk bungkam, hingga sekejap Dita di kejutkan, saat tiba-tiba saja Aditya mengendarai kendraan roda empat nya, dengan kecepatan tinggi, dan pria itu sesekali menyelip kendaraan yang menghalangi jalan mereka. "Aditya---Awas!" Rasa takut yang teramat sangat pada nya saat ini, Ditasegera memegang hand grip dengan sangat kuat, guna melindungi diri. Bukan
Read more
Masa lalu Yang Membawa Luka
Walau pun merasa ada yang aneh dengan sikap putra nya, namun, Mama Nita, dan Papa Herman terus melanjutkan langkah kaki mereka, menuju kamar milik Aditya. Tubuh Alisa yang berat, membuat Papa Herman sudah tidak sabar untuk segera membawa masuk, menantu nya ke dalam kamar. Namun, saat satu tangan Mama Nita akan membuka pintu, pintu kamar putra nya dalam keadaan terkunci. Dan, saat kembali Mama Nita mencoba membuka nya, kamar putra nya itu, tetap saja tidak bisa di buka. "Adit----Aditya----Buka, pintu nya----!" teriak Mama Nita. "Iya, sebentar Maa---Aditya masih di kamar mandi--Perut, Adit mules---," sahut nya, dari dalam kamar. ** *** Panik. Itu lah yang saat ini, memenuhi diri Aditya. Dengan gerakan tangan yang cepat, pria itu menaikkan bantal, dan juga menggulung tikar yang sebelum nya terbentang di lantai kamar. "Sial! Kenapa, nasip gue jadi, apes begini?" gerutu Aditya, saat memasuk kan baju-baju Alisa, ke dalam lemari nya. Dan karena tidak di simpan secara teratur, pa
Read more
Aditya Bersikap Sedikit Baik
Dengan setengah ber lari, Aditya, mengayun kan langkah kaki nya, saat pria itu menuruni anak tangga. Dina, sudah mengenal baik ke dua orang Aditya, jadi wanita itu sudah ter biasa datang ke rumah nya. Sempat memaling kan pandangan nya ke arah ruang kerja, dengan langkah kaki yang terus, Aditya ayun kan menuju pintu utama. Telah berada di luar, Aditya mendapati Dina-kekasih nya, yang tengah memaksa masuk, namun-di cegah oleh ke dua penjaga. "Lepas-kan dia!" Aditya bersuara dengan tegas, dan kembali melanjut kan langkah kaki itu. "Adit!" gumam Dina. "Kalian, pergi-lah!" titah Aditya, pada ke dua orang penjaga, yang langsung di laknakan oleh ke dua nya. Setelah-ber lalu nya, ke dua orang penjaga itu dari depan gerbang, Aditya segera menarik tangan Dina, dan membawa nya men jauh dari gerbang utama. Dan, tentu saja yang pria itu lakukan, seketika membangunkan rasa penasaran Dina, "Kenapa, Dit? Bukan kah, ke dua orang tua-lo, sudah mengetahui tentang hubungan kita?" tanya Dina, d
Read more
Seperti Sahabat
Walau pun telah di landa rasa kantuk yang teramat sangat, namun, Dita belum dapat menjempu alam mimpi nya. Ber baring, dengan pandangan yang terus dia bawa pada langit-langit kamar.Suara langkah kaki yang cukup menggema di dalam ruangan, membuat Dita cepat-cepat menutup ke dua mata nya. Namun, sayang nya, apa yang wanita itu lakukan, ter lihat oleh Aditya. Seringai rendah ter cetak di wajah Aditya, dengan pandangan yang terus dia hantar kan pada Dita, yang masih setia memejam kan mata nya, pada hal dia sudah tahu, wanita itu hanya ber pura-pura tidur saja. "Hah! Benar-benar membosan-kan!" gerutu Aditya pura-pura, namun, pria itu melirik pada Dita, yang masih tetap memejam kan ke dua mata nya.Belum dapat tidur, Aditya memutuskan untuk ber main HP. Menyandarkan bantal, pada kepala ranjang, Aditya menyender kan tubuh nya di sana, dengan ke dua tangan yang telah sibuk dengan gawai nya."Lo, udah tidur Culun?!" tanya Aditya pura-pura, dengan tatapan mata nya dia lempar kan pada Dita.
Read more
Dita Dibully Oleh Geng Aditya
Tak memiliki pilihan lain, se lain menuruti titah dari Aditya-yang memang mutlak untuk nya. Segera bangun dari duduk nya, dan membawa langkah kaki nya menuju balkon, guna untuk menutup pintu. Setelah selesai dengan kegiatan nya, ter masuk mengecas ponsel pria itu, Dita segera menghantarkan langkah kaki nya menuju sofa. Namun, mendapati Aditya yang tidak mengguna kan selimut, gadis ber kaca mata itu, segera menghampiri. Usai menyelimut kan Aditya, Dita kembali ke sofa panjang.Menghembus kan napas nya pelan, dengan tatapan yang begitu dalam yang dia berikan pada Aditya, yang kini telah begitu lelap dalam tidur nya."Ter nyata, kamu tak se kuat yang aku kira. Dan maaf kan aku, karena pernikahan ini, telah membuat mu ter penjara dalam situasi yang tidak tepat. Dan, aku janji, tidak akan mengatakan nya, pada siapa pun," gumam Dita.******Burung-burung telah ber nyanyi mengeluar kan suara nya yang merdu, menyambut pagi yang begitu cerah. Bunga-bunga ber mekaran, se merbak wangi nya men
Read more
Roki Mencurigai
Walau pun masih shyok, dengan apa yang terjadi pada diri nya, sebab baru kali ini, diri nya di bully habis-habis-san. Dan, akibat rasa shyok nya itu, Dita hanya pasrah, saat Aditya menarik tangan nya. Namun, melewati jalan yang asing, membuat Dita seketika di landa rasa was-was. "Kita, akan ke mana sebenar nya?" tanya Dita, dengan menatap punggung Aditya, yang saat ini berada di depan nya. "Ikut, saja! Yang, aku tidak mengajak mu, ke tempat yang angker," sahut Aditya, dengan langkah kaki yang terus, dia ayun kan. Memilih diam, dan juga pasrah, sebab apa yang terjadi pada nya saat ini saja, membuat Dita terlihat bak orang bodoh. Hingga, saat Aditya menyingkap rimbunan bunga, mereka tiba di jalan depan. "Kamu, tunggu lah di sini. Aku, akan mengambil mobil ku, dan jangan ke mana-mana!" pinta Aditya. Usai mengatakan hal itu, Aditya segera mengayunkan langkah kaki nya. Namun, baru beberapa langkah, tiba-tiba Dita ber suara pada nya. "Kenapa kau menolong ku?!" tanya Dita, dengan na
Read more
Arman Bersama Dita
Mendengar ucapan Roki! Dina, dan juga Dion, segera membawa pandangan mereka pada asal suara. Dan, dari jauh ke dua sosok itu, mendapati kedatangan Aditya. Dina, yang sedari tadi menyimpan rasa penasaran, tentang di mana kekasih nya itu, segera menghampiri Aditya, yang tengah membawa langkah kaki pada mereka. "Dit--, lo, dari mana aja?" tanya Dina, dengan tata pan lekat-lekat nya pada pria itu. Ter lihat pias seketika, sebab saat ini Dina, dan juga ke dua sahabat nya menatap, dengan tatapan mengintimidasi. "Iya, Dit, lo, dari mana aja? Dina, bahkan sampai nyari-in, lo, ke kelas kita," tanya Dion, masih dengan memberikan tatapan nya yang sama. "Gue, ada urusan sebentar. Tiba-tiba aja, Bokap gue, menelpone." "Lo, nggak, bohong, sama-sama, kita, kan?" tanya Roki, yang masih ter lihat ragu, dengan jawaban dari bibir Aditya. "Tentu, aja, buat, apa gue bohong!" sahut Aditya, dengan memasang senyum di wajah nya, guna berusaha menutupi kegugupan itu. Dina segera menggandeng manja Adi
Read more
Arman Adalah Manajer Wijaya Group
Membisu, dan juga salah tingkah. Itu lah penampakkan seorang Dita Setiawan saat ini, setelah mendengar apa yang baru saja terucap dari bibir, Kakak-dari sahabat nya."Dit---," panggil Arman pelan, sembari menatap lekat-lekat pada wanita ber kaca mata itu, "Kenapa, diam, saja? Memang nggak boleh, Kakak main ke rumah mu?" lanjut Arman lagi, masih dengan tatapan yang sama pada Dita. Ragu, dan juga berat, untuk mengatakan nya, "Aku---," ujar Dita ragu, hingga membiar kan keheningan melanda diri nya, dan Arman, selama beberapa detik, "Bisakah lain, kali saja? Sebab, hari ini aku urusan," lanjut nya lagi.Tawa kecil seketika lolos dari bibir Arman, setelah mendengar apa yang baru saja Dita ucap kan. Dan mendapati Arman yang ter tawa, seketika membangun kan rasa penasaran Dita, hal apa yang lucu, hingga membuat pria itu ter tawa se ketika, "Apakah, aku salah bicara?" tanya Dita, dengan tatapan heran nya pada Arman."Nggak!" sahut Arman, cepat."Terus, kenapa Kak Arman nya, ter tawa?" tanya
Read more
Dion dan Roki Ber tandang ke Rumah Aditya
Merasa diri nya, sudah ter lalu lama berada di luar, apa lagi Aditya sudah lebih dulu tiba di rumah, mem buat Anandita melangkah dengan berat, sebab merasa malu, diri nya yang pulang ter lambat. Akan membawah langkah kaki nya menuju arah tangga, namun, alunan langkah itu dia henti kan, saat tiba-tiba saja suara tidak asing menyeruh kan nama nya, "Dita--!" panggil nya. "Iya-Maa--," sahut Dita, saat mendapati kedatangan Mama Nita. "Kamu, dari man saja?! Adit mengata kan, kalau kamu hari ini nggak masuk kampus, karena kamu jalan-jalan ber sama teman-mu." Raut wajah kaget, namun juga di selimuti rasa kesal, setelah mendengar pertanyaan yang Mama Nita lontar kan, sebab Aditya tahu dengan jelas, apa yang membuat nya hari ini, diri nya tidak masuk kampus,"Aditya-mengatakan seperti itu, Maa?" tanya Dita-memasti kan. "Iya." "Maaf, Maa--, tadi Dita--," ujar Dita ragu, namun, tak mampu menyelesai kan kata-kata nya. "Mama hanya ingin memperingat kan pada mu. Ter lepas, bagaimana pernikaha
Read more
Sembunyi Dari Dion dan Juga Roki
Se makin ber tambah panik, itu lah penampak kan seorang Aditya Wijaya saat ini. Mengedar kan pandangan nya ke segalah arah, men cari tempat di mana Dita harus ber sembunyi. Dan, pikiran nya ter tuju pada lemari pakaian. "Dit---Adit---Buka, pintu nya---! Tega, banget, lo, Bro, biarin kita ber dua jamuran di luar," gerutu Roki, dengan memaksa mem buka pintu kamar Aditya, yang ter kunci. "Sebentar, Bro--, gue, lagi di kamar mandi---." Dan, segera menggiring tubuh Dita. "Kamu, mau, bawah-aku ke mana, Dit?" tanya Dita, dengan kini memasang wajah bingung nya. "Tentu, saja ber sembunyi, Culun! Memang mau, apa lagi?!" hardik Aditya, dengan terus menggiring tubuh Dita, menuju ruang ganti. Suara ketukan dari ke dua sahabat nya, terus saja ter dengar, membuat Aditya kian di landa kepanikan, dan pria itu tentu nya, Aditya tetap menyambut panggilan Dion, dan juga Roki, dengan sebuah kebohongan. Bingung memikir kan di mana Dita harus ber sembunyi, hingga tatapan itu ter tuju pada sebuah lema
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status