"Nevan, dengarkan Ayah, oke?" Melihat betapa sedih Nevan, hati Giyan ikut terasa pedih. "Adikmu pasti hidup dengan sangat baik di dunia lain, jadi jangan sedih lagi, ya?"Giyan menepuk punggung Nevan perlahan, suaranya terdengar sangat menenangkan.Miana perlahan mengangkat Nevan dari pelukan Giyan. "Sudah, sudah, jangan sedih lagi, ya? Malam ini, bagaimana kalau tidur dengan Ibu?"Nevan sudah tidur sendiri sejak usia dua tahun, tetapi dia sekarang masih berusia tiga tahun.Mimpi seperti itu tentu membuatnya rasa tidak nyaman."Oke." Nevan menyeka air matanya, lalu menggosok wajah kecilnya di pelukan ibunya.Dia merasa juah lebih berada di dekat ibunya.Miana menoleh ke Giyan dengan wajah penuh penyesalan. "Giyan, kamu kembali ke kamar dulu. Aku akan menemani dia tidur malam ini."Giyan memeluknya sebentar. "Oke, selamat malam."Setelah mengatakan itu, dia mencium pipi Miana dan Nevan.Meskipun agak kecewa, dia tahu ini satu-satunya hal yang bisa dia lakukan.Dia tidak mungkin, hanya d
Baca selengkapnya