Wala membantu Nataya duduk kembali di bangku belakang, pelan dan penuh kehati-hatian. Ia bisa melihat betapa lelah dan takutnya perempuan itu. Meski wajah Nataya setengah tertutup oleh rambut kusut dan debu, sorot matanya menyiratkan kecerdasan dan trauma yang dalam.Wala membuka kotak P3K, membersihkan luka goresan di kaki Nataya, lalu membalutnya dengan perban steril. Tangannya sigap, namun suaranya tetap lembut."Aku gak akan tanya apa-apa dulu. Tapi kamu aman sekarang," katanya sambil menyeka darah kering di siku Nataya.Nataya mengangguk, matanya menatap Wala dengan pandangan campur aduk antara syukur dan keterkejutan. "Aku gak nyangka... bisa ketemu orang sebaik kamu di tengah semua ini."Wala terkekeh pelan, menutup kembali kotak obat. "Jangan cepat percaya orang, bisa aja aku penculik juga.""Kalau kamu penculik, kamu gak akan belikan aku makanan," balas Nataya, tersenyum samar. Itu senyum pertam
Last Updated : 2025-05-14 Read more