All Chapters of Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi: Chapter 41 - Chapter 50

Amira dan Bu Yati janjian berdua di sebuah restoran dengan ruangan privat tanpa sepengetahuan Raka. Keduanya sepakat untuk merahasiakan apa yang mereka rencanakan dari Raka sampai rencana mereka berhasil. "Mama udah lama?" tanya Amira basa basi sembari mengulas senyuman manis di wajahnya saat memasuki resto tersebut. "Gak terlalu lama, ayo duduk sini!" jawab Bu Yati tak sepenuhnya bohong. Amira pun duduk di samping Bu Yati lalu keduanya langsung memesan makanan sebelum memulai pembicaraan. "Apa maksud Mama ngajak aku ketemuan ditempat tertutup gini?" tanya Amira saat hanya mereka berdua saja didalam ruangan itu. Bu Yati membuang kasar napasnya sebelum menjawab pertanyaan Amira. "Mama capek, Mama kesal, Mama marah sama Raka. Harus bagaimana lagi caranya agar anak itu mau membuka matanya untuk tidak lagi mempedulikan perempuan mandul itu. Anaya, Anaya, Anaya, Mama sampai gedek dengar nama itu dari mulut Raka," keluh Bu Yati mengeluarkan unek-unek nya. "Seharusnya ia

Sugandi terlihat takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan informasi yang baru saja ia terima dari orang suruhannya. Raka sudah sedikit mendingan satu jam yang lalu. Ia tidak lagi menangis ataupun marah-marah. Ia bersikap tenang tetapi matanya terlihat kosong seperti tidak punya semangat hidup. "Duh, serba salah. Gak di kasih tau nanti marah, kalau di kasih tau nanti kembali mewek, jadi bingung mau ngasih taunya," gumam Andi dengan hati bimbang. Setelah bergulat dengan kata hatinya yang masih berdebat didalam sana, Andi memberanikan diri mendekati Raka yang menatap kosong jendela kaca di kamarnya. "Pak, saya sudah mendapatkan informasi yang akurat terkait akta cerai yang diterbitkan pengadilan agama," lapor Andi dengan sangat hati-hati. Raka menoleh dengan wajah tidak bersemangat lalu mempersilakan sekretaris nya itu untuk bicara. "Surat yang Bapak terima hari ini bukanlah kebohongan karena surat itu diterbitkan pihak pengadilan agama hari ini. Perceraian Bapak dengan Bu A

Anaya membawa Roxy jalan ke Mall sebagai salah satu langkah terapi gadis itu. Roxy yang yakin Anaya akan menjaganya menjadi sangat senang dan tidak memperlihatkan jika dirinya masih sedikit takut untuk berada di keramaian. "Aku akan menjemput kalian berdua setelah urusanku selesai. Jadi, gunakan ini untuk membeli apapun yang kalian berdua sukai," ucap Liam tadi pagi sebelum pria itu pergi kerja. Ia memberikan sebuah kartu hitam yang hanya segelintir orang kaya yang memilikinya. Kartu itu adalah kartu tanpa batas yang dibuatkan Liam hanya untuk Anaya. Sekarang dua wanita itu sedang dalam perjalanan menuju Mall tempat yang akan mereka kunjungi siang ini. "Mom, kita mau beli apa di sana? Masa mau beli baju lagi?" tanya Roxy dengan agak manja memeluk lengan Anaya. Ia berkata begitu karena tiga hari setelah ia dan Anaya pindah ke Mansion baru, Liam mendatangkan pemilik butik ternama ke Mansion mereka guna membeli pakaian untuk Anaya dan dirinya. Liam kesal melihat keduanya hany

Anaya dan Rozy keluar dari lift menuju lantai dasar karena mau ke departemen store untuk membeli keperluan wanita. Mereka berjalan sambil bergandengan sembari bersenda gurau berdua. Dua pasang mata mengikuti keduanya dari jarak aman dengan sangat hati-hati agar tidak ketahuan. Amira yang kesal karena Anaya dan temannya selalu bisa menghindar dari jebakan yang orang suruhan nya buat. Saat di lantai atas tadi, ia sudah siap melihat Anaya jatuh terdorong dari tangga eskalator, tetapi nyatanya tangga eskalator nya malah macet dan tidak bisa jalan. Ketika dalam keramaian, ia menunggu saat Anaya jatuh akibat disenggol dengan sengaja oleh orang suruhannya, tapi Anaya malah bergeser ke kanan sambil berpegangan dengan temannya sehingga orang lain yang terjatuh. "Dasar tidak berguna! Cuma mencelakai satu orang aja gak becus!" sungut Amira dengan sangat jengkel. Ia dan Soraya menunggu dari luar departemen store dengan jarak aman. Orang suruhannya juga bersembunyi tidak jauh dari temp

Liam mengendarai mobil nya bak pembalap profesional dari kantor menuju Mansion. Beberapa menit yang lalu, ia dikabarkan orang-orang yang dipekerjakan oleh Naren untuk menjaga Anaya di luar secara diam-diam. Jantung pria matang itu berdebar kencang begitu mendapatkan laporan tersebut. Tanpa menunggu lama-lama, ia langsung berlari keluar dari lantai tiga lima menggunakan lift dan mengendarai mobil sendiri tanpa sopir. Ckiiittt.... Suara decitan ban mobil dengan aspal di halaman Mansion terdengar nyaring begitu Liam memberhentikan mobil itu. "Dimana Nyonya kalian?" tanya Liam datar pada pelayan yang ia jumpai. "Nyonya ada di ruang santai, Tuan," jawab pelayan itu dengan menunduk. Liam langsung berlari menuju ruangan santai yang ada di lantai dasar sambil membuka kancing kemeja bagian bawah leher, serta menggulung tangan baju hingga hampir ke siku. "Sweetheart," panggil Liam dengan penampilan berantakan mendekati Anaya dan Rozy yang sedang menonton kartun. Ia langsu