Chunying mendekat dengan hati-hati. Ia mengangkat satu tangan dan dengan jemari yang ringan, menyentuh pipi Bae Ya tepat di tempat luka kecil itu berada. Sentuhannya lembut, hampir seperti hembusan angin.“Kau terluka karena aku,” gumamnya, matanya menatap dalam pada wajah gadis itu. “Maaf, aku ceroboh.”Bae Ya terdiam. Matanya terpaku pada mata Chunying, yang kini begitu dekat. Ia bisa merasakan panas dari tubuh pemuda itu, juga detak jantungnya yang cepat, atau mungkin itu detaknya sendiri?“Aku tidak apa-apa,” bisik Bae Ya akhirnya, suaranya. “Aku ... aku hanya kaget.”Chunying masih berdiri dekat, ujung jarinya belum sepenuhnya meninggalkan pipi Bae Ya. Seketika, suara pelan tapi tajam tiba-tiba terdengar dari balik tirai tempat tidur."Bagus sekali," ucap Sua, datar. "Kau berani melukai wajah pelayanku?"Chunying sontak menarik tangannya. Bae Ya refleks melompat mundur, wajahnya memerah seperti baru saja tertangkap basah mencuri kue jamuan."Nona!" seru keduanya hampir bersamaan,
Last Updated : 2025-06-03 Read more