Tiba-tiba, suara letupan peluru memecah keheningan. Peluru menghantam tiang kayu dekat kepala Aruna. Dari atas derek kapal, sniper Umbra mengawasi, siap menembak.Aruna langsung menarik Nadira ke bawah.Aruna merasa geram, “Sial, mereka tidak akan biarkan kita hidup, bahkan kalau bom ini bisa kita jinakkan.”Ezra berlari ke sisi kontainer, tubuhnya jadi tameng. Kakinya yang masih cidera terasa perih, tapi ia tetap berdiri tegak.“Aku akan tahan tembakan. Kau fokus pada bom, Aruna!”Timer: 00:00:38.Aruna membuka panel bom dengan tangan bergetar. Kabel-kabel berwarna merah, biru, hijau, dan hitam tersambung ke detonator.Aruna berbisik, “Mana yang benar…?!”Nadira berlutut di sampingnya, menunjuk kabel hijau. “Yang ini… biasanya kabel penghubung utama.”Ezra kembali berteriak dari belakang, “Biasanya?! Nadira, ini nyawa kita taruhannya!”Nadira menutup mata sejenak, air mata jatuh. “Kalau aku salah… aku yang tanggung. Potong sekarang, Aruna.”Aruna menatapnya lama, lalu dengan nekat
Last Updated : 2025-08-29 Read more