Embun pagi belum sepenuhnya lenyap dari permukaan aspal ketika Wala berdiri mematung di tepi jalan kecil yang sepi. Matanya sayu, tapi tidak kehilangan nyala tekad. Nafasnya dihembuskan berat, panjang, seperti mencoba menyingkirkan sesak yang sudah mengakar dalam dadanya. Rambutnya sedikit berantakan, wajahnya tampak lelah namun masih menyimpan semacam ketegangan yang tak bisa dibendung. Ia menatap ke sekeliling, ke arah gang kecil yang sudah dia susuri semalam, ke toko-toko yang baru saja hendak membuka pintu, namun tak satu pun jejak Nataya bisa dia temukan.“Kemana kamu, Nataya…?” gumamnya nyaris tak terdengar, tenggelam oleh desir angin pagi yang mengusik anak rambutnya. Matanya memejam sejenak. Ia tahu, pencarian belum selesai. Ia tak bisa menyerah. Ia belum menemukan jawaban tentang Narumi. Belum juga menemukan siapa sebenarnya orang tua dari gadis itu. Dan kini, satu-satunya petunjuk yang ia miliki—Nataya—telah menghilang begitu saja.Tangannya mengepal. Ada keputusasaan, tapi
Last Updated : 2025-05-16 Read more