Gudang lama di pinggiran Cileungsi kini jadi markas sementara tim kecil mereka. Tidak ada plang nama, tidak ada aktivitas mencolok—hanya cat rusak, pagar karatan, dan seekor anjing tua yang ditinggalkan pemiliknya. Tapi di dalamnya, detak perlawanan kembali hidup. Pagi itu, meja utama dipenuhi dokumen, peta digital, dan tablet dengan koneksi satelit gelap. Pak Tyo, seperti biasa, duduk paling dekat layar besar yang menampilkan jaringan pengiriman senjata bawah tanah di Asia Tenggara. Arthayasa berdiri di depan papan taktik, menunjuk salah satu titik merah yang berkedip. “Ini tempat pertama kita, ini adalah gudang senjata yang katanya baru aktif seminggu terakhir. Lokasinya di Bekasi Barat, dan dari laporan Bram, ada aktivitas keluar masuk malam hari. Kita curiga ini jalur masuk senjata Reza.” Surya bersandar di dinding, tangan masih memegang botol air. “Kalau kita masuk terlalu cepat, mereka bakal bersih-bersih duluan.” Ayudia duduk di pojok, mencatat dengan tekun. Ia tak
Terakhir Diperbarui : 2025-08-07 Baca selengkapnya