Alena duduk di pojok kamarnya, memeluk lututnya erat-erat sambil menatap layar ponsel yang terus berdering. Sudah dua puluh tiga panggilan tak terjawab dari Adrian dalam satu jam terakhir. Setiap kali ponselnya berbunyi, tubuhnya gemetar dan dadanya terasa sesak."Len, kamu di dalam?" suara mama terdengar dari luar pintu, diikuti ketukan lembut."Iya, Ma," jawab Alena dengan suara parau."Buka pintunya, sayang. Mama bawakan teh hangat."Dengan langkah berat, Alena membuka pintu. Mama langsung melihat mata anaknya yang sembab dan wajah yang pucat pasi."Len, kamu sudah tidak makan dari tadi pagi. Dan lihat, tanganmu gemetar."Alena menerima cangkir teh dengan tangan yang bergetar. "Ma, aku takut. Adrian terus menelepon. Dia juga kirim pesan-pesan yang... yang aneh.""Pesan seperti apa?"Alena menunjukkan ponselnya kepada mama. Pesan-pesan dari nomor yang berbeda-beda, tapi isinya sama menakutkannya:"Alena, aku tahu kamu di dalam. Aku bisa melihat bayangan kamu dari jendela.""Kenapa k
Last Updated : 2025-06-12 Read more