Share

Bab 273

Penulis: perdy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-11 23:35:27

Sudah tiga bulan sejak Alena pindah ke Medan, dan ia mulai merasa sedikit tenang. Rutinitas barunya sederhana tapi memberikan ketenangan: membantu mama di warung kecil mereka, mengikuti kelas yoga di komunitas lingkungan, dan perlahan-lahan membangun hubungan yang lebih baik dengan dirinya sendiri.

Pagi itu, Alena sedang menyiram tanaman di halaman depan rumah ketika ia mendengar suara mobil berhenti. Ia menoleh dan jantungnya langsung berdebar kencang. Sebuah mobil hitam yang tidak ia kenal terparkir di depan rumahnya.

Pintu mobil terbuka, dan sosok yang paling tidak ingin ia lihat keluar dari dalamnya.

Adrian.

Untuk sesaat, Alena terpaku. Ia berharap ini hanya mimpi buruk, tapi ketika Adrian mulai berjalan menuju gerbang rumahnya dengan langkah percaya diri yang sangat ia kenal, realitas menghantamnya keras.

"Alena," Adrian tersenyum, tapi senyum itu tidak mencapai matanya. "Kamu terlihat... berbeda."

"Adrian..." suara Alena hampir berbisik. "Bagaimana kamu bisa menemukan alamat ini
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 278

    Alena merasa sedikit lega. Mungkin Adrian benar-benar serius untuk berubah."Baiklah. Apa yang mau kamu bicarakan?""Aku mau minta maaf, Len. Untuk semua yang sudah aku lakukan. Aku sadar aku sudah membuat kamu takut, dan itu bukan keinginan aku.""Aku menerima permintaan maaf kamu, Adrian.""Dan aku mau bilang, aku mengerti kenapa kamu mau mengakhiri hubungan kita. Kita memang tidak sehat satu sama lain."Alena mengangguk, merasa hopeful."Tapi," Adrian melanjutkan, "aku juga mau kamu tahu bahwa aku tidak akan pernah bisa completely move on dari kamu. Kamu akan selalu menjadi bagian dari hidup aku.""Adrian—""Tidak, dengarkan aku dulu. Aku tidak bilang aku akan terus mengganggu kamu. Tapi aku mau kamu tahu bahwa kalau suatu hari kamu berubah pikiran, kalau kamu menyadari bahwa kita memang ditakdirkan bersama, aku akan selalu menunggu."Rasa lega Alena mulai menghilang. "Adrian, tujuan pertemuan ini adalah untuk closure. Bukan untuk memberikan harapan palsu.""Ini bukan harapan palsu

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 277

    Bab 235: Ketika Cinta Berubah Menjadi ObsesiSeminggu setelah pertemuan tengah malam itu, Alena mengira Adrian sudah benar-benar pergi. Ia mulai merasakan sedikit ketenangan, berpikir bahwa mungkin kata-kata terakhir mereka telah membuat Adrian mengerti. Tapi ia salah besar.Selasa pagi, ketika Alena sedang menyiram tanaman di halaman depan rumah kontrakan barunya, sebuah mobil hitam yang sudah tidak asing lagi terparkir di seberang jalan. Jantung Alena langsung berdegup kencang. Adrian duduk di dalam mobil, menatapnya melalui kaca depan.Alena pura-pura tidak melihat dan bergegas masuk ke dalam rumah. Tapi dari balik tirai, ia bisa melihat Adrian masih duduk di sana, seperti sedang mengawasinya.Sore harinya, ketika Alena pulang dari supermarket, Adrian sudah menunggu di depan pagar rumahnya."Hai, Len," sapanya dengan senyum yang terlihat dipaksakan. "Berat belanjanya? Aku bisa bantu bawa.""Tidak perlu, Adrian. Aku bisa sendiri." Alena mencoba berjalan melewatinya, tapi Adrian meng

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 276

    "Adrian, aku tidak bisa melakukan ini lagi. Aku tidak bisa menjadi penyelamat kamu. Aku sendiri masih belajar untuk menjadi orang yang lebih baik.""Kamu sudah sempurna, Len. Kamu tidak perlu berubah apa-apa.""Tidak, Adrian. Aku tidak sempurna. Aku adalah orang yang berselingkuh dengan pria yang sudah beristri selama lima tahun. Aku adalah orang yang menghancurkan pernikahan aku sendiri. Aku adalah orang yang menyakiti banyak orang. Aku perlu berubah.""Tapi aku mencintai kamu apa adanya, Len. Aku mencintai semua sisi dari dirimu.""Cinta yang seperti itu tidak sehat, Adrian. Cinta yang sehat mendukung pertumbuhan, bukan mencegahnya."Adrian terdiam panjang. Ketika ia berbicara lagi, suaranya sangat lirih."Jadi... ini benar-benar sudah berakhir? Tidak ada harapan lagi untuk kita?"Alena menutup mata, merasakan hatinya hancur. Bagian dari dirinya masih mencintai Adrian – bagaimana mungkin tidak, setelah lima tahun? Tapi ia tahu bahwa cinta itu sudah berubah menjadi sesuatu yang toxic

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 275

    Alena terbangun dari tidur yang gelisah ketika mendengar ketukan halus di jendela kamarnya. Jam menunjukkan pukul empat dini hari. Jantungnya langsung berdebar kencang – hanya ada satu orang yang mungkin datang di jam seperti ini."Alena," suara Adrian terdengar lirih dari luar jendela. "Aku tahu kamu tidak tidur. Tolong, buka jendelanya. Aku cuma mau bicara."Alena terduduk di tempat tidur, tubuhnya gemetar. Bagian dari dirinya ingin mengabaikan Adrian, tapi suara itu... suara yang pernah ia cintai, kini terdengar sangat rapuh dan putus asa."Len, please. Aku sudah tidak tidur tiga hari. Aku tidak makan dengan benar. Aku benar-benar hancur tanpa kamu."Dengan langkah ragu, Alena mendekati jendela tapi tidak membukanya. Melalui tirai tipis, ia bisa melihat siluet Adrian yang duduk di tanah, bersandar pada tembok rumah."Adrian, kamu tidak seharusnya di sini. Ini jam empat pagi.""Aku tidak tahu harus kemana lagi, Len. Aku sudah coba tidur di hotel, tapi aku terus kepikiran kamu. Aku t

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 274

    Alena duduk di pojok kamarnya, memeluk lututnya erat-erat sambil menatap layar ponsel yang terus berdering. Sudah dua puluh tiga panggilan tak terjawab dari Adrian dalam satu jam terakhir. Setiap kali ponselnya berbunyi, tubuhnya gemetar dan dadanya terasa sesak."Len, kamu di dalam?" suara mama terdengar dari luar pintu, diikuti ketukan lembut."Iya, Ma," jawab Alena dengan suara parau."Buka pintunya, sayang. Mama bawakan teh hangat."Dengan langkah berat, Alena membuka pintu. Mama langsung melihat mata anaknya yang sembab dan wajah yang pucat pasi."Len, kamu sudah tidak makan dari tadi pagi. Dan lihat, tanganmu gemetar."Alena menerima cangkir teh dengan tangan yang bergetar. "Ma, aku takut. Adrian terus menelepon. Dia juga kirim pesan-pesan yang... yang aneh.""Pesan seperti apa?"Alena menunjukkan ponselnya kepada mama. Pesan-pesan dari nomor yang berbeda-beda, tapi isinya sama menakutkannya:"Alena, aku tahu kamu di dalam. Aku bisa melihat bayangan kamu dari jendela.""Kenapa k

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 273

    Sudah tiga bulan sejak Alena pindah ke Medan, dan ia mulai merasa sedikit tenang. Rutinitas barunya sederhana tapi memberikan ketenangan: membantu mama di warung kecil mereka, mengikuti kelas yoga di komunitas lingkungan, dan perlahan-lahan membangun hubungan yang lebih baik dengan dirinya sendiri.Pagi itu, Alena sedang menyiram tanaman di halaman depan rumah ketika ia mendengar suara mobil berhenti. Ia menoleh dan jantungnya langsung berdebar kencang. Sebuah mobil hitam yang tidak ia kenal terparkir di depan rumahnya.Pintu mobil terbuka, dan sosok yang paling tidak ingin ia lihat keluar dari dalamnya.Adrian.Untuk sesaat, Alena terpaku. Ia berharap ini hanya mimpi buruk, tapi ketika Adrian mulai berjalan menuju gerbang rumahnya dengan langkah percaya diri yang sangat ia kenal, realitas menghantamnya keras."Alena," Adrian tersenyum, tapi senyum itu tidak mencapai matanya. "Kamu terlihat... berbeda.""Adrian..." suara Alena hampir berbisik. "Bagaimana kamu bisa menemukan alamat ini

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status