All Chapters of Terpaksa Menikahi Om Tampan: Chapter 41 - Chapter 50
130 Chapters
Bab 41 Pengakuan
"Silahkan mas Arya jelaskan !" Tuntut Liyana."Dari mana kamu mendapat semua foto-foto ini Li?" Bukan penjelasan yang Arya ucapkan. Tapi sebuah pertanyaan."Itu tidak penting mas, yang terpenting sekarang aku butuh penjelasan dari kamu mas !" Desak Liyana.Sementara si wanita hanya menundukkan kepala."Bicara, Mas. Katakan padaku sekarang. Kebohongan apa yang kamu sembunyikan selama ini Mas !" Liyana menekan suaminya Arya."Bukti persekongkolan kalian sudah aku kantongi. Tidak ada yang harus di tutupi lagi Mas." Ancam Liyana.Saat situasi semakin mendesak, si wanita pun melarikan diri dari hadapan Liyana. Tak ingin di salahkan wanita itu memilih kabur."Sial." Decak Arya ketika melihat wanita itu kabur."Semua ini tidak seperti apa yang kamu pikirkan Li." Ungkap Arya berusaha menjelaskan."Lantas aku harus berpikir seperti apa lagi Mas?" Timpal Liyana."Apa aku harus diam saja dan menerima semua kebohongan yang telah kamu lakukan. Begitu Mas !" Pekik Liyana."Jawab Mas !" Liyana denga
Read more
Bab 42 Mencari Arsenio
Liyana masih mengurung diri di dalam kamar. Kembali Liyana meneteskan air mata tatkala mengingat kenyataan yang sedang ia alami.."Liyana, jangan seperti anak kecil Li, buka pintunya ! Kita bisa selesaikan semuanya. " Arya berusaha membujuk. Berharap Liyana membuka pintu kamarnya.Liyana tak menanggapi, Liyana sama sekali tidak ingin mendengar ucapan apapun dari Arya.Setelah lama mengurung diri di dalam kamar, Liyana memutuskan untuk keluar. Liyana ingin melihat keadaan di luar kamarnya. Tak ada lagi suara Arya yang terdengar setelah tiga hari lalu.Setelah keluar kamar. Keadaan rumah tampak sepi. Liyana mengedarkan pandangan ke setiap sudut rumah, namun tetap tak mendapati sosok Arya suaminya. Padahal biasanya pada jam segini Arya sudah ada di rumah.Liyana memutuskan untuk berjalan-jalan menghirup udara malam. Berjalan tanpa arah, hingga terhenti di taman dekat rumah. Liyana memandangi orang-orang yang tengah berada di taman tersebut.Suasana taman di malam hari begitu tenang. Liy
Read more
Bab 43 Tak Menduga
Wanita itu terlihat mengerutkan dahi, merasa heran. Menatap Liyana dari atas hingga bawah. "Iya benar." Jawab si wanita."Maaf ada perlu apa ya?" Wanita itu kembali bertanya tanpa terlebih dahulu mempersilahkan Liyana untuk masuk."Bisa saya...." ucapan Liyana menggantung tatkala terdengar adanya suara mobil yang datang. Liyana berbalik, bersamaan dengan keluarnya seorang pria dari dalam mobil tersebut"Arsenio !" Seru Liyana tatkala melihat Arsenio melangkah keluar dari mobil."Liyana !" Arsenio tak kalah terkejut dengan keberadaan Liyana di kediamannya.Liyana juga Arsenio sejenak mematung dengan ke dua bola mata saling menatap. Si wanita hanya bisa menatap Arsenio dan juga Liyana secara bergantian."Ekhem" wanita itu sengaja terbatuk, hingga Arsenio juga Liyana kembali bergerak."Liyana, kenapa bisa ada di sini?" Tanya Arsenio. Heran juga penasaran."Aku memang sedang mencari kamu, ada yang ingin aku bicarakan." Jawab Liyana."Mas, kenal perempuan ini?" Tanya si wanita yang merasa
Read more
Bab 44 Menjadi Pusat Perhatian
Masih berada dalam selimut meskipun kedua matanya sudah terbuka. Liyana yang merasa frustasi masih saja berbaring di atas ranjangnya. Jangankan untuk sarapan sekedar untuk membersihkan diri saja ia enggan.Bagi Liyana kini sudah tak ada gunanya merias diri, toh pria impiannya kini sudah menjadi milik orang lain, sedangkan suaminya sendiri adalah penyebabnya. Penyebab dirinya tidak bisa hidup bersama pria impiannya _Arsenio.Tok tok tok !Seorang asisten rumah tangga mengetuk pintu kamar Liyana."Non ada titipan dari Tuan !" Seru Ijah asisten rumah tangganya. Karena lama tak membuka pintu Ijah pun meletakkan apa yang di bawanya di depan pintu."Non saya taruh di sini saja ya" tutur Ijah, kemudian berlalu kembali ke dapur.Setelah dirasa tidak ada orang Liyana bergerak melangkah menuju pintu, membukanya perlahan. Di luar pintu terlihat ada sebuah paper bag yang berukuran cukup besar.Liyana meraih paper bag tersebut, membawanya ke dalam kamar. Liyana duduk di sudut ranjang seraya mengam
Read more
Bab 45 Sebuah Keputusan
Perjalanan yang tanpa hambatan membuat mobil yang di kemudikan Arya tiba di rumah dengan cepat. Arya menggoyangkan pundak Liyana berusaha membangunkannya. Namun, Liyana masih terlelap.Arya yang tak tega melihat Liyana terlelap tak ingin membangunkannya. Arya keluar dari mobil, berjalan menuju pintu sebelah Liyana, setelah pintu mobil terbuka Arya berniat untuk menggendong Liyana. Namun, tiba-tiba Liyana terbangun dan terlonjak laget mendapati Arya yang begitu dekat dengan dirinya."Mau ngapain mas?" Tanya Liyana, sedikit ada ketakutan di wajahnya."Mau gendong kamu, habis di bangunin gak bangun-bangun. Udah sampai rumah." Jawab Arya apa adanya."Tidak usah, aku bisa jalan sendiri." Sambung Liyana yang tak ingin berdekatan dengan Arya.Liyana pun segera turun dari mobil dan berjalan menuju rumah.****Aroma kopi dan roti bakar yang menyeruak masuk ke dalam kamar, membuatnya Liyana terbangun dari tidur lelapnya. Seakan terhipnotis Liyana segera keluar dari dalam kamar dengan mata yang
Read more
Bab 46 Mendaftarkan Gugatan Cerai
Liyana bertekad untuk mengakhiri pernikahan semu yang selama ini ia jalani. Dengan menaiki sebuah taksi Liyana berangkat menuju gedung agama. Berencana segera mendaftarkan gugatan cerai kepada Arya. Tidak ada keraguan dalam hatinya kini. Melangkah pasti menuju ruang gedung. Tampak juga beberapa orang sedang mengurus hal yang sama dengannya. Liyana pun terlibat beberapa obrolan dengan orang yang baru saja ia temui dalam gedung tersebut. Ada yang tak sungkan bercerita tentang masalah keluarga yang di hadapinya, hingga orang itu mendaftarkan gugatan cerai kepada suaminya.Setelah mendengar beberapa cerita orang-orang yang tak ia kenal itu. Liyana pun merasa tambah yakin kalau keputusannya sudah benar. Liyana menunggu sambil sesekali menekan layar ponsel. Hingga tiba gilirannya untuk mendaftarkan gugatannya. "Nyonya Liyana !" Terdengar suara petugas dari dalam ruangan memanggil namanya.Liyana berdiri bangkit dari kursi tunggu yang sempat ia duduki. Terdiam sejenak sebelum kemudian mel
Read more
Bab 47 Sebuah Paket
Drt drt drt Satu jam kemudian ponsel Liyana kembali bergetar. Lagi, Tiara memanggil lewat sambungan telepon yang terus Liyana abaikan. Tiara tak menyerah, ia terus melakukan panggilan hingga membuat Liyana tak tega membiarkannya.Akhirnya Liyana pun mengirim sebuah pesan kepada sahabatnya Tiara."Temui aku di alamat ini !" isi pesan singkat Liyana."Ok" balas Tiara.Liyana pun bersiap menuju alamat yang sudah ia tentukan. Begitu juga dengan Tiara. Tak sampai setengah jam Liyana sudah lebih dulu tiba di tempat, karena memang tempat tersebut berada tidak jauh dari tempat yang saat ini Liyana tinggali. Sedangkan Tiara masih di perjalanan.Selang beberapa lama Tiara pun tiba di tempat. Tiara langsung memeluk Liyana seraya mencercanya dengan pertanyaan."Duh kamu kemana aja sih Li? Bisa-bisanya buat aku khawatir, ada apa sebenarnya? Kenapa kamu pergi dari rumah suami mu Li?" Tiara melemparkan banyak pertanyaan.Liyana menarik napas pelan, "semua tidak sesuai harapanku" ujarnya."Maksud k
Read more
Bab 48 Pesan Dari Pengadilan Agama
Dengan bola mata yang masih terbelalak setelah melihat isi paket yang di pegangnya. Terdapat sebuah amplop berwarna coklat juga selembar kertas yang masih di pegang Arya.Arya pun mulai membaca tulisan yang tercatat dalam selembar kertas yang ia pegang tersebut."Mas Arya, sebelumnya aku minta maaf karena melakukan tindakan ini tanpa membicarakannya bersama terlebih dahulu. Aku sudah pikirkan semuanya, dan aku tidak bisa menjalani sebuah hubungan yang di landasi dengan kebohongan. Sampai bertemu di pengadilan mas." _ Liyana_Arya menyugar rambutnya, mengusap wajahnya dengan kasar. Merasa tak percaya dengan apa yang Liyana lakukan. Arya memang akan menceraikan Liyana, tapi itu semua akan ia lakukan kalau usia pernikahan sudah satu tahun. Itu rencananya, sesuai janjinya kepada mendiang Ari_adiknya.Harusnya Arya merasa senang dengan tindakan yang Liyana lakukan. Dengan demikian, Arya tidak perlu lagi mencari alasan untuk menceraikan Liyana. Bukankah ini menjadi keuntungan bagi Arya. Ta
Read more
Bab 49 Sidang Perceraian
Arya berusaha mengejar Liyana, namun usahanya gagal. Liyana berjalan lumayan cepat, membuat Arya tak bisa mengejarnya.Di dalam ruang sidang tampak ke dua orang tua Liyana sudah duduk di kursi paling depan. Berbeda dengan Liyana yang segera menduduki salah satu kursi dari dua kursi di depan meja hakim yang sudah di sediakan untuk calon pasangan yang akan bercerai.Dengan tetap berusaha terlihat tenang, Liyana pun menduduki kursi. Namun belum juga terlihat lawan sidang Liyana yaitu Arya. Sepertinya Arya masih berada di luar. Benar saja, Arya masih sibuk mengobrol dengan seseorang dari balik telepon. Liyana memakluminya, Arya adalah orang sibuk, jadi wajar saja. Tak lama pak hakim mulai memasuki ruang sidang. Namun, Arya belum juga terlihat berada dalam ruangan.Tepat di saat sidang akan di mulai, Arya pun duduk di sebelah Liyana. Memandang Liyana yang terlihat duduk dengan santainya. Seolah tak ada keraguan dalam diri Liyana, Liyana hanya terlihat fokus memandang ke arah meja hakim.
Read more
Bab 50 Kembali Ke Kediaman Arya
Liyana sudah selesai berpakaian, sambil melihat diri di balik cermin. Liyana mulai melangkahkan kaki keluar dari kamar.Sampai di luar rumah, sebuah taksi sudah menunggu. Taksi yang Liyana pesan beberapa saat lalu. Sebelum ia ke luar rumah.Tiga puluh menit kemudian, Liyana sampai di depan rumah mewah Arya. Sudah hampir satu bulan lamanya Liyana meninggalkan rumah tersebut. Liyana keluar dari dalam taksi, tak lupa Liyana menyodorkan uang untuk membayar taksi tersebut, sebelum melangkah masuk ke dalam gerbang yang sudah di buka satpam rumah."Selamat datang Non." Sapa satpam rumah Arya. Kemudian menutup kembali gerbangnya.Langkah Liyana terhenti sesaat mendengar sapaan dari satpam. Liyana hanya menganggukkan kepala menjawab sapaan satpam tadi. Lalu melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terhenti.Sampai di depan pintu rumah Liyana berhenti sejenak sebelum masuk ke dalam. Suasana masih seperti biasanya. Hanya ada para asisten rumah yang selalu siap melayani Tuannya.Tanpa menunggu
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status