Tirta segera membantah, "Nggak, Bi Elisa! Kamu sama sekali nggak jelek, malah sangat menawan! Aku rasa begini saja, nanti kamu berpura-pura menjadi putra keluarga kaya yang keluar untuk jalan-jalan!"Kemudian, Tirta berucap kepada Eira dan Amaris, "Aku yang jadi pengawal. Kalian berdua jadi bawahan yang melayani Bi Elisa."Eira menyahut, "Boleh, aku nggak masalah."Amaris membalas, "Aku juga nggak masalah."Mereka lanjut berjalan ke dalam kecamatan. Sementara itu, Tirta yang berubah menjadi pria paruh baya dengan wajah dipenuhi bekas jerawat merangkul pinggang Elisa. Dia berjalan sambil diam-diam membelai tubuh Elisa.Di tengah kegelapan malam, wajah Elisa memerah. Untung saja, Eira dan Amaris berjalan di depan. Jadi, mereka tidak melihat tindakan Tirta. Kalau tidak, Elisa pasti menepis tangan Tirta.Elisa mengeluh, "Tirta, bukannya kamu mau menjadi pengawal? Mana ada pengawal yang berani membelai tubuh putra keluarga kaya?"Tirta yang tidak tahu malu berbisik, "Hehe ... Bi Elisa, maks
Read more