Samuel dan Olivia berjalan berdampingan, langkah mereka cepat namun berat. Samuel terus menggenggam tangan adiknya, memastikan Olivia tidak gemetar. Walau wajah gadis itu pucat, tekadnya tetap bulat.Sesampainya di ruang transfusi, tiga ranjang sudah disiapkan. Nathan sudah berbaring, selang transfusi di tangannya perlahan mengisi kantong darah yang tersedia.Olivia menatap Nathan yang berbaring, lalu mendekat dan duduk di sisi tempat tidur.“Paman, apa sakit?” tanyanya dengan suara pelan.Nathan menoleh, tersenyum hangat. “Tidak. Kamu jangan melihat jarumnya kalau takut.”Nathan memberikan trik sederhana untuk Olivia, karena itulah yang selalu ia lakukan ketika jarum siap menembus kulitnya.Olivia tersenyum dan mengangguk. “Ya, aku akan melakukan seperti yang Paman bilang. Paman… terima kasih. Bagiku, Paman Nathan bukan hanya teman Daddy, tapi juga seperti saudara. Terima kasih karena sudah berani melawan rasa takut, demi kakakku.”Nathan terdiam menatap Olivia. Bagaimana mungkin gad
Terakhir Diperbarui : 2025-09-05 Baca selengkapnya