“Ada reaksi,” ujar Rai cepat, menoleh ke arah tabib penjaga yang berdiri di ambang ruangan dengan wajah tegang. “Siapkan air dingin dan kain, sekarang!”Tanpa banyak bicara, tabib itu segera bergerak, tangannya cekatan mengambil kendi air dan sehelai kain bersih dari rak di sudut ruang. Sementara itu, tubuh Su Ying mulai menggigil hebat. Urat-urat di leher dan lengannya menonjol, gelap dan membiru, seperti akar hitam yang bergerak di bawah kulit. Namun bukan menyebar, urat-urat itu justru berkumpul, seperti dialirkan paksa menuju dada dan naik ke kerongkongan.Napasnya tersendat. Dadanya terangkat tajam, seolah seluruh penyakit di tubuhnya menolak untuk keluar.Tiba-tiba—Su Ying memuntahkan sesuatu.Bukan darah. Bukan lendir. Tapi gumpalan kabut gelap, kental, berdenyut seperti uap yang gagal menjadi asap. Gumpalan itu jatuh ke lantai batu dan langsung menguap perlahan, meninggalkan bau tajam busuk bercampur hangus, menusuk hingga ke mata.Tabib itu berhenti di sisi Rai, terkejut. “I
Last Updated : 2025-06-14 Read more