Langkah wanita tua itu terhenti tepat di depan Alma. Napasnya masih terengah, namun wajahnya terlihat begitu bahagia. Ada senyum yang menghiasi bibirnya yang mulai keriput. Tangannya terulur, menyentuh lengan Alma dengan lembut. “Ya Allah … ini benar kamu, Nak? Kamu yang waktu itu nolongin ibu di showroom, kan?” Alma yang sejak melihat wanita tua itu mengerutkan kening, mencoba mengingat. Kemudian matanya melebar. “Ibu … ! Ini ibu yang waktu itu hampir jatuh karena didorong sales, kan?” Wanita tua itu tertawa pelan. “Iya, iya! Ibu kira kita nggak bakal ketemu lagi. Eh, malah ketemu di rumah sakit." “Ibu ke sini untuk ...? Maaf, maksud saya .… barusan ibu seperti terburu--buru ...," tanya Alma dengan wajah penuh tanda tanya. Pak Menteri yang sejak tadi berdiri di samping Prof. Mahendra, akhirnya mendekat. “Dokter Alma, Dokter Felix ... kenalkan, beliau ini ibunda saya.” Alma dan Felix sontak saling melirik. “Ibunda?!” “Maksudnya ... Ibu dari Pak Menteri?” Felix memastikan
Last Updated : 2025-06-29 Read more