Sontak tubuh wanita itu membungkuk, memberi salam hormat. Pria paruh baya berjalan ke arah Una. Disertai tarikan bibir yang membentuk lengkung senyum indah. Setelah sekian lama tak berjumpa, akhirnya mereka dipertemukan kembali. Masih berdiri dengan kedua telapak tangan menyatu. Bersalaman tanpa menyentuh kulit satu sama lain, karena keduanya bukan mahram. "Alhamdulillah, sudah lama ayah tidak bertemu denganmu, Riz," tutur beliau sangat bahagia. Bak anak sendiri, Una sudah dianggap seperti bagian keluarga dari lelaki yang tak lain adalah ayah dari Qia. Beliau juga banyak membantu biaya perkuliahan Una hingga lulus. Tentunya, karena hubungan Una yang sangat erat dengan putri semata wayangnya. Lima menit dihabiskan dengan perbincangan hangat. Bertukar kisah juga tak lupa menanyakan kabar kesehatan. Keduanya hanyut dalam rindu yang akhirnya terobati. Una pun terlihat nyaman, bak sedang duduk dengan sosok ayah yang memang tak pernah dirasakan selama hidupnya. "Jadi,
Read more