“Masih memikirkan kematian nenek itu?” tanya Kuranji sembari terus membolak-balik ikan yang sedang dipanggangnya. Puti Tan duduk di atas sebongkah batu besar di tepian sungai. Ia mengawasi gerak-gerik Kuranji dengan sebatang rumput kering terselip di bibir. Selang beberapa detik, rumput itu telah berpindah ke jarinya. “Eh, Kuranji, aku merasa kematian nenek itu tidak wajar. Terlalu mendadak. Selain itu, masa iya sih nenek itu bunuh diri? Menurutmu … ada hubungannya tidak dengan kematian tetua kampung?” Kuranji menyodorkan seekor ikan yang sudah matang kepada Puti Tan, lalu kembali ke dekat perapian, menikmati jatahnya sendiri. “Dilihat dari cara nenek itu meninggal, memang sangat mirip dengan tewasnya tetua kampung,” jawab Kuranji. “Bisa jadi karena penyakit yang sama atau—” “Dibunuh oleh orang yang sama. Begitu ‘kan maksudmu?” potong Puti Tan. “Tidak bisa dipastikan, orang yang sama atau bukan, yang jelas, kemungkinan besar oleh komplotan yang sama.” “Tanpa dihabisi pun, nenek
Read more