Sua belum juga menarik tangannya dari genggaman Rai, dan pria itu masih terpaku pada wajahnya, seolah baru benar-benar melihat gadis itu untuk pertama kalinya. Lalu, dengan lirih tapi jelas, Rai bergumam:“Kau … terlihat semakin kurus.”Kata-katanya sederhana, tapi mengandung lebih banyak kepedulian daripada semua suara yang pernah Sua dengar di rumah itu.Sua menoleh, mata mereka bertemu. Ia menjawab dengan tenang, seperti menuturkan cerita harian:“Ayah mengurungku di Paviliun Barat, tanpa makanan dan tanpa seteguk air pun.”Hanya dalam satu detik, tatapan Rai berubah.Wajahnya tetap dingin, tapi mata yang biasa melihat kematian di medan perang, menyala seperti bara yang tersulut bensin. Tatapannya beralih tajam ke arah Han Feng, menusuk seperti anak panah.Beberapa bangsawan langsung menegang, merasa hawa ruangan turun beberapa derajat.Namun, Rai tidak menyerang. Ia menahan diri.Karena yang lebih penting saat ini adalah gadis di hadapannya. Ia menoleh kembali ke Sua. Tanpa menung
Last Updated : 2025-06-20 Read more