All Chapters of Aduh Jenderal Tak Tahan: Chapter 1621 - Chapter 1630

Nabila mengerutkan keningnya. "Ceritakan apa yang terjadi padaku."Wirano segera memberitahu apa yang dia dengar sepanjang perjalanan pada Nabila.Terutama kekacauan yang dia buat sampai membuat pihak musuh kehilangan seribu prajurit.Setelah itu, Johny tidak memberitahu Tenji jika dia ingin menyerang Negara Naki lebih awal.Setelah mendengar ini, Nabila langsung memahami hal ini.Ternyata Tenji dan Johny tidak sepenuhnya saling memercayai satu sama lain.Dengan kata lain Tenji tidak bisa mendapatkan bala bantuan, tidak ada orang yang bisa dia mintai bantuan.Wirano merasa sangat senang karena berhasil melarikan diri dari kendali Johny.Jika memikirkan pengalaman selama setahun terakhir, Wirano merasa sangat tenang dan rileks pada saat ini.James menguap."Apakah kamu bisa langsung bicara ke intinya? Seperti kalau Johny mau serang Negara Naki, di mana penempatan prajuritnya dan apa rencananya?"Wirano tertegun."Apakah serumit ini?""Mereka hanya mengandalkan racun manusia obat dan tid

Pangeran Rio menatapnya lekat-lekat."Fiona, tidak peduli pilihan apa pun yang kamu buat, aku tidak akan menghentikanmu.""Jadi kamu tidak perlu buru-buru buat pilihan, aku khawatir kamu akan menyesal di masa depan."Fiona berkata dengan ekspresi dingin."Aku terlalu memandang tinggi diriku sendiri.""Aku kira aku bisa memutuskan nasib Klan Namrian.""Aku kira selama aku menentang, aku bisa menghalangi kavaleri Negara Naki.""Aku kira dengan mengandalkan identitasku sebagai Raja Serangga Beracun, aku bisa bangun ulang miasma, lalu buat Klan Namrian kembali seperti semula.""Ucapanmu benar, aku memang egois. Aku merasa pikiranku adalah pikiran semua rakyat Klan Namrian.""Aku tidak ingin Alden tinggal di Klan Namrian, karena aku tahu jika Klan Namrian memiliki banyak kekurangan ...."Pangeran Rio menatap Fiona lekat-lekat tanpa mengatakan apa pun.Setelah itu, Fiona tiba-tiba melangkah maju sambil meletakkan kedua lengan di atas meja, lalu menatap Pangeran Rio yang sedang duduk di kursi

James sangat yakin dengan hal ini.Salah satu alurnya berkaitan dengan Pedang Api Weran!James teringat dengan ucapan Nabila sebelumnya yang mengatakan bahwa terdapat dua Pedang Api Weran, yang satu adalah pedang terang dan yang satu lagi adalah pedang gelap.Kedua pedang itu pasti merupakan kunci untuk membuka pintu perunggu besar ini!James menoleh ke arah Wirano."Di mana pedangmu!"Wirano mengerutkan keningnya."Kak James, tadi aku barusan bilang padamu, kamu sudah lupa? Pedangku diambil oleh mereka. Jelas-jelas itu adalah pedang yang diberikan oleh Guru, tapi mereka malah bersikeras bilang itu adalah Pedang Kaisar. Aku ....""Tidak usah bicara omong kosong, di mana pedangnya! Pedang itu berada di tangan siapa?"James yang hanya memikirkan soal makanan dan mati kelaparan saat berada dalam bahaya, benar-benar tidak tenang pada saat ini.Terdapat cahaya bersemangat yang berbinar di dalam matanya.Wirano tertegun sejenak."A ... ada di tangan Tenji."Raut wajah James terlihat serius.

Setelah benar-benar melihat Nabila, Yohan baru percaya jika dia datang.Yohan segera memeluknya, lalu mencium keningnya."Kenapa kamu datang? Apakah kamu sudah menemukan pusat kendalinya?"Nabila keluar dari pelukan Yohan, lalu menatapnya dengan tatapan serius."Sudah, tapi aku masih belum yakin.""Kami mengalami kesulitan. Pedang Wirano berada di tangan Tenji.""Kalau mau buka pintu perunggu di luar pusat kendali, kami butuh pedang itu."Yohan segera memahami hal ini."Kamu datang untuk rebut pedang itu?"Nabila mengangguk."Hm."Kemudian berkata, "Sekalian menemuimu."Yohan tersenyum dengan getir. "Ternyata aku cuma sekalian didatangi olehmu."Nabila menatap peta pasir di dalam tenda utama, lalu menghampirinya dan berkata, "Bukankah kamu berencana serang ibu kota?""Sekarang bukan waktu yang tepat untuk serang kota. Bala bantuan dari Klan Namrian akan segera datang, aku sudah minta Kenni untuk ambil persediaan makanan, lalu bersiap untuk melakukan peperangan jangka panjang."Nabila b

Tenji sangat terkejut karena Zerito bisa berinisiatif untuk datang menemuinya, apalagi Zerito datang untuk membahas rencana untuk mengusir musuh.Zerito duduk di seberangnya dengan tatapan yang dingin dan penuh dengan kebencian."Bukankah kamu mau menyatukan dunia? Kenapa kamu tidak melakukan serangan dan membiarkan Pasukan Naki rebut begitu banyak kota milik Kerajaan Verto?"Tenji menuangkan secangkir teh untuk Zerito secara pribadi sambil tersenyum."Zerito, apa yang kamu lihat adalah Kerajaan Verto kehilangan banyak kota. Tapi apa yang aku lihat adalah Pasukan Naki perlahan-lahan mendekati perangkap yang kubuat.""Ini adalah keseruan saat berburu, 'kan?""Ada orang yang suka bunuh mangsanya dengan satu anak panah, tapi aku lebih suka lihat mereka jatuh ke dalam perangkap, lalu meronta dan mengerang, sampai kehilangan harapan untuk bertahan hidup. Di tengah rasa takut dan rasa sakit dari tubuh fisik, mereka cuma akan menginginkan kematian."Tidak terdapat ekspresi apa pun di wajah Ze