Share

TKPCP

Author: Melyana_Arum
last update Last Updated: 2025-05-21 12:17:00

"Jadi... selama ini kamu tahu?"

Suara Narumi datar, tapi mengguncang. Dewa menunduk perlahan. Wajahnya tegang, seperti sedang menahan letusan dari dalam dirinya sendiri.

"Aku tahu... belum lama. Bahkan waktu pertama kali aku ketemu kamu... aku nggak curiga. Tapi... kalung itu, wajahmu, tatapanmu... semua terasa akrab. Dan Kaisar… dia yang pertama menyuruh aku selidiki."

Narumi menatapnya lama. Lama sekali. Udara seolah berhenti berputar di antara mereka.

"Kenapa nggak kamu kasih tahu langsung? Kenapa nunggu sampai... semuanya meledak begini?"

Dewa berjalan mendekat. Ia tak duduk. Hanya berdiri di depan Narumi, seperti hendak memberi jarak tapi sekaligus ingin dekat.

"Karena aku takut... kamu nggak mau tahu. Karena aku tahu kamu udah punya luka, udah punya kehidupan sendiri. Aku takut kamu anggap aku cuma orang asing yang tiba-tiba datang bawa drama."

Ia menatap Narumi lekat-lekat.

"Dan karena... aku bukan kakak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   38

    Setelah gagal menyusup dan menggoyahkan hubungan Narumi dan Kaisar selama honeymoon, Nayla tidak menyerah. Justru, kekalahan itu membakar api baru dalam dirinya.Ia duduk di sebuah kamar hotel kelas atas di Bali, menatap layar ponselnya yang penuh dengan pemberitaan tentang pernikahan Narumi. Gambar-gambar bahagia, wajah Narumi yang bersinar dalam balutan kebaya pengantin, Kaisar yang memeluknya dengan tatapan penuh cinta — semua itu menusuk matanya."Narumi..." bibir Nayla menggumam penuh kebencian. "Kenapa semua kebahagiaan itu milikmu? Padahal akulah yang punya semuanya lebih dulu..."Kepalanya dipenuhi dengan masa lalu — ketika ia masih menjadi pusat perhatian di kampus, sahabat dekat Narumi, lalu… secara licik, merebut Tryan hanya karena tidak tahan melihat Narumi dicintai.Namun yang dia dapatkan? Tryan yang hampa dan hubungan yang hancur.Kini, Narumi bahkan menjadi anggota keluarga Dewangga, istri pewaris Kaisar Gumilar, dan hidupnya viral sebagai "gadis yatim piatu yang terny

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   37

    Di kamarnya yang sempit, Nayla menonton video saat Kaisar membantu Narumi turun dari pelaminan. Senyum itu… senyum yang dulu pernah ia anggap miliknya. Tapi sekarang? Ia bahkan tak lagi memiliki ruang dalam hidup Narumi.“Aku yang dulu berdiri di sampingmu… kenapa kamu yang dapat semua sekarang?” desisnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri.Tangannya bergerak cepat—mematikan layar ponsel, melemparnya ke kasur.Ia bangkit, berdiri menghadap cermin retak di sudut ruangan, menatap bayangan dirinya."Kamu gak pantas kalah, Nayla. Kamu harus buktikan, kamu bukan sekadar bayangan Narumi…”Apakah Nayla akan muncul di kehidupan Kaisar dan Narumi lagi? Apakah ia hanya ingin menuntut keadilan atas luka batin yang belum sembuh? Atau ada tujuan tersembunyi lain di balik kembalinya Nayla ke dunia luar?Dan bagaimana jika Tryan, yang kini juga merasa bersalah, kembali masuk dalam konflik ini?Di sebuah vila mewah di pinggir danau di

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   36

    Dan malam itu, bunga-bunga bahagia tumbuh tak hanya untuk Kaisar dan Narumi — tapi mulai merekah di hati Senja dan Jingga juga.Suasana hangat menyelimuti pelataran tempat resepsi ketika sesi foto bersama dimulai. Latar belakang dihiasi bunga berwarna putih gading dan hijau zamrud—simbol ketulusan dan harapan baru. Narumi berdiri di samping Kaisar, tersenyum sambil menahan genangan haru yang tak henti mengalir dari matanya sejak akad.Bu Prasasti dan Pak Bagus, berdiri di sisi kiri Narumi, masing-masing memegang tangan anak perempuan yang dulu sempat hilang dari pelukan mereka. Dewa, dengan setelan abu muda, berdiri tegap di belakang mereka, meletakkan tangan di pundak Narumi sebagai tanda pengakuan dan proteksi seorang kakak.Bu Hermina dan Pak Wiyoko, meski sempat terluka oleh kenyataan bahwa Narumi bukan anak kandung mereka, kini ikut tersenyum tulus. Mereka tahu, cinta tak selalu datang dari darah—tapi dari waktu yang mereka habiskan bersama Narumi sel

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   35

    “Yaaaah! Natayaaa!”“Wah, jodohmu deket, Nay!”Sorakan itu mengalir di antara tawa. Tapi di antara semua keramaian itu, hanya satu tatapan yang membuat waktu terasa melambat.Wala.Dari tepi kerumunan, ia memandang Nataya. Tidak ada senyum menggoda. Tidak juga cemburu. Hanya sebuah tatapan yang tenang... dan terbuka. Nataya menangkap tatapan itu, lalu — seperti mendapat keberanian dari bunga di tangannya — ia melangkah perlahan menghampiri.Wala menunggu.Saat mereka berdiri berhadapan, bunga itu masih di tangan Nataya. Dengan suara pelan, ia bertanya:“Kamu percaya pada tanda?”Wala menatap bunga itu, lalu mengangkat bahu ringan.“Kadang tanda cuma jadi tanda... Tapi bisa juga jadi awal.”Nataya tersenyum. Tak manis, tapi hangat.“Mau nemenin aku mulai awal itu?”Wala tak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya mengulurkan tangan. Nataya meletakkan bunga itu di tangan Wala, lalu merek

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   34

    Narumi mengangguk. “Dan sekarang, aku tahu… rumah itu bukan bangunan. Tapi kamu.”Pelataran pesta malam itu diterangi lampu temaram dan irama gamelan modern yang lembut mengalun. Semua tamu mengenakan busana elegan berwarna pastel — satu harmoni yang membingkai keindahan penyatuan dua keluarga besar.Nataya berdiri di dekat meja minuman, gelas mocktail di tangannya, matanya memandangi keramaian dengan wajah datar. Di balik senyumnya yang ditarik ringan, ada gelisah yang belum tuntas.Di kejauhan, Wala baru saja selesai berbincang dengan Pak Nusantara dan Bu Naomi. Ia mengenakan batik biru tua dengan garis emas, wajahnya tenang namun matanya menyapu pelataran, seolah mencari seseorang… atau sesuatu.Dan saat itu—Tatapan mereka bertemu.Nataya sedikit mengangkat alis, ragu apakah akan berbalik atau bertahan. Tapi langkah Wala sudah lebih dulu bergerak, mantap, tak terburu-buru. Ada jeda panjang saat keduanya berdiri berhadapan, su

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   33

    Matahari pagi bersinar lembut. Langit membiru jernih, seakan turut merayakan cinta yang telah melalui badai dan ujian panjang.Narumi berdiri di balik tirai putih di ruang rias. Gaun adat modern menghiasi tubuh mungilnya, dan di lehernya… kalung peninggalan yang dulu pernah hilang. Kalung yang menjadi saksi perjalanan panjang menemukan siapa dirinya.Kaisar, mengenakan beskap gagah, menatap cermin. Napasnya dalam. Kali ini, bukan karena takut… tapi karena hatinya dipenuhi rasa syukur.Di ruang pelaminan, dua keluarga besar: Gumilar dan Dewangga, duduk berdampingan. Pak Nusantara dan Bu Naomi berada di depan. Wala pun hadir, dengan senyum tulus, meski masih menyisakan luka dalam diam.Akad nikah dimulai.“Saya nikahkan dan kawinkan putri kandung saya, Narumi Dewangga… dengan engkau, Kaisar Gumilar, dengan maskawin tersebut dibayar tunai.”Suara itu menggetarkan dada semua yang hadir.“Saya terima nikahnya…”Suara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status