All Chapters of Lahirnya Sang Dewa Pedang : Chapter 21 - Chapter 30

"Paman Wei," Zhao Tianwu tetap tenang dengan senyum menjengkelkan yang seolah mengejek seluruh keluarga Li, "Ini hanya taruhan yang adil antar generasi muda. Lagipula, bukankah memalukan jika putrimu menikah dengan pria yang bahkan tidak bisa melindunginya?" Kata-kata itu seperti tamparan keras di wajah Gubernur Wei. Darahnya mendidih mendengar hinaan terbuka terhadap keluarga dan martabatnya di hadapan para tamu terhormat. Gubernur Wei mengepalkan tinjunya erat, rahangnya mengeras. Sebagai seorang ayah, dia sangat ingin merobek mulut pemuda kurang ajar ini. Namun sebagai gubernur, dia tidak bisa bertindak sembrono di acara resmi seperti ini. "Aku terima," Wilson Xia tiba-tiba berkata tegas, suaranya menggema di seluruh aula dengan kewibawaan yang tidak terduga dari seorang pemuda berusia 19 tahun. Keheningan mencekam menyelimuti aula. Para tamu saling bertukar pandang tidak percaya. Bahkan pelayan y

Setelah kematian Zhao Tianwu kehebohan terjadi dari orang-orang yang hadir. Teriakan-teriakan panik bercampur dengan bisikan ketakutan memenuhi arena yang hancur. Para tamu undangan mundur dengan wajah pucat pasi, mata mereka terpaku pada sosok yang tergeletak hitam gosong di tengah kawah bekas sambaran petir. Aroma daging terbakar menyengat udara, membuat beberapa wanita muda muntah di tempat. "Astaga! Zhao Tianwu.. Dia benar-benar mati!" "Bagaimana mungkin seseorang yang baru mencapai alam Tao bisa mengalahkan praktisi Alam Tao yang sudah mencapai alam Tao bertahun-tahun?" "Dia tidak mati di tangan pemuda ini, tapi mati akibat Petir Malapetaka Langit... Ini bahkan petir yang lebih kuat dari yang biasanya. Aku baru pertama kali melihat petir yang sebesar itu seumur hidupku!" . . . Diskusi terus bergema tanpa henti seolah-olah apa yang mereka lihat adalah mimpi yang san

Tanah kabut abadi dipenuhi dengan kabut dan pepohonan yang menjulang tinggi membuat langit tak terlihat. Pohon-pohon raksasa berdiri seperti pilar-pilar kuno yang menyangga langit, batangnya begitu besar hingga dibutuhkan puluhan orang untuk memeluknya. Dahan-dahan yang saling berjalin menciptakan kanopi tebal yang menghalangi sinar matahari, membuat kawasan ini tenggelam dalam kegelapan abadi. Tanah kabut abadi ini adalah pinggiran wilayah terlarang di wilayah selatan yang terkenal. Bahkan kultivator berpengalaman enggan memasuki wilayah ini tanpa persiapan matang. Konon, banyak petualang yang masuk ke sini namun tidak pernah kembali, tubuh mereka ditelan oleh kabut yang tidak pernah surut. Menurut rumor, di wilayah terlarang ada seorang master tingkat kaisar gugur, lalu sisa-sisa kekuatannya masih tersegel disini dan akhirnya seiring waktu kabut abadi muncul dan sudah bertahan selama tahun yang tak

Di sebuah tempat di dalam sebuah aula yang sangat mewah, seorang pemuda tampan membuka mata dengan ekspresi terkejut, “Sudah… Sudah terbangun.” Di sang pemuda ada sekitar dua puluh orang terdiri dari tua dan muda yang sedang berlutut dengan tubuh bergetar. Saat mendengar suara terkejut pemuda di depan mereka, mereka bahkan tidak berani bernafas karena takut akan mengganggu pemuda itu. Semua orang disini benar-benar takut pada sosok pemuda yang terlihat biasa-biasa saja, bukan hanya mereka, bahkan jika itu di galaxy Taixu, selama dia muncul, maka orang akan melarikan diri dengan panik jika melihat pemuda ini muncul.. Salah satu pengawal berbaju besi di sampingnya mengatupkan tangan lalu bertanya, “Tuan, apa yang terbangun?” Pemuda itu dengan cepat memulihkan ketenangan lalu wajahnya yang sebelumnya semangat seketika menjadi dingin kembali, “Hmm!” Hanya sebuah dengusan hal ini langsung

Huo Ji memimpin serangan terlebih dahulu lalu Wilson menyusul di belakang. Muo ji juga bergegas keluar dari kereta ikut menyerang. Geng Harimau Besi juga tidak tinggal diam juga langsung menyerang tanpa basa-basi."Serbu!" teriak si pemimpin botak.Pertarungan pecah di tengah jalan tiga orang pemuda melawan sepuluh orang. Empat di antaranya berada di tingkatan alam Tao. Satu Tao puncak, dua orang Tao tingkat menengah dan yang lainnya masih di tahap dasar. Enam orang lainnya tiga orang berada di tahap kebangkitan sementara tiga orang lain berada di alam Mahayana. Huo Ji menggunakan pedang langsung menyerang pemimpin kelompok bandit jalanan. Wushh! Wushh! Tebasannya diselimuti api merah menyala melesat ke arah tubuh pemimpin bandit jalanan dengan ganas. Wilson Xia memperhatikan meskipun kultivasinya kalah satu tingkat, dia tidak memiliki rasa takut atau ragu-ragu saat menyerang. “Nampakn