All Chapters of SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH: Chapter 11 - Chapter 20
117 Chapters
HATI YANG MENGHANGAT
11“Tidak apa-apa, Bu. Mentari hanya belum terbiasa saja. Kami menikah bahkan masih dalam hitungan jam. Semua butuh proses.” Penjelasan Om Samudra memecah keheningan pasca pertanyaan Nenek Widya untukku.Aku menelan ludah. Menatap nanar pria itu dengan hati yang menghangat. Entah untuk ke berapa kalinya ia membelaku di hadapan orang tua. Dan satu hal kuyakini, jika ia sebaik itu, aku yakin mau mengabulkan permintaanku.Aku tahu Novita memang salah. Akan tetapi ini untuk kebaikan ayah. Bukankah ayahku mertuanya juga?“O … hmmm, Mas.” Hampir saja aku memanggilnya Om lagi. Kutatap pria yang juga menatapku dengan harapan tinggi ia akan berbaik hati memenuhi permintaanku.“Bolehkan aku meminta Mas mencabut laporan itu?” Dengan segenap permohonan aku meminta.Pria itu menatapku dalam diam. Ekspresinya? Sama seperti biasa. Datar seperti jalan tol. Aku menunggu dengan sabar.“Tari, Samudra melakukan itu semua karena kamu. Karena wanita itu sudah mencelakakan kamu. Dan Nenek rasa itu pantas un
Read more
KEPO
12“Dasar anak tidak tahu diri! Tidak tahu diuntung! Calon penghuni neraka!” Sumpah serapah Tante Yulia langsung berhamburan begitu melihatku memapah Ayah turun dari mobil. Wanita yang awalnya mondar-mandir di teras itu langsung menyongsong kami dengan wajah merah padam dan ingin langsung menyerang.Ia bahkan tidak peduli ayah yang terlihat lemah hingga harus kupapah. Wanita itu hampir saja meraih rambutku saat seseorang berlari berputar dari pintu samping kemudi dan langsung berdiri di sampingku.Gerakkan Tante Yulia tertahan. Matanya yang merah menyala menatapku dan pria di sampingku silih berganti. Dadanya bergerak cepat. Mungkin menahan amarah yang tidak bisa terluapkan.“Berani anda menyentuh Mentari seujung rambut pun, saya tidak segan melaporkan anda sekalian, Nyonya.” Kalimat itu terucap datar dan pelan, tetapi sukses membuat Tante Yulia meradang hebat. Terlebih saat pria di sampingku melanjutkan.“Anda dan putri tercinta anda bisa sekalian reuni di penjara.”Tante Yulia memea
Read more
PERIHAL LAPTOP
13“Blacklist, dan sebarkan ke semua cyrcle agar tidak ada yang menerima.”Samar-samar kudengar kalimat itu berasal dari sebuah ruangan yang aku yakin kamar pribadi Om Samudra.“Jika ada yang masih berani membantu, cepat beritahu aku. Lenyapkan saja sekalian!”Mataku membola sempurna. Kedua tangan menutup mulut yang nyaris memekik kaget.Lenyapkan? Apa maksdunya?Kutahan napas, dan berusaha menormalkan detak jantung yang tetiba meloncat-loncat. Untuk kedua kalinya kudengar kalimat itu. Oh, tidak. Waktu itu aku hanya membaca seepotong pesan yang aku yakin dari anak buah Om Samudra karena ia memanggil bos. Sekarang aku bahkan mendengar langsung dari mulut pria itu walaupun hanya menguping.Kuusap dada perlahan sebelum berniat pergi dari depan kamar pria itu. Aku harus pergi sebelum ia menyadari jika aku menguping pembicaraannya di telepon. Sebenarnya bukan sengaja menguping jika aku akhirnya mendengar. Aku sedang mencarinya untuk menanyakan perihal laptop yang tergeletak di meja dekat a
Read more
BULAN MADU?
14Suasana ruang makan terasa hening. Tidak ada suara yang terdengar selain denting sendok dan garpu yang sesekali beradu dengan piring. Padahal di sini aku dan pria yang bergelar suami tengah makan.Sejak penolakanku tempo hari, kami jarang berinteraksi. Om Samudra sibuk dengan dunianya yang entah apa. Jarang berkeliaran di dalam rumah. Sesekali juga pergi ke luar. Aku tidak pernah bertanya ke mana pria itu pergi atau apa yang dilakukannya karena itu akan melanggar perjanjian yang kubuat sendiri.Untunglah aku pun sibuk dengan dunia sendiri. Seharian menulis setelah membereskan pekerjaan rumah layaknya seorang istri. Meski tidak tertera dalam perjanjian, aku usahakan menghandel pekerjaan rumah. Padahal Om Samudra biasa memesan jasa cleaning servis online untuk membersihkan rumahnya, tetapi rasanya membosankan jika hanya duduk seharian.Karenanya di hari kedua tinggal di sana, aku menyampaikan kepada pria itu agar tidak lagi memesan cleaning service online. Aku berjanji akan mengerja
Read more
ANAK?
15“Om mau apa?” pekikku seraya meronta ingin diturunkan. Bagaimana ia begitu lancang langsung menggendongku tanpa izin?Ya Tuhan, amankan jantungku. Jangan sampai ia tahu kalau jantungku melompat-lompat seolah sedang aerobik.Dia tidak menjawab, dengan santainya mengeratkan bopongan. Terus membawaku entah ke mana.“Om Sam, kamu mau apa?” Lagi aku memekik. Kali ini meronta lebih kuat. “Apa kamu tidak menyimakku tadi?”Ia masih tidaka peduli. Terus membawa tubuhku.“Aku bilang tadi, kalau aku sedang haid!” Lagi aku memekik. Kali ini lebih keras.Hening.Langkah kakinya terhenti. Tidak ada suara yang terdengar kecuali detak jantungku yang menggebu bahkan mungkin menabrak-nabrak dadanya saking kencang berdetak.Kami terlibat saling tatap intens dalam jangka waktu lumayan lama. Dan tentu saja dalam jarak yang lumayan dekat karena aku berada di dadanya. Ia terlihat kaget, terlebih aku. Bahkan bukan hanya kaget, tapi campuran takut, malu dan entah apalagi.Kami masih terlibat saling tatap,
Read more
GAUN ITU
16 Aku berjalan menuju kamar pribadi Om Samudra setelah selesai membersihkan diri. Dengan riang, aku melenggok menuju ruangan yang lumayan jauh dari kamarku. Tak sabar mengajak Nenek Widya makan bersama mencicipi hasil masakanku. Meski hanya masakan sederhana yang mungkin belum pernah dicicipi wanita sepuh itu, aku bangga menunjukannya karena ini buatanku. Semoga Nenek suka. Mumpung ibu mertua berkunjung kan, tidak ada salahnya aku menjamu. Karenanya selagi Nenek Widya bicara dengan anaknya, di kamar pribadinya. Kugunakan waktu untuk mengolah beberapa masakan. “Lalu, mau sampai kapan kamu seperti ini, Sam?” Kakiku mendadak berhenti melangkah beberapa jengkal dari kamar yang pintunya terbuka sedikit. Itu suara Nenek Widya. Meski tidak terlalu keras, tetapi telingaku dapat menangkapnya. “Sudah waktunya Hanggara Enterprise mendapat sentuhan tangan kamu. Apalagi sekarang kamu sudah berkeluarga. Sudah waktunya menunjukkan pada dunia jika putra bungsuku juga mampu.” Suara Nenek meningg
Read more
HOBI TERSEDAK
17 “Arghhhhh ….” Entah untuk ke berapa kalinya aku berteriak dan mengacak rambut dengan frustrasi. Bahkan aku yakin jika wajah dan rambut ini sudah kusut masai. Andai ada yang melihat, sudah barang tentu tuduhan wanita gila tersemat padaku. Aku tidak peduli. Aku sedang sangat malu saat ini. Bahkan mungkin sudah sangat akut. Bagaimana tidak? Nenek Widya menjelaskan jika malam itu Om Samudra …. “Arghhh ….” Kembali aku mengacak rambut. Kemudian menyembunyikan kepala di bawah bantal. Berharap dengan begini rasa maluku akan terhapus. Mungkin kalian menganggap aku lebay, tapi jika kalian di posisisku apa juga tidak malu? Selama ini aku selalu jual mahal di depan pria yang ternyata sudah melihat dan pastinya memegang-megang tubuh ini dalam keadaan polos. Tidak ada yang tahu apa yang ia lakukan saat aku tidak sadar itu. Terbayang kan, betapa ia bebas memandangiku tanpa busana. Lalu juga menyentuhku? Secara Nenek mengatakan anaknya itu mengurusiku seorang diri. Satu hal membuatku sangat
Read more
DI PESTA MANTAN
18 Aku mematut diri di depan cermin. Membolak-balik tubuh ke kanan dan kiri, depan, belakang. Cantik. Nenek Widya benar, gaun yang dibelikan Om Samudra sangat indah. Menandakan jika orang yang memilihnya, memiliki selera tinggi akan fashion. Ukurannya juga sangat pas di tubuhku. Pundakku meluruh mengingat bagaimana ia bisa pas memilih ukuran gaun ini. Terang saja, ia sudah melihatku dalam keadaan polos. Aku menutup wajah saat membayangkan jika ia mengukur panjang pinggang dan dadaku dengan tangannya. Bukan berburuk sangka. Bisa saja ia mengukur dengan jengkal tangannya, kan? Toh, ia bebas melakukan apa pun karena aku tidak sadar, dan kami hanya berdua saja di kamar hotel itu. “Nona, Tuan Samudra sudah menunggu.” Aku membuka telapak tangan yang menutupi wajah, kemudian menoleh ke arah seorang wanita yang barusan mendandaniku. Lalu mengangguk. Namun, wanita tersebut malah berjalan mendekat dan memindai wajah ini. “Nona, saya koreksi dulu make upnya sebentar,” ujarnya seraya mengam
Read more
KALIMAT ITU....
19“Kejadian unik terjadi di sebuah pesta pernikahan cucu salah satu orang terkaya negeri ini. Pengantin pria tiba-tiba saja memeluk seorang tamu undangan yang hadir di sana. Usut punya usut, ternyata tamu wanita adalah mantan calon istri sang pengantin pria yang tidak jadi ia nikahi.Seharusnya mereka menikah beberapa hari lalu. Tapi posisi pengantin pria mendadak digantikan oleh pamannya sendiri.Belum diketahui sebab pergantian posisi itu. Tapi disinyalir pihak keluarga laki-laki memutuskan menikahkan dulu pamannya yang sudah cukup berumur. Mereka tidak mau paman pengantin pria dilangkahi oleh keponakannya. Padahal pengantin pria ini terlihat masih mencintai mantan calon istrinya yang kini sudah menjadi istri pamannya. Terbukti saat hadir di pernikahannya, pengantin pria seolah enggan melepas—”Klik.Layar datar di hadapanku mendadak berubah menjadi gelap hingga berita itu tak lagi kulihat. Aku mengerjap dan mengembuskan napas kasar. Entah apa yang ada di kepala Bastian hingga memb
Read more
SAKING SENANG
20Aku masih mematung. Kaki merasa sudah tak lagi memijak bumi. Aliran darah berhenti mengalir karena jantung terasa tak berdetak. Terlebih setelah itu….“Pelangi tanpa Hujan.”Pria itu menyebutkan judul novelku.Ke-napa? Bagaimana ia tahu? Bahkan satu bait puisi dalam salah satu bab itu bisa ia bacakan dengan lancar.Ke-kenapa bisa? Aku terus membatin.“Percayalah, Pelangi, meski keburukan seluruh dunia kau ambil dan kau dekap untuk dirimu sendiri, di mataku kau tetaplah yang ter—”“Stop, Om!” Aku berbalik dan mengangkat tangan. Kupindai wajah itu untuk mencari tahu kenapa ia bisa tahu begitu banyak akan novelku. Sayangnya, bahkan setelah kutatap lama pun mata itu untuk mendalami hatinya, tak ada yang kudapatkan selain tatapan datar yang tidak pernah bisa kutafsirkan.Aku membuang pandangan saat ia malah sengaja mendekatkan wajahnya. Kulipat tangan di dada. Bagaimana aku bisa membaca pikirannya kalau aku malah salah tingkah bersitatap dengannnya dalam waktu yang lama?“Dari mana Om t
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status