"Bangsat!" pekik Raditya mendapati mobil kesayangan bercat putih sudah tidak suci lagi. Coretan tak beraturan kehitaman menghiasi setiap sudut mobil yang sudah menemaninya sejak masa koas hingga sekarang. Rasanya tekanan darah residen tampan itu mendadak naik, apalagi saat menyentuh body mobil berharap noda hitam bisa hilang tapi nyatanya tidak. Semprotan bagai tinta cumi-cumi masih di sana, seolah mengolok Raditya bahwa mereka tak akan pergi apa pun yang terjadi. Saat ini, mana mungkin dia pulang dengan keadaan si putih seperti itu? Yang ada, mereka akan menjadi atensi selama di jalan walau sang pemilik bisa saja bersikap tak acuh karena bersembunyi di balik kaca mobil. Sayangnya, jiwa perfeksionis Raditya meronta-ronta, gemas ingin mencuil satu persatu cat dengan kuku jari. Alhasil, dia menelepon Julia berharap kalau kekasihnya tak jauh dari lokasi rumah sakit. Selagi menunggu suara lembut menyambutnya, Raditya berpikir keras siapa pelaku yang sudah mencoreng-coreng seenak dengku
Read more