All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 1301 - Chapter 1310

"Aku sebenarnya bisa memberimu uang tiga kali lipat bahkan sepuluh kali lipat lebih banyak, tapi aku rasa yang kamu butuh sekarang bukan uang. Dokter bilang kamu terus merasa menyesal setelah mendengar gadis itu melompat dari gedung. Kamu pasti juga sudah sadar kamu sudah ditipu Sissy, 'kan?" kata Jason perlahan-lahan dengan nada yang tenang, memberikan orang rasa aman.Gadis itu masih belum keluar dari balik sofa, tetapi terdengar suara terisak-isak yang terputus-putus. Dokter bilang reaksi emosionalnya adalah yang paling jelas di antara para korban, yang berarti dia perlahan-lahan mulai melepaskan ketergantungannya pada Sissy.Jason menunggu hingga tangisan gadis itu mereda baru melanjutkan, "Aku ingin menyelamatkan istriku. Kamu mau memperjuangkan keadilan untuk dirimu sendiri nggak?""Nggak, nggak mungkin. Kak .... Kakak nggak akan membohongiku," bantah gadis itu terus-menerus.Jason berkata dengan lembut, "Mau membuktikannya? Kalau kamu mau, berdirilah."Suasana di ruangan itu men

Tak disangka, anak laki-laki itu langsung menggigit pergelangan tangan Janice dan terjadilah sebuah adegan dramatis.Melihat tangan Janice yang sedang menutup mulut anak perempuan digigit oleh anak laki-laki itu, Chelsea menutup mulut Janice dan memelototi anak laki-laki itu. "Lepaskan. Kalau nanti orang jahat di luar masuk, aku akan menyerahkan kalian pada mereka."Wajah anak laki-laki itu langsung memucat, lalu melepaskan gigitannya dari tangan Janice.Tanpa peduli dengan rasa sakitnya, Janice berkata pada kedua anak itu, "Jangan takut. Kami sama seperti kalian, kami juga ditangkap. Jangan bersuara. Kalau sampai menarik perhatian orang di luar, nanti kalian akan dipukul."Anak laki-laki yang menghalang di depan anak perempuan itu pun menganggukkan kepala. "Lepaskan adikku.""Adik?" tanya Janice sambil melepaskan tangannya. Meskipun mereka terlihat agak kotor, dia menyadari wajah kedua anak itu sangat mirip. Ternyata, kedua anak itu adalah anak kembar.Setelah berpikir sejenak, Janice

"Bibi, saat kotak besar itu diangkat, aku dengar ada orang di luar yang sedang menelepon. Dia bilang Tuan Keempat, orangnya sudah ditangkap," kata Lid."Siapa?" tanya Janice yang tertegun, lalu memeluk Lid lebih erat.Lid menjawab dengan sangat yakin, "Yah Tuan Keempat."Mendengar perkataan itu, Janice mengangkat kepala dan melirik Chelsea sekilas.Mata Chelsea langsung membelalak karena dia dan Janice tahu orang yang dimaksud adalah Yosep. Keluarga Azhara bekerja sama dengan Anwar dan kapal ini bisa berlabuh di pelabuhan milik Keluarga Karim, yang berarti tuan keempat itu adalah Yosep. Namun, mengapa Yosep harus menculik dua anak kecil?Janice dan Chelsea masih menyimpan banyak pertanyaan, tetapi mereka tidak berani membicarakannya karena anak-anak masih terjaga dan takut mereka ketakutan.Sampai akhirnya kedua anak itu tertidur di dalam pelukan Janice dan Chelsea, Chelsea baru mendekati Janice. "Itu Yosep, 'kan?""Ya," jawab Janice sambil menganggukkan kepala."Tapi, kenapa dia harus

"Bagus. Aku kira kamu ini temanku, pasti akan mengalah padaku. Aku nggak menyangka kamu begitu munafik. Aku beri tahu kamu, jangan harap," kata Chelsea."Kalau begitu, kita lihat saja siapa yang dapat," balas Janice."Bagus," balas Chelsea.Saat sedang bertengkar, tubuh Janice dan Chelsea sengaja menabrak pria yang sedang menonton mereka sampai makanan di tangan pria itu terjatuh ke lantai.Pria itu sempat tertegun sejenak, lalu buru-buru berteriak, "Berhenti! Kalian hanya perlu cium aku sebentar saja. Aku .... Argh!"Saat pura-pura berebut makanan dengan Chelsea, Janice langsung menampar wajah pria yang sedang berbicara itu."Wanita jalang! Aku bunuh kamu!" marah pria itu.Chelsea langsung melayangkan tendangan yang hampir saja mengenai bagian vital pria itu. "Kalau kamu berani menyentuhku, aku tendang kamu sampai mati."Kedua wanita itu benar-benar seperti orang gila yang terus berkelahi. Namun, mereka sama sekali tidak terluka, malahan pria itu yang terkena pukulan berkali-kali.Set

Namun pada detik berikutnya, Sissy langsung menoleh dan memelototi Janice. "Kamu bilang Pak Landon nggak menyukaiku, kamu ingin bilang dia menyukaimu, 'kan? Kalau nggak ada kalian lagi di dunia ini, aku akan jadi putri kedua Keluarga Azhara yang sebenarnya.""Tak lama kemudian, orang-orang akan perlahan-lahan melupakan kejadian di pameran seni itu dan nggak akan ada orang yang tahu aku pernah menjadi korban lagi. Saat itu, aku akan punya kesempatan untuk mendekati Pak Landon."Mendengar perkataan itu, Janice merasa ada sesuatu yang aneh dan kembali bertanya, "Sissy, apa yang sudah kamu lakukan?"Sissy mengangkat kepalanya, lalu menarik napas dalam-dalam dan menjawab dengan tenang, "Adik-adikku sudah menunggu kalian.""Kamu ... sudah membunuh para korban itu?" tanya Janice dengan ekspresi tidak percaya."Ya. Siapa suruh mereka nggak tahu diri, berani-beraninya menggoda Pak Landon. Kebetulan, aku juga jadi bisa mendapatkan kepercayaan dari Ibu," jawab Sissy sambil tersenyum.Janice langs