Share

Permata yang Hilang

Masa penantian membuat debaran jantung para manusia di ruang tunggu makin tak karuan. Proses operasi yang memakan waktu cukup lama. Khawatir terjadi sesuatu yang menjadi kendala selama proses melahirkan.

Di dalam sana, Qia terlentang lepas. Dipenuhi selang-selang bening yang menghubungkan tubuhnya dengan alat-alat medis.

Tit … tit … tit!

Suara itu memekikkan telinga Qia. Tubuhnya yang menggigil juga menahan sakit akibat suntik bius pada tulang belakang. Sangat malu, ketika para ahli medis berdiri mengelilingi. Hanya dilapisi selembar kain tanpa resleting. Juga satir diantara kepala dan perutnya yang siap dibedah.

Tak ada harapan lain, selain bisa lulus melewati pertaruhan nyawa yang tak bisa diwakilkan. Suara detak jantung yang keras, membuatnya teringat akan dosa-dosa selama hidupnya. Terlebih, wajah Una yang terus memenuhi kelopak mata. Membuatnya semakin rapuh dan tak bisa membayangkan, bagaimana ia harus menghadapi sahabat sekaligus madu untuknya saat berjumpa n
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status