Semua Bab 30 Hari Bersama Ceo Angkuh: Bab 11 - Bab 20
265 Bab
11. Setitik Rasa
Anna berjalan menuju rumahnya dengan perasaan hampa. Ah, ternyata Austin sama saja! Semua pria pada dasarnya sama saja. Mereka tidak akan puas dengan satu wanita. "Kenapa aku kecewa?" tanya Anna pada dirinya sendiri. "Aku sudah sering mendengar hal seperti itu. Aku juga sudah tahu jika pria memang seperti itu, bukan?"Pria ada makhluk paling egois yang pernah Anna temukan. Sosok manusia yang pernah membuat Anna patah hati. Bahkan lebih dari itu. "Anna, kau harus kuat! Selama ini, kau sudah bertahan dengan hebat. Jangan pedulikan apa pun lagi, cukup dirimu sendiri saja," ucapnya pada diri sendiri, dengan helaan napas panjang. ***Salju pertama di tahun ini mulai turun. Anna menatap butiran putih halus yang turun, dari balik jendela kamar. Indah tetapi tidak dengan suasananya. Muram, dan Anna sama sekali tidak suka! Musim dingin ini, Anna memilih untuk tidak mengambil jatah liburnya. Dia akan bekerja bersama dengan Dominic sampai pria itu kembali ke New York. Ya, setidaknya itu l
Baca selengkapnya
12. Mengundurkan Diri
Sekarang situasi menjadi canggung, setelah Dominic memarahi Anna tanpa sebab. Mereka berdua duduk seperti orang asing di depan televisi. Dominic yang terlihat sibuk dengan laptopnya. Begitu juga dengan Anna yang sibuk mengganti saluran televisi, meski dia tidak tahu sedang menonton apa. "Hah!" Anna menghela napas panjang. Dia tidak suka dengan sikap Dominic yang acuh tak acuh setelah membuatnya ketakutan tadi. "Kau tidak ingin meminta maaf atas tindakan kasarmu tadi?"Dominic menoleh sekilas, lalu kembali menatap layar laptop. Pekerjaannya sudah menumpuk, dan Dominic tidak punya waktu untuk kembali ribut dengan Anna. "Buatkan aku coklat panas lagi!"Anna melotot tidak percaya mendengar perintah Dominic. Jadi, pria itu benar-benar tidak berniat meminta maaf. Baiklah. Dia berjanji akan membalas perbuatan Dominic tadi."Ya, ada lagi?""Aku butuh camilan." Tangan Dominic berhenti mengetik, dan berpikir sejenak. "Kau punya apa di kulkas?""Tidak ada!" jawab Anna cepat. Dia tidak akan
Baca selengkapnya
13. Pria yang Gila
"Mengundurkan diri?" Dominic menggeleng cepat. "Hei, kau tau konsekuensinya jika mundur dari kontrak bukan?" Anna terdiam. Denda lima kali lipat itu terasa seperti batu yang tiba-tiba saja menghantam tubuhnya, tetapi bekerja dengan Dominic lebih melelahkan lagi. Dominic tersenyum penuh kemenangan ketika menyadari wajah Anna yang berubah pias. 'Kau pasti akan menarik ucapanmu. Kau tidak memiliki uang sebanyak itu, An,' harap Dominic di dalam hati. "Aku tau!" jawab Anna dengan tegas. "Akan aku usahakan denda itu lunas sebelum kau kembali ke New York." Anna bergegas berjalan meninggalkan dapur. Dominic tercengang dengan jawaban Anna. Jadi, Anna benar-benar serius ingin mengakhiri kontrak kerja mereka? Tidak bisa!Dominic tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia belum puas membalaskan dendamnya. "Tunggu, kau mau ke mana?"Anna tidak menjawab. Gadis itu sibuk memakai sepatu boots dan juga mantelnya. Dia sudah jengah dengan sikap Dominic yang selalu berlebihan. "Anna, di luar sedan
Baca selengkapnya
14. Akhirnya Menyerah!
Brak! Dominic tersentak kaget ketika Anna menutup pintu kamarnya dengan sangat kuat. Sepertinya, gadis itu benar-benar marah atas sikap Dominic tadi, atau dia sengaja melakukan ini agar Dominic bisa bersikap sedikit baik "Ah, sialan!" Dominic memaki pelan. Pria itu berjalan pelan menjauh dari kamar Anna. Apa dia akan menyerah seperti ini saja? "Jika aku lepaskan dia sekarang, aku tidak akan bisa membalaskan rasa sakit hatiku," gerutu Dominic. Pria itu kembali duduk di depan perapian. Jika kontrak mereka putus sekarang, itu artinya Dominic tidak memiliki alasan untuk tinggal di Vermont lebih lama. "Argh!" Dominic terlihat kesal. Dia masih ingin menghabiskan waktunya di Vermont. Dominic belum ingin bertemu dengan ibunya dalam waktu dekat. Tidak ada pilihan lain, Dominic harus bisa membuat Anna mengubah keputusannya. Maka pria itu pun sudah bulat dengan tekadnya. "Baiklah, Dom. Malam ini tubuhmu tidak akan tidur di ranjang yang luas. Besok kau harus bisa membujuk gadis itu untuk
Baca selengkapnya
15. Sky Crystal
Dominic berpura-pura tidak mendengar, ketika Anna mengatakan jika dia ingin membatalkan keputusannya. Pria itu berjalan dengan angkuh setelah memakai sepatu boots dan berniat untuk segera pulang. "Dom!""Apa?""Oke, baiklah. Aku berubah pikiran." Anna menghela napas dengan panjang. Sepertinya dia memang tidak akan bisa melepaskan diri dari Dominic dengan mudah. Sudut bibir Dominic tertarik sedikit. Dia tersenyum penuh kemenangan. Lihat, uang bisa melakukan apa pun, bahkan mengubah keputusan gadis teguh seperti Anna. "Kau yakin? Ini kesempatan terakhirmu. Setelah kau kembali lagi, maka kau tidak bisa mundur sesuka hati." Anna mengangguk dengan sedikit ragu. "Tapi dengan satu syarat.""Em, tidak ada syarat apa pun!" tegas Dominic. "Dom, hanya satu saja. Aku tidak akan meminta apa pun darimu, atau membantah perintahmu setelah ini."Dominic coba menimbang permintaan Anna. Ah, rasanya tidak masalah. Toh, dia memang butuh Anna sebagai koki pribadinya. "Baiklah. Apa syaratnya?" "Jang
Baca selengkapnya
16. Api Gairah
"Kalian sedang bicara sesuatu yang serius?" Anna bertanya setelah mendengarkan percakapan ketiga pria yang tidak menyadari kedatangannya sejak tadi. "Eh, kau sudah datang?" Dominic bertanya heran. Dia sama sekali tidak dengar saat Anna masuk. Begitu juga dengan Harry dan Austin. Sepertinya mereka benar-benar khusyuk hingga tidak mendengar apa pun. Anna mengangguk dengan tersenyum kecil. "Akan kubuatkan sarapan. Tunggu sebentar."Setelah itu, Anna segera berlalu menuju dapur. Sedikit pikirannya tentang Dominic berubah. Apalagi saat mendengar jika pria itu akan menggunakan uang pribadinya untuk tetap menjaga Sky Crystal. Dominic ternyata tidak seburuk itu. Dominic, Harry, dan Austin kembali melanjutkan perbincangan mereka. Banyak yang harus mereka bahas dengan teliti kali ini. Sebelum ini, Dominic selalu bersikap apatis jika Austin melaporkan tentang keadaan resort. Namun, setelah beberapa hari tinggal dan melihat bagaimana orang-orang di Sky Crystal bekerja dengan setulus hati, p
Baca selengkapnya
17. Menggoda Dominic
"Aku ingin mandi dulu. Kau bisa periksa isi kulkas apa saja yang sudah habis," ungkap Dominic tiba-tiba. Pria itu segera berdiri, lantas pergi begitu saja meninggalkan Anna yang masih duduk dengan tatapan heran. Brak! Dominic menutup pintu kamarnya cukup kencang. Pria itu mengusap keringat yang membasahi tengkuk kepalanya. "Shit! Sialan!" Pria itu segera masuk ke dalam kamar mandi, dan melepaskan pakaiannya tanpa sisa. Entah mengapa sejak memperhatikan Anna tadi, melihat bagaimana gadis itu berpikir, hasratnya tiba-tiba saja membuncah. Suara air dingin mengguyur kepala Dominic terdengar cukup keras. Kabin ini tidak memiliki pengedap suara karena letaknya yang saling berjauhan satu sama lain. Dominic terus membasahi kepalanya sendiri tanpa peduli dengan tubuhnya sendiri yang menggigil kedinginan. Dia benar-benar gila karena mandi dengan air dingin, di musim dingin seperti ini. "Enyahkan pikiran kotormu itu, Dom! Ingat, dia gadis yang sudah menjatuhkan harga dirimu."Dominic teru
Baca selengkapnya
18. Pesona Pria Matang
“Anna, kau mulai berani padaku, ya?” hardik Dominic dengan wajah kesal. Pria itu berusaha mengejar Anna yang terus berlari, dengan berjalan cukup cepat. Namun, Anna benar-benar lihai, gadis itu terus berlari sembari tertawa mengejek Dominic. Dominic tidak tahan lagi. Saat Anna lengah, pria itu segera mencekal tangan gadis itu dengan senyum penuh kemenangan. “Ah, kena kau!” “Baiklah. Sekarang lepaskan aku.” Anna berusaha melepaskan tangan Dominic, tetapi sepertinya pria itu sama sekali tidak mau. “Lepas, Dom!” “Tidak,” tolak Dominic dengan senyum mengejek. Dia segera menarik Anna dan menjatuhkannya di sofa. “Duduk!”Anna menuruti perintah Dominic. Melihat bagaimana kekesalan di wajahnya, Anna menjadi sedikit menyesal. Seharusnya dia tidak bermain-main bersama pria tua seperti Dominic. Dominic sama sekali tidak menyenangkan! Dominic berkacak pinggang dengan mata yang tidak lepas dari Anna. Uh, sungguh, gadis itu seperti anak-anak. Dia pikir Dominic bisa diajak bercanda dan berl
Baca selengkapnya
19. Masa Lalu yang Kembali
Pagi ini Dominic benar-benar tidak melupakan perkataannya. Dia membuat Anna membayar atas semua sikapnya malam tadi. Dominic tidak senang ketika Anna memanggilnya dengan sebutan Sir. Usianya tidak berbeda jauh dengan Austin dan juga Harry. Lantas mengapa dia merasa terlihat lebih tua dengan panggilan itu? “Setelah membuat sarapan, kau bersihkan kabin ini!” titah Dominic. Pria itu sama sekali tidak menatap dan duduk membelakangi Anna. Matanya hanya fokus pada tablet yang melampirkan laporan dari Adam. Sikapnya juga lebih dingin dari biasanya. “Tapi, itu bukan pekerjaanku,” tolak Anna. Dari awal pekerjaannya hanya memasak dan belanja saja. “Itu hukumanmu! Jangan membantahku lagi, atau aku akan menambah hukumanmu menjadi dua kali lipat." Anna menghentakkan kakinya dengan kesal. Rasanya dia ingin mencabik-cabik wajah Dominic sekarang juga. “Kau memakiku?” Dominic berbalik dengan tatapan datar. “Tidak!” “Aku bisa merasakannya. Setelah membersihkan kabin, kau temani aku belanja unt
Baca selengkapnya
20. Luka yang Belum Sembuh
"Hei, kau kenapa?" Dominic membalikkan tubuh Anna, dan menyentuh pundak gadis itu ketika mereka sudah berada di luar supermarket. Wajah Anna benar-benar kelihatan pucat, dengan tatapan matanya yang terlihat kosong. "Anna!" panggil Dominic dengan cukup kuat. Dia mengguncang bahu gadis itu hingga tersadar. "Lepas." Anna menurunkan tangan Dominic, kemudian berjalan tanpa arah meninggalkan pria itu begitu saja. Gadis itu berjalan dengan langkah terseok-seok. Kakinya benar-benar tidak berdaya, tetapi dia tidak bisa berdiam diri saja di depan Dominic. Anna tidak mau Dominic mengasihaninya nanti. Sementara itu, Dominic terlihat tidak mengerti sama sekali dengan sikap Anna. Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan gadis itu? "Anna!" teriak Dominic. Dia berlari menyusul Anna. Sepertinya gadis itu tidak baik-baik saja. Anna menekan dadanya yang terasa sakit. Napasnya terasa sesak hingga dia kesulitan bernapas. Gadis itu terus berjalan menjauhi Dominic. Dia tidak ingin Dominic melihatnya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
27
DMCA.com Protection Status