Semua Bab Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku: Bab 41 - Bab 50
125 Bab
Menahan Amarah
Daripada pikiranku dipusingkan oleh sikap Ferdi mending aku berpikir positif. Jika yang dilakukan oleh Ferdi itu adalah untuk menolong anakku semata. Tidak ada maksud tersembunyi yang menyebabkan kerugian di pihakku. Apalagi kami baru saling kenal dan terlihat unsur indikasi buruk dari laki-laki itu.Setelah beberapa hari dirawat akhirnya Andini diperbolehkan untuk pulang. Aku bingung apakah kubawa ke apartemen milik Alvian atau mengontrak. Dilema yang sekarang melanda pikiranku. Sedangkan sampai hari ini aku tidak ada kontak dengan Alvian maupun Roy asistennya.“Apa aku harus menemui mereka untuk meminta pertolongan lagi. Mau ditaruh mana mukaku setelah sikap Tuan Alvian yang dingin seolah tidak perduli dengan anaknya.”Tiba-tiba aku teringat dengan tes DNA yang diminta oleh Alvian. Kemarin sempat dibatalkan karena rasa percaya Alvian bahwa Andini adalah darah dagingnya. Dengan tes DNA mungkin aku bisa meminta sedikit kelonggaran untuk tinggal sementara di apartement miliknya.Sebelu
Baca selengkapnya
Menghindar
Sepeninggal Weni aku terisak dalam diam. Tidak ingin anakku melihat apa yang sudah terjadi pada orang dewasa yang ada di sekitarnya. Rasa bersalah menghinggapi relung hati saat tidak bisa menjadi orang tua yang sempurna kepada Andini. Di usia yang masih balita dia sudah mengalami banyak cobaan hanya karena ulah manusia yang tidak punya hati. “Tenang, Sayang. Mereka tidak akan mengganggu kita lagi. Kita akan pergi secepatnya dari sini. Kamu harus cepat sehat supaya cepat pergi dari orang-orang itu,” hiburku kepada Andini supaya dia tenang. Jauh di lubuk hati terdalam aku menyesal belum memberitahukan keberadaan Andini kepada keluargaku. Apa ini adalah dosaku yang menyembunyikan kondisiku kepada mereka. Tapi rasanya aku tidak sanggup melihat kekecewaan ayah dan ibu yang sudah sakit-sakitan untuk menanggung beban hidupku saat ini. Mempunyai anak tanpa suami akan membuat kedua orang tuaku akan bertambah rasa sedihnya, aku tidak sanggup melihat air mata mereka lagi. Terkadang aku berpiki
Baca selengkapnya
Tawaran Ferdi
Sumpah, demi apapun itu, aku tidak ingin hubungan ini berakhir tanpa sebab yang jelas antara aku dan Alvian. Siapa yang mampu melupakan laki-laki yang sudah memberiku keturunan. Meski banyak laki-laki di luar sana sering memintaku untuk hidup bersama, tetap papa dari anakku tidak akan kulupakan begitu mudah. Apalagi perpisahan kami dilandasi kesalahpahaman yang sampai sekarang belum bisa kujelaskan. Masalah semakin rumit jika Alvian salah paham akan kehadiran Ferdi yang membantu proses penyembuhan Andini. Kulihat matanya tidak bohong ada kekecewaan terpancar di sana. “Berulang kali aku menjelaskan padamu, Riana. Kita harus hadapi Mama. Bagaimanapun dia adalah orang yang sudah melahirkanku, jangan sampai aku durhaka dengan mengecewakannya.” “Baiklah, jika itu pilihan Tuan. Aku tidak memaksa, tapi lepaskan kami. Aku bisa hidup dengan Andini tanpa Tuan.” “Kamu membuatku kecewa berulangkali, Riana,” ucap Alvian dengan tatapan tajam. “Ya, kalau begitu lepaskan kami.” Aku tetap bergemi
Baca selengkapnya
Permintaan
Ferdi menatapku dengan tatapan yang tidak dapat kuartikan. Apa ini yang harus kubayar setelah kebaikan yang dilakukan kepada anakku. Apapun itu, jika untuk kebaikan Andini pasti kulakukan.“Aku mendapat surat pindah tugas ke Kalimantan. Kalau kamu bersedia untuk ikut denganku dengan senang hati aku akan mengurus kepindahanmu.”“A-apa, tapi kenapa?”Ferdi menarik napas dan menghembuskan pelan. Sejurus kemudian dia menatapku penuh misteri. Kulihat bola mata yang hitam terdapat gumpalan air bening yang hendak jatuh, ada apa dengannya?“Aku hanya tidak ingin kamu dalam kesulitan. Mendengar dirimu bercerita tentang kehidupanmu selama ini aku turut prihatin. Berjuang seorang diri akibat keegoisan laki-laki yang tidak bisa bijak dalam mengambil keputusan. Kamu terjebak dalm situasi rumit, Riana. Tidak ada orang yang membantumu.”“Aku bisa berusaha sendiri.”“Aku sudah terlanjur mengenalmu. Seandainya kita tidak bertemu,tentu hal berbeda. Aku ikut merasakan penderitaan yang kamu rasakan saat
Baca selengkapnya
Rencana Ferdi
“Silakan masuk, Dokter Ferdi,” sapaku dengan gelar lelaki itu secara lengkap. Kami duduk di ruang tamu dengan perasaan senang. Akhirnya aku terbebas dari pantauan keluarga Alvian. Rencana kedepan belum kutentukan saat ini. yang terpenting adalah pergi sejauh mungkin mumpung ada kesempatan. Dengan kedatangan Ferdi ke rumh membuktikan jika dia serius untuk membantuku keluar dari masalah yang selama ini menjeratku. “Kalian ngobrol dulu, aku mau lihat Andini di dalam,” kataku beranjak ke kamar Andini. Bocah yang masih balita itu terlihat tersenyum dengan memainkan boneka pemberian Ferdi beberapa waktu lalu. Banyak boneka yang dikirimkan oleh Roy setelah dia keluar dari rumah sakit. Sesak jika mengingat sikap Alvian yang seolah tak perduli dengan anak sendiri. Di mana pikiran lelaki itu sebenarnya, masih mau jadi boneka mamanya sendiri. Beberapa waktu berlalu, Ferdi sudah menentukan jadwal keberangkatan kami ke Kalimantan. Berulangkali Sari mengingatkan aku supaya memberi kabar kepada A
Baca selengkapnya
Papa Baru
Setelah memikirkan banyak hal aku memutuskan untuk beristirahat sembari menunggu kendaraan yang menjemput kami di hotel transit. Kadang aku berpikir mengapa hidupku sangat rumit. Hanya untuk bertahan mencari sesuap nasi untuk anakku mengapa mereka sangat jahat. Mengingat aku masuk ke keluarga Alvian karena butuh pekerjaan dan berakhir seperti ini. Terasa mereka menjebakku padahal aku hanya ingin membalas budi baik Sang Nyonya rumah. Jika dibandingkan dengan pengorbananku dengan melahirkan keturuan Alvian sangat tidak setimpal. Diusiaku yang masih muda dipaksa menikah dengan orang yang tidak aku cintai sama sekali. Beginikan nasib orang yang tidak punya sepertiku? Dibuang setelah mereka mendapatkan harta Sang Nyonya rumah. Berulang kali keplaku menggeleng, serasa tak percaya jika aku sampai di detik ini. Perjalananku masih panjang untuk masa depan anakku, aku tidak akan menyerah. “Tuan Alvian, mana janjimu dulu? Harusnya kamu lindungi kami dari kejahatan mama kamu,” gumamku menitikka
Baca selengkapnya
Keanehan Sari
Kami memulai perjalanan menuju kampung tempat Ferdi bertugas yang baru. Sepanjang perjalanan tidak banyak yang diceritakan lantaran pemandangan alam yang kami jumpai benar-benar menghipnotis pikiran kami untuk menikmatinya. Baru kali ini aku pergi dengan perjalanan yang jauh hingga memakan waktu lama. Tidak terbersit sedikitpun untuk pergi dari keluargaku. Pasti ibu dan ayahku sedang menunggu kabar dariku yang hampir sebulan tidak sempat berbicara meski lewat telpon. Hanya pesan kepada mereka dan kedua adikku yang kukabarkan, bahwa aku dalma keadaan baik-baik saja. Dan untuk sementara belum bisa mengirimkan uang jatah bulanan yang seperti biasa karena kendala ekonomi. Mereka selalu mengerti tentang keadaanku, hanya aku yang belum sanggup bercerita tentang kondisiku yang sudah punya anak saat ini. Dari Bandara Udara Internasional Syamsudin Noor kami menuju ke daerah Kabupaten Kotabaru, salah satu Kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan. Ibukota kabupaten ini terletak di ujung utara p
Baca selengkapnya
Kabar dari Roy
“Kamu mau masakin Kak Ferdi?” tanyaku tak percaya. “Ya, ayolah Ri. Aku mau pe-de-ke-te dengan dokter muda itu. Jangan sampai kedahuluan orang lain datang memikatnya. Apalagi kamu, jangan sampai aku kalah saing dengan janda beranak satu.” Sari tertawa menepul pundakku. Miris, di saat seperti ini dia bisa bercanda. Bukan masalah saingan denganku yang tidak level jika dibandingkan dengan banyak gadis di luar sana. Tapi bagaimana jika Ferdi punya calon istri yang sebentar lagi akan dipinang. Aku tidak ingin Sari patah hati. Kutanggapi perkataan Sari sebagai candaan. Selama ini dia tidak pernah merasa aku adalah saingan yang perlu diperhitungkan untuk mendapatkan calon suami. Dengan statusku yang janda beranak satu pasti sudah kalah saing sebelum maju duluan. Lagian aku tidak memikirkan untuk mencari papa baru untuk Andini saat ini. Aku hanya ingin hidup tenang berdua dengan anakku. “Mbak Riana, Andini susah tidur. Panggil-panggil papanya.” Andini yang sejak tadi bersama dengan Siti ti
Baca selengkapnya
Rujuk
Aku tetap mendengarkan cerita Roy tentang sikap Alvian yang akhir-akhir ini banyak masalah. Kepergianku menambah dampak psikoligisnya semakin terpuruk. Dia pikir aku tidak akan pergi sejauh ini, dan tetap tinggal di apartement. “Roy, please! Jangan kamu cerita tentang Tuan kamu yang seakan membutihkanku. Kamu tahu sikapnya terakhir sangat membuatku kecewa. Jika memang dia mau memperbaiki hubungan kita tentu bisa bersikap tegas.” “Nona, saya sudah beberapa kali bilang. Kalau Tuan Alvian cinta dengan Nona. Terbukti sejak berpisah dengan Nona beliau tidak pernah bermain perempuan. Tuan Alvian tipe lelaki setia,” kata Roy. “Bohong, kalau memang itu sifat Tuan kamu tentunya dia menentang mamanya. Tapi ini tidak, Roy. Aku bisa apa, selain hanya mempertahankan anakku dan tidak ingin disakiti lagi oleh mamanya dan Dewi.” "Nona, Tuan Alvian bukan tipe lelaki yang mudah menunjukkan perasaannya. Beliau terlahir dari keluarga terhormat, di mana ego dan gengsi menjadi harga mati. Mungkin cara b
Baca selengkapnya
Ujian Cinta
Kebahagiaanku dan Alvian yang baru dirajut kembali bagaikan istana pasir di tepi pantai. Indah dan menawan, namun rapuh dihantam ombak kenyataan. Munculnya Weni, mama Alvian, bagaikan badai yang mengancam untuk merobohkan istana cinta kami. Weni kembali tidak menyetujui hubunganku dan Alvian meski mereka sudah memiliki Andini, sebagai cucunya. Dia masih terpaku pada keinginannya untuk menjodohkan Alvian dengan Dewi. Bagi Weni, Dewi adalah satu-satunya wanita yang pantas untuk Alvian. Weni tidak tinggal diam. Dia melancarkan berbagai strategi untuk memisahkanku dan Alvian. Dia berusaha menjelek-jelekkanku di depan Alvian, dan secara diam-diam mengatur pertemuan Alvian dengan Dewi. Hal itu tentu membuat Alvian marah dan semakin benci terhadap mamanya. Suatu hari, Aku menerima telepon dari Weni. Suaranya dingin dan menusuk. “Riana, dengarkan baik-baik. Jauhi Alvian. Kamu tidak pantas untuknya. Pernikahan kalian tidak akan pernah bahagia." Aku terpaku, hati kembali serasa diremas. Perk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status