Semua Bab Cerai Di Hari Pernikahan : Bab 11 - Bab 20
23 Bab
BAB 11. JADI DOKTER PRIBADI
Saat ini Magdalena mencari tahu keberadaan kakaknya Veronica. Apalagi setelah Gavin memberitahu, kalau dia sudah menemukan akun sosial media Veronica.Tetapi Magdalena masih ragu, karena nama panjang Veronica yang ada di sosial media itu, Veronica Cang bukan Veronica Nicholas.Tapi dari foto, sangat mirip dengan Veronica sang kakak bisa dikatakan 80% kemiripannya. tetapi Magdalena belum bisa memastikannya.Hal itu membuat Magdalena bertekad, ingin segera kembali ke kota Manila. Mencari tahu hal yang sebenarnya.Di satu sisi, sebenarnya Magdalena tidak ingin kembali ke kota Manila. Karena jika ia kembali ke sana, bayang-bayang Robinson yang menampar dirinya saat di pelaminan pasti akan teringat kembali.Tapi rasa rindu dan keinginan Magdalena ingin bertemu dengan sang kakak, rasanya saat itu juga dia ingin segera kembali ke kota Manila."Apa yang harus aku lakukan Gavin? Apakah aku harus kembali ke Manila?"tanya Magdalena kepada sang asisten."Kalau menurut saya, Lebih Baik Ibu cari ta
Baca selengkapnya
BAB 12. MERASA TERHARU
Veronica terharu pada adiknya Magdalena, dia masih duduk di bangku kelas satu SMA namun tahu mana yang salah dan benar.Veronica tak tahu, harus pergi ke mana saat itu. semua tidak lagi percaya padanya. Untung saja Veronica bertemu dengan ibu Naomi, seseorang yang baik dan mempercayai Veronica. Hingga Veronica tinggal di sebuah panti asuhan miliknya."Dokter, ini sudah sampai." Ucap pak sopir taksi online itu menyadarkan Veronica dari lamunannya."Eh, maaf Pak. Sudah dari tadi ya, sampainya?"tanya Veronica memastikan."Iya, dokter. habisnya tadi dokter melamun terus, jadi saya tidak tega." ucap sopir taksi online itu pengertian."Maaf ya Pak, jadi merepotkan. Ini Pak ongkosnya." ucap Veronica menyerahkan uang untuk ongkosnya."Ini kebanyakan dokter,"ucap sopir taksi itu sering mengulurkan selembar uang itu."Bawa aja Pak, itu rezeki buat bapak, terima kasih ya Pak. Maaf sudah merepotkan,"Veronica pun turun dari dalam taksi."Terima kasih ya, dokter. semoga dokter selalu sehat dan lanc
Baca selengkapnya
BAB 13. INGIN KEMBALI
Semua kini telah berkumpul di ruang makan untuk menikmati sarapan bersama. sudah menjadi tradisi di keluarga ini sebelum melakukan aktivitas wajib sarapan bersama.Itu sudah dibudidayakan sejak Nyonya Yasinta masih sehat. Saat makan Memang sih tidak boleh berbicara, namun mereka sering menghabiskan sarapan dengan berbincang. Kadang membicarakan hal penting, kadang hanya sekedar bercanda biasa.Gani mendorong kursi roda Nyonya Yasinta ke ruang makan. Sengaja ingin memberikan kejutan pada mereka perihal perkembangan kondisi Nyonya Yasinta yang sangat meningkat drastis. Padahal, baru satu minggu Veronica melakukan terapi kepada Nyonya Yasinta. tentu Tuan Bastian merasa bahagia mendengar kabar baik ini.Vera sudah siap mengambilkan menu makanan untuk Gani dan juga Nyonya Yasinta. Sementara Gani langsung duduk di samping Vera.Ketika mereka selesai menyantap menu makanan, tampak Nyonya Yasinta menggerakkan kakinya lalu mulai beranjak berdiri. Walaupun langkahnya masih tertatih, dan hanya m
Baca selengkapnya
BAB 14. KECELAKAAN
Jujur Gavin sangat khawatir membiarkan Magdalena kembali ke Manila seorang diri. mengingat emosinya saat ini belum stabil. terkadang Magdalena menangis, Dia juga sering larut dalam lamunannya."Bu, Apa perlu saya mendampingi Ibu sampai ke kota Manila?"tanya Gavin penuh selidik."Tidak perlu, saya bisa sendiri kok. Kalau kamu ikut bersama saya, siapa yang akan menangani hotel dan restoran."sahut Magdalena."Ya sudah tidak apa-apa Bu, Ini dokumen penting untuk perjalanan ibu ke kota Manila."Gavin memberikan sebuah amplop coklat kepada Magdalena."Terima kasih Gavin, kamu sudah banyak membantu saya. Jujur, Kalau kamu tidak ada yang selalu menghibur dan memperhatikan saya selama berada di sini? mungkin entah apa yang akan terjadi kepada saya.""Sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab saya sebagai asisten ibu, untuk selalu memperhatikan sang Bos."sahut Gavin sambil mengembangkan senyumnya.Magdalena berlalu meninggalkan apartemennya. Dia dihantarkan langsung oleh Gavin sampai tiba di ba
Baca selengkapnya
BAB 15. MELISA KEMBALI
Sekitar satu jam kemudian, Melisa tiba di rumah sakit. Dia menghampiri Ibu mertuanya yang sedang duduk di kursi panjang depan ruang ICU.Tampaknya suami Melisa ditempatkan di ruang ICU pasca operasinya Telah usai."Apa yang sebenarnya terjadi Ma? tanya Melisa kepada Ibu mertuanya. Terlihat kondisi Ibu mertuanya hanya luka ringan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Ibu Nurhaliza, memberitahu kronologis kecelakaan itu terjadi. Membuat Melisa benar terhenyak. Apalagi setelah Nurhaliza yang merupakan ibu mertua Melisa memberitahu kondisi putranya yang saat ini masih dalam keadaan kritis.Tangis Melisa pecah. Saat Nurhaliza memberitahu penuturan dokter Veronica, kalau saat ini Raffi Muhammad, sempat mengalami pendarahan di otak hingga harus dilakukan tindakan operasi. Kemudian kaki kanan Raffi juga mengalami patah tulang. kondisi Raffi benar-benar sangat memprihatinkan.Melisa terduduk di lantai. Dia sudah dapat membayangkan, kalau suaminya itu pasti akan mengalami cacat fisik. Karena Ra
Baca selengkapnya
BAB 16. MENGINGAT LUPA
Sosok Melisa, yang menjadi biang kerok hancurnya hubungan Veronica dengan Robinson, dan kehancuran hubungan Veronica dengan keluarganya.Melisa sebuah nama yang disematkan oleh kedua orang tuanya saat dia terlahir ke dunia ini. Melisa merupakan anak kedua dari bersaudara. Kakaknya seorang laki-laki yang dikagumi oleh banyak wanita. Dia bernama Antonio. Saat ini sudah menikah dan memiliki satu anak.Dulu waktu belum memiliki anak, Papanya Melisa dan Mamanya bercita-cita memiliki anak laki-laki dan perempuan. Makanya ketika dulu Melisa meminta seorang adik, papa dan Mamanya tidak mengabulkannya lagi.Padahal Melisa ingin sekali memiliki seorang adik perempuan. Agar ketika besar nanti tidak sendirian. Melisa membayangkan akan merasa bahagia jika memiliki adik perempuan, karena bisa sering tentang fashion ataupun hal lain yang berhubungan dengan perempuan.Dulu sewaktu kecil Melisa selalu merasa kesepian. Terlebih saat Papa dan Mamanya ada tugas di luar kota. Melisa Hanya berdiam diri di
Baca selengkapnya
BAB 17. TUNGGU AKU KAK
Suasana di mobil kala itu sangat ramai oleh celotehan mereka. Membuat mamanya Melisa kadang ikut tertawa mendengar obrolan tiga sahabat itu.Mereka pun sampai di rumah. untung rumah mereka berdekatan, sehingga mamanya Melisa tak perlu mengantar satu persatu."Melisa, aku langsung pulang ya, sukses buat kamu."Laura berpamitan."Aku juga langsung pulang."Robinson pun ikut berpamitan."Ok, Sampai ketemu besok ya."ucap Mbak Lisa semangat."Oke, Tante kami pulang dulu. Terima kasih buat makan siangnya."ujar Laura dan Robinson secara bersamaan."Iya, Terima kasih ya, jangan kapok untuk selalu berteman dengan Melisa."pesan mamanya Melisa."Siap Tante, kami pulang dulu."Laura dan Robinson pun meninggalkan rumah keluarga.Melisa segera masuk ke dalam untuk berbenah. Rasanya sudah gerah dan tak nyaman karena suasana siang ini sangatlah panas. Saat melintas di ruang tengah, Melisa melihat Papanya sedang asyik menonton televisi."Pa,"Melisa mendekati Papanya dengan bermanja."Eh, kamu sayang suda
Baca selengkapnya
BAB 18. PERTEMUAN KAKAK BERADIK
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih satu jam membelah jalanan ibu kota Manila, terlihat mobil Magdalena sudah memasuki area rumah sakit.Karena sebelumnya, Magdalena sudah membuat janji dengan dokter Veronica, dengan alasan konsultasi kesehatan Magdalena.Melalui sambungan telepon seluler yang ia dapatkan dari sosial media.Magdalena keluar dari mobil yang ia kedelai sendiri. Tampak wanita cantik itu berjalan memasuki rumah sakit. Magdalena menghampiri resepsionis."Maaf, Ate( Mbak), Saya ingin bertemu dengan dokter Veronica.""Apakah Ate, sudah memiliki janji? tanya sang resepsionis kepada Magdalena yang baru saja menghampirinya."Sebelumnya saya sudah memiliki janji kepada beliau, saya ingin konsultasi mengenai kondisi kesehatan saya kepada dokter."sahut Magdalena."Baiklah Tunggu sebentar ya."ujar resepsionis itu sambil langsung meraih intercom yang ada di hadapannya untuk menghubungkan dirinya dapat berbicara langsung dengan Veronica yang saat ini sedang berada di ruang kerja
Baca selengkapnya
BAB 19. BUTA
Sementara di tempat lain.Tepatnya di rumah utama keluarga Bastian.Terlihat Gani menghampiri nyonya Yasinta. Di sana juga sudah ada Vera sang istri yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga."Pagi Ma, pagi Pa." sapa Gani sambil langsung duduk di samping Nyonya Yasinta. sementara Vera yang baru siap menghidangkan sarapan pagi duduk di samping suaminya."Bagaimana, apa tidak ada cara untuk membebaskan Adik kamu?" tanya Nyonya Yasinta kepada Gani."Gani baru berbicara dengan kuasa hukum kita Ma, tetapi Pak Burhan mengatakan, agak sulit bagi kita membebaskan Gani untuk saat ini. Karena Tuan Nicholas memiliki bukti-bukti yang kuat. Dan tampaknya Robinson mengakui apa yang telah Ia perbuat kepada putri dari Tuan Nicholas."Coba kamu berbicara dengan Magdalena, mungkin dia akan memahami situasi, apalagi mama sangat mengetahui kalau Magdalena sangat mencintai Robinson.""Masalahnya kasus yang menyeret Robinson hingga mendekam ke penjara, bukan karena kasus ketika Robinson menampar Mag
Baca selengkapnya
BAB 20. KENYATAAN
Tampak Melisa menangis sesungguhkan meratapi nasibnya, memiliki suami mengalami kebutaan.Sedangkan Veronica memilih untuk segera berpamitan kepada Ibu Nurhaliza, yang saat ini berusaha menenangkan putranya. Karena semenjak Raffi mengetahui dirinya mengalami kebutaan, tampak pria itu terus menangis dan tidak terima kalau dirinya tidak akan dapat melihat terangnya dunia lagi."Ma, aku harus bagaimana? Aku tidak mau seperti ini. Aku tidak mau buta Ma!"tangis pria bertubuh kekar itu diperlukan sang ibu.Sementara Melisa larut dalam pemikirannya. rasanya langit seolah runtuh menimpa tubuhnya. "Bagaimana aku bisa hidup dengan suamiku yang mengalami kebutaan seperti ini? aku pasti tidak bisa seperti dulu lagi." gua mah gelisah di dalam hati.Sepertinya di dalam hati Melisa tidak ada rasa empati terhadap suaminya. Dia hanya egois memikirkan dirinya sendiri. Bahkan Melisa tidak berusaha memberikan kekuatan kepada suaminya."Sudah, sudah Jangan menangis Lagi! kita akan usahakan supaya kamu d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status