All Chapters of Terpaksa Menikahi Om Tampan: Chapter 21 - Chapter 30
130 Chapters
Bab 21 Sepanas Belaiannya
Gemuruh panas di dalam dada Liyana kian mendidih saja. Gadis itu ingin marah tapi tak tahu alasannya. Ingin melabrak suaminya yang tengah bercumbu dengan Evelin di sofa ruang tamu. Akan tetapi, ia merasa tak ada kekuatan. Lagi pula, bukankah Liyana tak mencintai Arya, untuk apa dia marah?Liyana memilih kembali ke kamarnya, membiarkan sepasang insan itu meluapkan hasrat mereka. Liyana membanting beberapa bantal dan guling yang terletak di atas ranjang kamarnya."Aarrgghh!!!" "Dimana-mana, laki-laki memang sama buayanya. Aku pikir hanya Arsenio yang pengkhianat, tapi Mas Arya sama brengseknya!" Liyana meluapkan kekesalan di dalam kamar sendirian. Beruntung jarak antara kamar Liyana dan ruang tamu cukup jauh sehingga tak mampu mengganggu kemesraan Arya dan Evelin yang tengah melepas rindu.Sementara di ruang tamu, Arya merasa bebas bersama Evelin. Sebab pria itu pikir kalau Liyana sudah terlelap tidur."Arya, aku akan menginap di rumah ini," pinta Evelin. Saat ini mereka menyudahi kec
Read more
Bab 22 Ada Yang Marah
Dengan isi dada yang terasa panas, Liyana berjalan di area komplek perumahan. Gadis itu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, nyaris tak ada satu pun abang-abang yang lewat untuk berjualan."Tinggal di perumahan elit ternyata bikin lapar ya. Gak ada satu pun yang jualan, mentang-mentang sudah konglomerat semua!" Liyana mendumel sendiri. Ia menghentikan langkah untuk sekedar memesan ojeg online. Sepertinya harus benar-benar keluar komplek perumahan untuk mencari sarapan yang sudah telat.Tak lama, muncul ojeg online pesanannya. Gadis itu tak mau menunggu lama. Gegas ia naik kendaraan roda dua itu. Ia tak akan membiarkan hati yang panas serta perut yang lapar dapat meruntuhkan ketahanannya. Selama ini Liyana selalu kuat dalam menghadapi masalah, tapi kali ini terasa berbeda. Ia lemah melihat suaminya bercumbu dengan wanita lain padahal tak memiliki perasaan apa-apa.Setelah memakan waktu sekitar lima belas menit, Liyana telah sampai di tempat makan yang dituju. Belum sempat kakinya me
Read more
Bab 23 Uang Jajan 10 Juta Seminggu
"Sampai kapan pun aku tak akan sudi melayani Mas Arya!" tegas Liyana dengan tatapan kesal."Memangnya kenapa dengan Mas Arya, Li? Bukankah suami kamu itu tampan, ya meski pun sudah tua sih," cibir Tiara sambil menahan gelak tawa di bibirnya.Liyana mengibaskan tangannya. "Ah apaan sih kamu. Mas Arya memang baik. Dia memperlakukanku bagai adiknya sendiri. Jadi, aku akan menganggap dia sebagai kakak saja. Aku tak mencintainya. Lagi pula, Mas Arya sudah memiliki kekasih.""Jadi, mau dibawa kemana pernikahan kalian ini, Li?" Tiara nampak menggelengkan kepala melihat kelakuan temannya itu."Gak akan dibawa kemana-mana. Hanya akan jalan di tempat saja. Aku cukup menghargainya karena telah menyelamatkan nama baikku dan keluarga. Hanya saja, sejak semalam aku jadi ilfeel sama dia. Masa dia memadu kasih dengan Evelin di rumah. Tidak menghargai perasaanku sebagai istrinya. Kaya gak mampu bayar hotel saja," celoteh Liyana. Dia sudah menghentikan sarapannya. Jika terpintas kemesraan antara Arya d
Read more
Bab 24 Semakin Panas Di Dalam Dada
Tiara nampak memperlihatkan kekagumannya pada suami Liyana."Hush! Jangan aneh-aneh deh, Tiara. Kaya yang gak ada laki-laki lain saja. Mas Arya sudah berumur, Tiara." Liyana menggelengkan kepala."Tapi kan banyak uangnya. Buktinya uang jajan kamu saja sampai puluhan juta begitu. Asli bikin ngiler kaum hawa," celoteh Tiara namun Liyana segera menggubrisnya."Sudahlah jangan bahas yang lain lagi. Kita pergi dari sini. Ada yang harus kita selidiki hari ini. Temani aku." Liyana beranjak dari tempat duduknya."Kemana, Li?" Tiara yang penasaran masih saja bertanya. "Ke kantor Mas Arya," jawab Liyana sekenanya."Tapi bolehkan kalau nanti Mas Arya untukku?" Rupanya sahabat Liyana itu benar-benar berharap."Dasar kadal perempuan!" Liyana menarik tangan sahabatnya tanpa menjawab. Mereka berjalan menuju lobi karena pesanan taksi online telah tiba."Biarin deh dipanggil kadal perempuan, asal bisa dapat crazy rich." Tiara masih melanjutkan halusinasinya.Liyana hanya menggelengkan kepala melihat
Read more
Bab 25 Perkara Rambut Basah
Pintu terbuka lebar. Tidak ada yang aneh di dalam ruangan itu. Arya tengah membantu Evelin membuka cincin di jari manisnya."Liyana, apa-apaan?"Arya nampak malu dengan kelakuan Liyana yang dirasa tak ada sopan santunnya."Kalian sedang?" Liyana masih mematung menatap keduanya yang ternyata masih berpakaian lengkap dan tak ada kejadian menjijikan seperti yang ada dalam pikirannya.Evelin yang masih meringgis kesakitan, saling melempar tatapan dengan Arya.Arya langsung bangkit dari atas sofa. "Evelin, aku pamit dulu harus mengantar Liyana terlebih dahulu. Aku akan kirim tim ahli untuk membantu melepaskan cincin di jarimu," ucapnya. Kemudian Arya segera meninggalkan ruangan Evelin sambil menarik tangan Liyana pelan."Lepaskan, Mas!" Liyana terlihat memberontak. Berusaha melepaskan genggaman tangan Arya. Sementara Tiara yang turut merasa bersalah hanya mengekori dari belakang."Kita ke mobil, Li," kata Arya tanpa melepaskan genggaman tangannya.Mereka bertiga berjalan menuju kendaraan r
Read more
Bab 26 Salah Sangka
Liyana terkesiap. Gadis itu langsung membekap mulutnya karena takut."Jangan lakukan apa-apa padaku, Mas!" sentaknya."Lalu, apa maumu, Li?" Arya menyilangkan kedua tangan di depan dada bidangnya."Ya bu-bukan apa-apa." Gadis itu langsung gugup. Liyana tampak canggung.'Bocah cilik itu ternyata bisa marah juga,' gumam Arya seraya menahan tawanya. Kepalanya menggeleng tatkala mengingat tingkah konyol Liyana tadi."Lalu, kenapa marah-marah? Sampai-sampai kamu bersikap tidak sopan dengan mendobrak pintu ruangan Evelin. Kamu cemburu?" lanjutnya."Eh apaan!" Liyana mendongak paksa. "Jangan sembarangan ya!" bantahnya."Apa dong kalau bukan cemburu?" Pria itu menaikkan kedua tangan dan bahunya secara bersamaan. Membuat Liyana kian terlihat gugup."Ya harusnya kamu paham dong, Mas. Kamu hargai aku. Aku ini istri kamu. Apa pantas, seorang suami berselingkuh dengan lawan jenis di rumahnya sendiri. Kamu enggak menghargai aku, Mas!" cerocos Liyana dengan cepat mengelak dan membuat alasan.Awalnya
Read more
Bab 27 Dukungan Ibu
Ibunya Liyana tampak mencemaskan anaknya. Wanita paruh baya itu akhirnya dibawa masuk ke dalam rumah oleh Liyana. Ada yang harus Liyana jelaskan pada Sang Ibunda."Siapa yang mengatakan kalau aku menderita, Bu?" Liyana segera bertanya usai menyodorkan segelas air dingin berwarna orange pada ibunya. Liyana juga membawa satu piring cake sebagai teman minum."Orang-orang di kampung, Li. Banyak sekali yang bilang kalau Arya membuat hidup kamu susah," kata ibunya Liyana bahkan terlihat sangat cemas."Mana mungkin, Bu. Ini adalah rumah Mas Arya. Hidupku terjamin di sini. Mas Arya juga sangat baik padaku. Dia dewasa dan bertanggung jawab," jelas Liyana membantah tuduhan ibunya.Mendengar penjelasan Liyana, Sang Ibu nampak tercengang. "Apa! Jadi ini rumah Arya? Bukan rumah majikannya?" Sang Ibu memastikan lagi."Iya, Bu. Ini beneran rumah Mas Arya kok. Jangan dengarkan gosip murahan tetangga, Bu. Mereka memang bahagia kalau mendengar aku sengsara. Aku menikahi Mas Arya pun terpaksa karena dem
Read more
Bab 28 Benda Kenyal!
"Mas, kamu kapan datang?" Liyana langsung bertanya pada suaminya.Raut wajah pria itu terlihat ketus, tak seperti biasanya."Baru saja tiba," jawab Arya. Dia kemudian mencium punggung tangan mertuanya dan tetap bersikap hormat."Ibu, kapan datang?" Arya menyapa. Kali ini dia berusaha tersenyum."Belum lama sih. Ibu hanya ingin menjenguk Liyana karena sudah lama tak bertemu." Ibunya Liyana tampak gugup. Padahal biasanya dia menampilkan wajah tidak suka pada menantunya.Arya kembali mengukir senyum. "Oh iya. Ibu bisa datang kapan saja ke rumah ini semau Ibu. Jangan sungkan, anggap saja ini rumah Ibu sendiri," katanya.Seketika ibunya Liyana menyeringai seraya menghela nafas lega."Tapi, omong-omong siapa yang hendak dipecat? Saya mendengarnya barusan," lanjut Arya."Itu loh, Arya. Dia menatap Liyana seperti tidak suka saja." Jari telunjuk ibunya Liyana melurus ke arah Ijah yang masih berdiri menundukkan kepalanya.'Sialan! Berani sekali wanita tua itu berbicara yang macam-macam. Dia kan
Read more
Bab 29 Cemburu Menguras Hati
Gadis itu segera mengambil kotak persegi berwarna merah di atas nakas. Ia membuka isinya bahkan masih ada. Aliran darah Liyana tiba-tiba panas. Suara napas yang berhembus secara berhamburan membuatnya kesulitan untuk mengaturnya.'Aku tahu, ini adalah alat kontrasepsi yang dipakai laki-laki. Aku kecewa, berarti benar dengan kecurigaanku. Mas arya dan Evelin sering berhubungan badan!' Liyana membatin. Ia meletakkan kembali benda yang dianggap baginya cukup menjijikan. Dia mengurungkan niat yang awalnya hendak menyiapkan pakaian untuk Arya. Dengan langkah yang cepat, Liyana meninggalkan kamar Arya. Ia kembali ke kamar setelah menutup pintu dengan membantingnya.Ijah dan dua pembantu yang lainnya sampai terlonjat karena kaget mendengar suara pintu dibanting. "Makin lama, Non Liyana makin semena-mena ya," ujar salah satu pembantu tatkala berkomentar di dekat Ijah."Iya. Aku juga tidak terlalu suka dengan, Non Liyana. Aku lebih suka dengan Non Evelin yang baik dan sering memberi uang saku
Read more
Bab 30 Masih Merasa Panas Dalam Dinginnya Malam
"Eh!" Liyana membulatkan matanya. "Jangan sembarangan deh kalau ngomong," bantahnya."Lalu apa lagi kalau bukan cemburu? Kamu marah-marah gak jelas karena menduga Mas Arya berbuat mesum, padahal belum ada bukti. Apalagi kalau bukan cemburu namanya?" Tiara bersi kukuh dengan dugaannya."Tidak, Tiara! Bukan cemburu. Aku hanya muak saja dengan suami yang suka berbuat mesum. Lebih baik menikah dari pada berzina," tegas Liyana."Memangnya kamu rela melihat Mas Arya menikahi, Evelin?" Tiara menaikkan sebelah alisnya."Ah sudahlah. Jangan bahas itu lagi. Kepalaku pusing!" Liyana menekan kepalanya dengan kedua tangan. Raut wajahnya terlihat berat menahan sesuatu yang mengganjal di dalam dada.Malam itu, Liyana terlihat risau. Apalagi tatkala melihat ponselnya. Tak ada satu pun pesan masuk dari suaminya. Makanan di atas meja terlihat masih utuh, tak ada satu pun yang disentuh. Padahal biasanya, Liyana selalu terlihat makan dengan lahap tatkala tengah marah atau pun emosi.Cukup lama membatu da
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status