…..Hari kedua di mansion Ibu Kota, agenda yang padat memaksa Cleo untuk bangun lebih awal. Mengabaikan matahari yang masih bermalas-malasan di ufuk timur, para pelayan sudah sibuk berlalu-lalang membawa peralatan kebersihan dan dekorasi.Melakukan inspeksi di beberapa ruang tamu, dahi Cleo mengernyit sepanjang waktu. Ekspresinya menyiratkan ketidakpuasan. Ruangan yang diisi karpet besar bermotif kuno, dinding dengan lis kayu kenari, serta deretan kursi berat bergaya antik, menurutnya lebih cocok dijadikan museum sejarah ketimbang digunakan untuk menerima tamu.“Kalau Mysie duduk di sini, dia tak akan betah lebih dari sepuluh menit,” gumam Cleo, memandang sinis sofa berumbai yang menyatu langsung dengan meja teh persegi dari abad lalu.Ernest, sang kepala pelayan, mencatat cepat setiap komentar dan saran di buku sakunya. “Berarti Anda menginginkan kesan hangat dan terbuka, Milady?”“Kesan muda, Ernest,” sahut Cleo gemas. “Aku tahu reputasi keluarga penting, tetapi bukan berarti harus
Terakhir Diperbarui : 2025-06-13 Baca selengkapnya